Elektabilitas Jokowi Naik? Tunggu, Siapa Dulu yang Bikin Surveinya - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Elektabilitas Jokowi Naik? Tunggu, Siapa Dulu yang Bikin Surveinya

Moddie Alvianto W. oleh Moddie Alvianto W.
5 Mei 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Kata Prabowo, “(Hasil) survei itu tergantung siapa yang bayar.” Sebagai eks-surveyor, saya cuma bisa setuju. Survei elektabilitas terlalu politis untuk bersih dari uang.

Pemanasan menjelang pilpres bukan cuma diisi dengan perang deklarasi capres-cawapres, tapi juga perang survei. Survei apa lagi kalau bukan soal elektabilitas, elektabilitas, dan elektabilitas. Survei elektabilitas ini sudah menyerupai pemilu kepagian. Sebab, percaya tidak percaya, kalau hasil survei elektabilitas diumumkan hari ini, besok itulah yang akan menjadi topik perkelahian cebong-kampret.

“Hahaha, #2019GantiPresiden malah bikin elektabilitas Prabowo turun! Ciye, makin panik.”

“Kasihan ya, Pakdhe, udah pencitraan terus, elektabilitasnya tetap aja di bawah 50%. Hehehe.”

Ketika survei elektabitas saja membuat sindir-menyindir demikian kencang, terbayang sudah drama hitung cepat kelak akan seperti apa.

Baca Juga:

Selain Paspampres, Jokowi Perlu Membawa 4 Benda Ini ke Rusia dan Ukraina

Klaim Abal-abal Program Kartu Prakerja ala Menteri Airlangga

Dahsyatnya Nasida Ria hingga Koalisi Prabowo-Cak Imin

Perkara elektabilitas, yang paling hangat, dua hari lalu Indikator Politik Indonesia mengumumkan bahwa jika Jokowi head-to-head dengan Prabowo, elektabilitas Jokowi naik menjadi 60,6% dan Prabowo turun menjadi 29%. Disebut naik dan turun karena pada survei Indikator September 2017, simulasi head-to-head Jokowi-Prabowo menghasilkan persentase 58,9% dan 31,3%.

Sehari setelah pengumuman dari Indikator, Prabowo menanggapinya dengan bilang, “(Hasil) survei itu tergantung siapa yang bayar.” Jelas pernyataan yang akan dianggap ngeles oleh para cebong.

Saya cenderung setuju dengan beliau. Saya pernah bergelut sebagai relawan data alias surveyor hampir lima tahun lamanya. Dengan bekal pengalaman, saya bisa tahu lembaga mana menerima pesanan dari siapa hanya dari melihat daftar pertanyaan survei mereka.

Begini. Sebenarnya, hampir semua survei memiliki daftar pertanyaan yang tak jauh beda. Kalaupun beda, paling di pilihan jawabannya dan jumlah pertanyaannya saja.

Selain itu, bagi surveyor ada dua hal yang pantang dilakukan alias haram hukumnya, walaupun sebenarnya fatwa tersebut tak mengikat. Pertama, mengarahkan jawaban; kedua, yang ditanya alias responden mengatakan jawaban tidak tahu. Kalau sampai ada jawaban tidak tahu, wah bisa-bisa survei error. Masak sudah bayar mahal, survei malah nggak berguna. Si pemesan akan rugi.

Wajar jika Prabowo sampai berkata seperti itu saat menanggapi hasil survei Indikator. Hasil survei Indikator memang jarang menempatkan Prabowo mengalahkan Jokowi. Anda bisa cek dari hasil survei Jokowi sebelum ia jadi presiden hingga saat ini.

Lalu, kapan Prabowo menang? Ya, ketika ia memakai survei yang menguntungkan dirinya. Itulah yang terjadi saat hitung cepat di pilpres 2014 silam.

Sebelum penghitungan cepat terjadi, ada survei yang melalui beberapa tahap, yang bahkan memakan waktu berbulan-bulan. Tujuannya untuk mengetahui perilaku pemilih.

Caranya? Memberikan bermacam-macam pertanyaan. Ada pertanyaan yang baik, ada pula pertanyaan menjebak. Biasanya pertanyaan menjebak terjadi di pertanyaan nomor 90 sekian atau di bagian menjelang akhir survei.

Sebagai contoh, pada survei di tahun 2014 ada pertanyaan sebagai berikut.

91. Jika Anda disuruh memilih Presiden hari ini, mana yang Anda pilih?

Prabowo; B. Jokowi; C. Anies Baswedan; D. Mahfud MD

Pilihan selanjutnya lebih mengerucut lagi.

A. Prabowo; B. Jokowi; C. Anies Baswedan

Terus mengerucut sampai cuma dua pilihan.

A. Prabowo; B. Jokowi

Tapi, nomor-nomor berikutnya tetap mencantumkan dua pilihan, seperti,

A. Prabowo; B. Anies Baswedan atau A. Prabowo; B. Jokowi atau A. Prabowo; B. Mahfud MD

Responden yang paham tentu akan bertanya, “Kok dari tadi pilihannya mengerucut ke Prabowo terus? Ini pertanyaan pesanan, ya?” Dan sebagai surveyor yang manut atasan, tentu hanya diperbolehkan menjawab, “Maaf, kami hanya ingin mengetahui perilaku pemilih.” Sudah, hanya itu.

Saat survei tersebut sudah selesai dan diketahui di daerah mana Prabowo menang, selanjutnya, tinggal menyuruh surveyor datang ke daerah tersebut saat penghitungan cepat berlangsung. Makanya, wajar 2014 kemarin ada lembaga survei yang memenangkan Prabowo.

Nah, mengenai perilaku pemilih, ada beberapa pertanyaan yang menarik menurut saya. Beberapa kali saya ikut sebagai surveyor di berbagai lembaga, pertanyaan ini bolak-balik muncul. Saya lupa-lupa ingat persisnya, tapi kira-kira begini.

Kalau Anda diberi uang menjelang penghitungan suara, sikap apa yang Anda ambil?” (Kalau responden menjawab B atau C, lompat ke pertanyaan nomor 121.)

A. Menolak tegas; B. Menerimanya tapi tak memilih; C. Menerima dan memilih; D. Rahasia; E. Tidak Tahu

Ternyata, ada beberapa responden yang menjawab B atau C. Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah,

Jika Anda menerima uang, berapa jumlah uang yang Anda harapkan?

A. 50 ribu; B. 100 ribu; C. 150 ribu; D. Rahasia; E. Tidak tahu

Mengejutkan? Jangan kaget. Kalau ada politisi yang bilang, “Jangan menggunakan politik uang,” kemungkinan besar politisi tersebut sedang menipu diri atau menipu orang yang ia ajak bicara. Pemilu beserta tetek bengek di dalamnya seperti survei dan mahar, semua memang digerakkan oleh uang, uang, dan uang.

Terakhir diperbarui pada 5 Mei 2018 oleh

Tags: cara kerja surveihasil surveihitung cepatindikator politik indonesiajokowipertanyaan surveiPilpres 2019prabowosurvei elektabilitas
Moddie Alvianto W.

Moddie Alvianto W.

Analis di RKI. Tinggal di Yogyakarta.

Artikel Terkait

Selain Paspampres, Jokowi Perlu Membawa 4 Benda Ini ke Rusia dan Ukraina MOJOK.CO

Selain Paspampres, Jokowi Perlu Membawa 4 Benda Ini ke Rusia dan Ukraina

27 Juni 2022
Klaim Abal-abal Program Kartu Prakerja ala Menteri Airlangga MOJOK.CO

Klaim Abal-abal Program Kartu Prakerja ala Menteri Airlangga

23 Juni 2022
Dahsyatnya Nasida Ria hingga Koalisi Prabowo-Cak Imin

Dahsyatnya Nasida Ria hingga Koalisi Prabowo-Cak Imin

22 Juni 2022
subsidi energi mojok.co

Jokowi: Subsidi Energi Setara dengan Biaya Pembangunan Ibu Kota Baru

21 Juni 2022
Politisi diangkat Jokowi jadi menteri

Perbanyak Politisi di Kabinet, Jokowi Dianggap Ingin Lebarkan Pengaruh Politik

17 Juni 2022
Pengamat politik UGM, Mada Sukmajati, Jokowi

Reshuffle Ketujuh Kalinya, Pengamat Politik Sebut Jokowi Amankan IKN

16 Juni 2022
Pos Selanjutnya
Foto Kartini Berhijab, Hijabnya Elegan dan Kacamatanya Trendi

Tak Bisa Keluar dari Bayang-Bayang Mantan Pacar

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Elektabilitas Jokowi Naik? Tunggu, Siapa Dulu yang Bikin Surveinya

5 Mei 2018
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
baskara aji mojok.co

Soal Jam Malam, Sultan Minta Menyeluruh di Jogja

24 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022
Teror Pulung Gantung: Air Mata dan Seutas Tali Pati di Pohon Jati MOJOK.CO

Teror Pulung Gantung: Air Mata dan Seutas Tali Pati di Pohon Jati

23 Juni 2022
Pertamina dan aplikasi MyPertamina yang bikin ribet rakyat kecil! MOJOK.CO

MyPertamina dan Logika Aneh Pertamina: Nggak Peka Kehidupan Rakyat Kecil!

29 Juni 2022

Terbaru

holywings jogja mojok.co

Holywings Jogja Ditutup Satpol PP, Buntut Kasus di Jakarta

29 Juni 2022
Kekerasan seksual

Lakukan Pelecehan Seksual, Pelaku Tak Boleh Naik Kereta Api Seumur Hidup

29 Juni 2022
Boikot Holywings, Polemik ETLE, dan Politik Tukang Bakso

Boikot Holywings, Polemik ETLE, dan Politik Tukang Bakso

29 Juni 2022
pertalite mojok.co

KSP Sebut Peraturan Beli Pertalite dan Solar Demi Ketahanan Nasional

29 Juni 2022
petilasan ratu kalinyamat mojok.co

Menyusuri Jejak Cinta Kalinyamat, Ratu Pemberani dari Jepara

29 Juni 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In