MOJOK.CO – Saya tidak berminat ikut campur dalam persoalan rumah tangga orang lain. Saya bisa mengontrol rasa penasaran. Saya bukan Deddy Corbuzier.
Jika Anda membuka Google dan mengetik kata kunci “Smart people Deddy Corbuzier adalah…” di kolom pencarian, tampilan paling atas adalah definisi yang saya bikin pada 2019 lalu. Itu adalah potongan artikel di situs kesayangan kita, Mojok.co, berjudul “Simulakra Deddy Corbuzier dan Smart People yang Enggak Smart-smart Amat.” Dan tiga tahun setelah artikel itu tayang, pendapat saya tidak banyak berubah.
Deddy Corbuzier kali ini mendapat sorotan (lagi) setelah berseteru dengan Meyden. Pangkal masalahnya adalah perkara keperawanan.
Sekali lagi: keperawanan.
Sampai paragraf ini, sudah jelas bahwa jargon Smart People memang tak relevan untuk konten-konten Deddy Corbuzier. Tahun masehi sudah mau masuk angka 2023, dan seorang om-om menanyakan tentang sesuatu yang sukar dibuktikan secara ilmiah, seolah-olah laju pengetahuan di kepalanya terhenti di Abad-19.
Fetish Deddy Corbuzier
Oleh Livy Renata, Deddy Cahyadi bahkan diduga mengidap fetish yang berkenaan dengan status keperawanan para gadis. Ini tudingan yang sangat lucu, tapi memiliki dasar yang kokoh. Sebab ternyata, bukan hanya kepada Meyden, Deddy Corbuzier juga mengajukan pertanyaan serupa kepada Catheez.
Ajaib. Seorang pria berusia 45 tahun, bertubuh kekar dan berkepala plontos, mengajukan pertanyaan “Kamu masih perawan?”, kepada dua gadis muda yang lebih cocok menjadi anaknya, dalam waktu yang relatif berdekatan.
Saya takjub berkali-lipat. Takjub karena pertanyaan itu kemudian menjadi konsumsi publik, sangat mungkin didengar oleh ribuan remaja di Indonesia. Takjub karena pertanyaan itu meluncur dari mulut seseorang yang dianggap sebagai kiblat oleh smart people. Semakin takjub karena sepertinya Deddy Corbuzier harus lebih banyak belajar lagi dari istrinya sendiri, Sabrina Chairunnisa.
Deddy, dengarkan istrimu!
Sabrina Chairunnisa punya jawaban cemerlang yang jelas bisa menuntaskan rasa penasaran Deddy terhadap keperawanan gadis-gadis itu: “Jangan kepo urusan rahim!” Lugas, tuntas, dan berwibawa. Terlihat lebih terdidik, jauh lebih smart.
Itu adalah jawaban Sabrina saat ditanya kapan memiliki momongan oleh warganet, sesaat setelah dia menikah dengan Deddy Corbuzier. Lanjutannya tak kalah menohok: “Emang keperluannya di hidup kamu apa?” Saya juga tidak tahu. Wallahualam.
Deddy Corbuzier seharusnya mencetak dua kalimat milik istrinya itu dalam bentuk poster, untuk kemudian menempelkannya di studio Close The Door. Itu akan jauh lebih berguna ketimbang menempel segudang kutipan dari tokoh-tokoh yang tak dia kenali, ditambah dengan tata letak dan perpaduan warna yang membuatnya norak. Percayalah, inspirasi yang paling manjur adalah yang datang dari orang terdekatmu.
Omong-omong, saya cukup tertarik dengan pertanyaan Sabrina Chairunnisa, yang diajukan kepada aliansi orang-orang yang penasaran kepada rahim orang lain, tentu saja, Deddy Corbuzier termasuk. Apa pentingnya pertanyaan ini untuk mereka, ya?
Baca halaman selanjutnya
Asumsi untuk Deddy
Kalau untuk Deddy Corbuzier, saya punya asumsi.
Asumsi pertama, ahli sulap ini mungkin murni penasaran. Konon, rasa penasaran adalah kunci agar seseorang terlihat cerdas. Atau, kalau kata almarhum dosen saya, rasa penasaran adalah karcis masuk menuju filsafat. Tentu Deddy Corbuzier berhak terlihat cerdas. Setiap usaha yang menghalangi anak bangsa menjadi cerdas adalah bertentangan dengan konstitusi.
Nabi Ibrahim bertanya-tanya tentang Tuhan, dia penasaran apakah penguasa semesta raya adalah bintang atau bulan atau matahari. Newton ketimpa buah apel saat duduk-duduk di bawah rindang pohonnya, dan ilmuwan ini penasaran seperti apakah gravitasi. Seorang anak (yang adalah adik saya sendiri) membuka dan menutup pintu kulkas. Dia ingin tahu siapakah monster gabut yang menyalakan saklar di dalam lemari pendingin itu.
Ketiga contoh yang saya sebutkan di atas memang contoh orang cerdas. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang berlebih. Rasa penasaran hadir karena suatu permasalahan terasa dekat, penting, namun dia belum memiliki akses terhadap informasi tersebut.
Namun untuk Deddy Corbuzier? Dia berusia dewasa, memiliki akses pengetahuan yang memadai, dan hidup di era keberlimpahan informasi. Rasa penasarannya terlihat konyol. Bagaimana membuktikan sesuatu yang parameternya dianggap, oleh WHO sendiri, tak ilmiah dan melanggar HAM. Pengecualian jika Deddy menganggap WHO adalah kacung elite global.
Jauh sebelum kasus ini, Deddy juga melontarkan lelucon tentang keperawanan. Itu terjadi saat seorang selebgram berniat menjual keperawanannya seharga dua miliar. Demi galon kosong, Deddy Corbuzier meracau bahwa dia sanggup membelinya tetapi dengan jaminan garansi. Ini semakin menandakan bahwa perkara keperawanan memang genting baginya.
Asumsi yang kedua, Deddy Corbuzier mungkin kurang bercakap-cakap dengan istrinya sendiri. Karena pendapat keduanya sangat bertentangan; Sabrina terlihat sangat bijak dan memiliki visi, Deddy Corbuzier terlihat sebaliknya.
Entah karena terlalu sibuk, atau alasan-alasan lain, keduanya mungkin jarang bertukar pendapat. Tapi untuk urusan ini saya tidak akan berkomentar lebih jauh. Saya tidak berminat ikut campur dalam persoalan rumah tangga orang lain. Saya bisa mengontrol rasa penasaran. Saya bukan Deddy Corbuzier.
BACA JUGA Hidup Tak Semudah ‘Cocote’ Deddy Corbuzier dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.
Penulis: Muhammad Nanda Fauzan
Editor: Yamadipati Seno