Mundurnya Pengangkatan CPNS 2024 dan Polemik Resign yang Dianggap Sepele: Bukti Betapa Gelapnya Dunia Kerja Kita Saat ini

CPNS 2024: Ketika Pemerintah Mempermainkan Nasib Orang MOJOK.CO

Ilustrasi CPNS 2024: Ketika Pemerintah Mempermainkan Nasib Orang. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COMundurnya pengangkatan CPNS 2024 adalah wujud payahnya kerja pemerintah gelap ini. Mereka malah mempermainkan nasib orang.

Hari-hari dunia kerja di Indonesia rasanya semakin gelap. Pemerintah mengabaikan ketimpangan, diskriminasi lowongan kerja, PHK, jumlah pengangguran melonjak, 19 juta lapangan pekerjaan yang dijanjikan entah sampai mana prosesnya, lalu kasus mundurnya pengangkatan CPNS 2024.

Sebagai warga negara sekaligus pekerja, rasanya saya marah sekali. Hopeless. Belum terlihat adanya suatu proses kebijakan yang mengarah kepada perbaikan. Dunia kerja gelap banget.

Begini. Di dunia kerja, saya bisa sangat memahami ketika ada anak magang atau lulusan baru yang akhirnya bekerja sekaligus merasakan dinamikanya. Misalnya dengan  melakukan beberapa kesalahan. Memang, inilah proses mengasah kemampuan. 

Tentu, bapak/ibu sekalian yang terpilih sebagai wakil rakyat, bukan anak magang atau lulusan baru. Tapi, kita sama-sama bekerja, cuma ranahnya saja yang berbeda. 

Sebagaimana kami, perusahaan menuntut para pekerja untuk bekerja sebaik-baiknya. Maka, kami bisa menuntut hal yang sama kepada wakil rakyat, yaitu bekerja sebaik-baiknya.

Mundurnya pengangkatan CPNS 2024 adalah kebijakan semena-mena

Ingat, kalian bekerja. Bukan sedang bertamasya, apalagi bikin kebijakan yang semena-mena. Mundurnya pengangkatan CPNS 2024, menjadi salah satu yang ramai jadi sorotan belakangan ini.

Betapa tidak. Banyak pekerja yang masih berstatus aktif mengikuti tes CPNS 2024 dan tersebar di banyak perusahaan. Saat sudah mendapat informasi lolos seleksi, tentu mereka segera mengajukan surat resign kepada HRD dan/atau perusahaan.

Setelahnya, tiba-tiba, ada kabar bahwa pengangkatan CPNS 2024 itu mundur. Kemudian, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Zudan Arif, infonya akan membantu mereka yang sudah terlanjur resign, untuk dapat bekerja kembali sampai waktu pengangkatan tiba. Zudan bilang akan membuka diskusi dengan pemangku kepentingan di perusahaan.

Kepala BKN tidak memahami makna kata resign

Begini, Pak. Dalam kata resign, memang ada suku kata “re-”, dalam serapan Bahasa Latin, “re-” di awal kata bisa diartikan ‘kembali’. Tapi, tolong, Bapak jangan mengartikannya secara harfiah bisa bekerja kembali di kantor lama dengan mudah dan semaunya, padahal sudah mengajukan resign (pengunduran diri).

Sebagai pekerja di ruang lingkup HR yang mengurusi proses pencarian, masuk, dan keluarnya karyawan, saya mangkel sekali mendengar kabar ini. Pasalnya, kebutuhan perusahaan akan karyawan, tidak sebercanda itu. 

Ada perhitungannya, Pak. Misal, soal penggajian tiap bulan, pengeluaran per tahun, pembayaran THR untuk karyawan, dan bonus tahunan (jika ada). Belum lagi soal benefit lainnya, Pak.

Saya mau coba menyampaikan beberapa hal yang sederhana lebih dulu saja. Khususnya sebagai dampak penundaan pengangkatan CPNS 2024 dan perkara resign.

Baca halaman selanjutnya: Dunia kerja Indonesia semakin gelap.

Sayangnya, retain bukan untuk semua karyawan

Bagi sebagian karyawan yang beruntung, saat mengajukan resign, proses retain maupun counter offer dari perusahaan biasa terjadi. Tujuannya jelas untuk mempertahankan karyawan dengan performa baik dan punya peran vital atau signifikan. Sayangnya, Anda tidak bisa memukul rata untuk semua karyawan yang jadi korban mundurnya pengangkatan CPNS 2024.

Alasannya cukup jelas. Pertimbangan performa dan kinerja dari sisi bisnis atau perusahaan.

Yang perlu menjadi pertimbangan adalah apakah perusahaan akan melakukan retain untuk kasus CPNS 2024? Kalau ada, akan hitungan jari saja. Nah, saya mau tahu lebih dulu, apakah ada gambaran solusi tentang hal ini, Pak? Itu dulu saja.

Sebab, ini masih menjadi pertanyaan yang muncul di permukaan. Belum efek nyata lainnya seperti angka pengangguran meningkat karena kasus CPNS 2024 dan kemampuan ekonomi makin merosot. Secara bersamaan, persaingan dalam mendapat pekerjaan meningkat tapi tidak diimbangi dengan 19 juta lapangan pekerjaan yang sebelumnya digembar-gemborkan.

Menghitung efek laten yang terjadi

Kedua, efek laten yang bisa saja terjadi menyusul kasus CPNS 2024 adalah mereka yang sudah kadung resign kemudian tiba-tiba ingin bekerja kembali. Apalagi dengan alasan yang “sangat abu-abu”, maupun itu kebijakan dari pemerintah. Ini akan mendapat sentimen dari rekan, atasan, atau perusahaan. Saya nggak ada niatan menakut-nakuti karena kerap terjadi.

Pertanyaan berikutnya, apakah kepala BKN dan tim terkait siap menanggung dan bertanggung jawab atas kasus CPNS 2024? Apalagi, jika melihat dari jumlah, angkanya tidak sedikit.

Langkah nyatanya bagaimana dan seperti apa? Apakah memang akan sekadar menghubungi dan mendatangi saja kemudian lepas tangan? Atau maintenance dengan prinsip hypercare? Yakin, bisa dan mampu? Coba-coba juga perlu perhitungan yang matang, Pak.

Kecuali, secara kebetulan, dari sisi perusahaan memang memberi dispensasi. Caranya dengan menawarkan kontrak berdasarkan jangka waktu tertentu atau projek saja.

Ada berapa banyak perusahaan yang mau menampung korban CPNS 2024?

Pertanyaan susulannya adalah berapa banyak perusahaan yang mau dan mampu melakukan hal tersebut? Sebab, ini akan berkaitan dengan budget perekrutan di waktu mendatang. Jangan kaget kalau tiap ini-itu dan babibu yang dilakukan oleh perusahaan ada perhitungannya secara spesifik, Pak.

Yah, namanya bisnis, perlu menjaga neraca keuangan yang sehat. Biar bisa bertahan, mempertahankan karyawan, dan dalam kondisi normal, nggak sembarang memecat karyawan. Salah satu tujuannya itu.

Hal-hal sederhana serta pertimbangan serupa, sebetulnya menjadi bahan diskusi di internal nggak, sih, Pak? CPNS 2024 itu berkaitan dengan nasib banyak orang, lho, Pak.

Kalau sudah mantap resign, biasanya akan sulit kembali

Poin ini menjadi penyempurna hal pertama dan kedua yang saya tulis sebelumnya. Begini, Pak Kepala BKN.

Ketika perusahaan mengetahui ada karyawannya yang resign, jika posisi yang dimaksud tidak bisa dan tidak boleh kosong, perusahaan akan secepatnya mencari pengganti. Biasanya, rata-rata penggantian karyawan yang resign berlangsung antara 1 sampai 3 bulan. Bisa jadi lebih cepat.

Di sisi lain, jika sudah resmi resign, ya, artinya dia bukan menjadi bagian dari perusahaan lagi. Ini yakin, Bapak mau buka diskusi dengan banyak perusahaan terkait, sedangkan karyawan yang dimaksud sudah resign dengan berbagai alasan yang diajukan, termasuk mendaftar CPNS 2024?

Kalaupun belum bisa menciptakan kebijakan yang baik, setidaknya jangan mempermainkan nasib orang, Pak. Gelap betul dunia kerja Indonesia saat ini.

Penulis: Seto Wicaksono

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Nestapa CPNS Jogja, Telanjur Resign tapi Pengangkatan Mundur Hampir Setahun dan catatan menarik lainnya di rubrik ESAI.

Exit mobile version