Hidup Kita Akan Jauh Lebih Repot Tanpa Bahasa Indonesia
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Berterima Kasih kepada Bahasa Indonesia Setahun Sekali

Rijal Mumazziq oleh Rijal Mumazziq
29 Oktober 2017
0
A A
bahasa-indonesia-madura-mojok

bahasa-indonesia-madura-mojok

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Kurdi itu bangsa besar. Punya rakyat, punya akar sosial-budaya-sejarah, punya bahasa persatuan, tapi sayang tidak punya tanah air. Mereka terpencar di Irak, Iran, Suriah, sebagian juga tercecer di negara lain di jazirah Arab, sebagian kecil berdiaspora di Eropa. Bangsa ini melahirkan raksasa-raksasa yang dikenang sejarah: Salahuddin al-Ayyubi, Ibnu Taimiyah, Ibnu Khallikan, hingga Ibnu al-Atsir dan Ibnu Shalah as-Syahrazuri, tapi hingga kini kedaulatan mereka sebagai sebuah bangsa yang merdeka 100% belum terealisasi.

Di India, sebaliknya. Mereka punya akar kesejarahan yang gemilang, geografi yang luas, jumlah penduduk jumbo, tapi belum memiliki bahasa persatuan. Hindi memang menjadi bahasa paling populer, tapi belum menjadi bahasa pemersatu. Adapun bahasa Inggris hanya mentok menjadi bahasa administrasi dan penghias dialog film Bollywood yang aktor-aktrisnya sangat fasih melafalkan “Owh, shit!” itu.

Sebagai sebuah negara berpenduduk lebih dari 1 miliar, India punya bahasa populer yang dituturkan secara dominan, Hindi, dengan banyak menyerap istilah Arab dan Persia, meski ditulis menggunakan aksara Dewanagari. Hal ini berkebalikan dengan bahasa lainnya, Tamil Nadu, Kannada, Malayalam, Maithili, Kashmir, Sanskerta, Punjabi, dan bahasa lokal lainnya yang dituturkan oleh etnis yang tinggal di masing-masing negara bagian.

Kalau belum percaya India belum punya bahasa pemersatu, Anda bisa nonton Chennai Express yang dibintangi sepupu jauh saya—jauh sekali—Tuan Shah Rukh Khan dan Deepika Padukone. Shah Rukh Khan hanya bisa berbahasa Hindi-Urdu, sedangkan keluarga besar Deepika—dan sukunya—hanya bisa bahasa Tamil. Ruwet dah!

Kalau diandaikan di Indonesia, itu kayak Joko jatuh cintrong sama Annabelle, putri Batak. Sayangnya, keluarga si cewek tidak bisa berbahasa Jawa, sebaliknya Joko tak bisa berkomunasi dengan bahasa Batak. Macet. Komunikasi dan interaksi manusiawi hanya menggunakan bahasa isyarat, paling mentok pakai penghubung juru terjemah. Untunglah 89 silam para pemuda lintas suku memproklamirkan kedaulatan berbahasa dengan memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa Persatuan.

Baca Juga:

Agoes Salim: Si Jenius Tak Berdarah Biru dan Sang Organisatoris

Sri Lanka Bangkrut dan Dililit Utang, Negara-Negara Ini Beri Bantuan

Piala Presiden: Turnamen Pramusim Paling Aneh Sedunia

Sebuah bahasa pemersatu suku-suku bangsa yang variatif bukan hanya meminimalisir ikatan primordial, melainkan juga menjadi sarana pengikat kemajemukan. Sehingga Wan Amat, keturunan Arab yang tinggal di Jalan Sasak, kawasan Kampung Ampel, Surabaya, bisa nyaman guyonan sambil pisuh-pisuhan dengan Ahong, keturunan Tionghoa yang tinggal di Kampung Melayu, Makassar. Komunikasi tanpa sekat bisa dijalankan dengan mulus antara lain karena bahasa Indonesia.

Bahasa nasional sekaligus bahasa persatuan ini efektif menjembatani perbedaan bahasa dan istilah lokal yang sering menimbulkan salah tafsir. Amis dalam bahasa Sunda punya arti ‘manis’, tapi dalam bahasa Jawa kata tersebut berarti ‘bau anyir’. Bujur dalam bahasa Batak Karo berarti ‘terima kasih’, namun orang Sunda memaknainya sebagai ‘pantat’. Lawang adalah sebutan pintu bagi orang Jawa, tapi kata ini berarti gila bagi masyarakat Palembang. Nah. Sekali lagi bersyukurlah negara maritim yang dipersatukan oleh laut ini dijembatani oleh sebuah bahasa persatuan.

Namun, sebagai orang Jawa, saya tetap mendahulukan pengajaran bahasa ini di dalam keluarga. Mengajari anak berbahasa daerah bukan lambang primordialisme, melainkan bagian dari pengokohan identitas personal, sebagaimana kata Habib Lutfi bin Ali bin Yahya. Bahwa, dengan mengajari anak berbahasa daerah, saya sebagai orang Jawa adalah bagian dari “kita Indonesia”. Sebagaimana Sunda, Batak, Dayak, Bali, Papua, Bugis, Madura dan berbagai suku bangsa lainnya yang telah menjadi mozaik pembentuk Indonesia.

Bangsa Kurdi memang punya identitas sebagai sebuah bangsa yang punya bahasa persatuan, tapi mereka tidak punya tanah air. Sebaliknya, India memang punya bahasa nasional, Hindu-Urdu, namun mereka tidak punya bahasa persatuan.

Dan, kita, kurang apa lagi? Sumpah Pemuda 89 silam yang kita peringati kemarin telah berwujud lengkap: “tanah air Indonesia”, “bangsa Indonesia”, dan “bahasa Indonesia”. Fabiayyi ala-i rabbikuma tukadzdziban?

Sebagai bangsa Indonesia yang bertanah air Indonesia dan berbahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, setiap suku tetap bangga dengan identitas primordialnya tanpa harus berpura-pura menjadi suku lain, sebagaimana anekdot orang Madura yang jatuh cinta dengan budaya Jawa tapi tidak mampu menutupi logatnya meski sudah berbahasa Indonesia.

“Bapak aslinya mana?”

“Oh, kalok sayya aselli Sollo, Dik ….”

Wallahu a’lam bisshawab.

Tags: bahasabahasa indonesiabangsaceritahindiindiaIndonesiakurdiSumpah Pemudatamiltionghoaurdu
Rijal Mumazziq

Rijal Mumazziq

Artikel Terkait

Agoes Salim: Si Jenius Tak Berdarah Biru Dan Sang Organisatoris

Agoes Salim: Si Jenius Tak Berdarah Biru dan Sang Organisatoris

17 Juli 2022
sri lanka mojok.co

Sri Lanka Bangkrut dan Dililit Utang, Negara-Negara Ini Beri Bantuan

24 Juni 2022
Piala Presiden: Turnamen Pramusim Paling Aneh Sedunia

Piala Presiden: Turnamen Pramusim Paling Aneh Sedunia

23 Juni 2022
PSSI: Grup Lawak Yang Mengalahkan Kelucuan Warkop DKI

PSSI: Grup Lawak Yang Mengalahkan Kelucuan Warkop DKI

16 Juni 2022
Soekarno: Tunas, Tumbuh, Dan Senjakalanya Ide Persatuan

Soekarno: Tunas, Tumbuh, Dan Senjakalanya Ide Persatuan

3 Juni 2022
Mr Supomo kedaulatan Indonesia

Kedaulatan Sebuah Negara Menurut Supomo

25 April 2022
Pos Selanjutnya
Katalunya Mojok

Siap-Siap Nggak Bisa Nonton Barcelona Lagi di La Liga

Komentar post

Terpopuler Sepekan

bahasa-indonesia-madura-mojok

Berterima Kasih kepada Bahasa Indonesia Setahun Sekali

29 Oktober 2017
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
kadisdikpora diy mojok.co

Rekomendasi Satgas Selesai, Kepsek dan Tiga Guru SMAN 1 Banguntapan Disanksi Ringan 

18 Agustus 2022
Es Putr Pak Sumijan Lasem

Warung Es Puter Pak Sumijan Lasem: Kemewahan di Balik Uang Rp5 Ribu

15 Agustus 2022
Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang MOJOK.CO

Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang (Bagian 1)

18 Agustus 2022
ujian praktik SIM C

Cerita dari Peserta Ujian Praktik SIM yang Gagal, tapi Terus Mencoba

13 Agustus 2022

Terbaru

pelajar dan mahasiswa mojok.co

Terancam Tak Ikut Pemilu 2024, KPU RI Minta Pemda DIY Identifikasi Pelajar dan Mahasiswa

19 Agustus 2022
Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

19 Agustus 2022
Kominfo masih dalami kebocoran data 17 pelanggan PLN.

Lebih dari 17 Juta Data PLN Diduga Bocor, Kominfo Masih Mendalami 

19 Agustus 2022
kebocoran data

21.000 Perusahaan di Indonesia Diduga Mengalami Kebocoran Data, Dijual 50 Ribu Dollar AS

19 Agustus 2022
Investasi jangka pendek, pakar sarankan hal ini.

Anak Muda Suka Investasi Jangka Pendek, Pakar Sarankan Konsistensi

19 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In