Angkot dan Beberapa Trauma yang Ia Tinggalkan di Diri Saya - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal PemiluBARU
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal PemiluBARU
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Angkot dan Beberapa Trauma yang Ia Tinggalkan di Diri Saya

Nurjanah oleh Nurjanah
11 November 2017
0
A A
angkot-bandung-mojok

angkot-bandung-mojok

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

[MOJOK.CO] “Habis nostalgia gini, tiba-tiba keinget, Si Doel Anak Sekolahan itu satu-satunya film soal angkot yang paling sukses di Indoensia dan penumpang angkot satu-satunya golongan kiri yang nggak pernah diciduk ya.”

Sewaktu masih kuliah, saya mengandalkan angkot sebagai alat transportasi pergi pulang ke kampus. Jaman itu mah belum ada yang kepikiran soal ojek online atau filter anjing di IG (duh, jadi ketahuan umurnya). Gara-gara tiap hari ngangkot, saya jadi begitu akrab dengan angkutan umum itu.

Di satu sisi saya benci dengan keakraban ini, tapi di sisi lain saya sangat membutuhkannya karena tidak punya kendaraan pribadi. Selain tidak punya, tidak bisa mengendarainya juga sih. Lemah!

Akibat keakraban inilah, banyak hal menakjubkan seputar naik angkot yang kadung melekat dalam ingatan saya. Bagi Anda yang mungkin sudah tahu rasanya naik kendaraan ini dan punya ingatan yang sama, ya pura-pura lupa sajalah, biar Anda tetap membaca tulisan ini. Bagi Anda yang belum pernah naik, ini bisa jadi gambaran jika Anda ingin menjajal ngangkot di Bandung yang katanya smart city ini.

Agar mata Anda tidak letih membacanya, saya bagikan setidaknya empat biji saja.

Pertama, diturunkan sebelum sampai tujuan

Baca Juga:

Jogja Adalah Kota Paling Sakit di Dunia MOJOK.CO

Jogja Adalah Kota Paling Sakit di Dunia

22 Januari 2023
Merayakan Matinya Argo Parahyangan karena Kereta Cepat Jakarta Bandung Memang Luar Biasa MOJOK.CO

Merayakan Matinya Argo Parahyangan karena Kereta Cepat Jakarta Bandung Memang Luar Biasa

5 Desember 2022

“Turun di mana, Neng?”

Bagi para penumpang, pertanyaan itu semacam kode teramat keras dari sopir angkot. Pertanyaan itu kemungkinan besar (lebih seringnya begitu) akan segera disusul oleh sebuah pernyataan menyakitkan, “Dugi dieu we nya, Neng,” yang artinya “Sampai sini aja ya, Neng.” Kata sini di sini merujuk pada suatu tempat yang entah di mana, yang pasti bukan tujuan Anda.

Hanyirrr… diturunkan di tengah perjalanan secara sepihak, ceu! Cucok meong!

Jangan tanya bagaimana rasanya. Yang pasti, saya mah biasanya hanya bisa geleng-geleng kepala, sedikit istigfar, kemudian menggerutu, “Terus ayeuna aing balik naek naon, Mang? Awan kinton?” (Ah, tidak perlu diterjemahkan ya, takut dosa).

Masih mending kalau angkot jurusan yang sama itu gampang lewat lagi. Sayangnya, tidak semua angkot seperti itu. Apalagi kalau angkotnya adalah angkot kompleks (trayeknya melewati area kompleks) yang kebanyakan sepi penumpang. Kalau diturunkan sebelum sampai tujuan, susah jadinya.

Begitu pun kalau ketika diturunkan, di saku sudah tidak ada lagi uang. Gawai mati pula, misalnya. Sudah, ngesot saja itu mah sampai rumah.

Apakah semua sopir angkot seperti itu? Tentu saja tidak, Dadang.

Banyak sopir angkot yang baik dan bersahaja. Dan, lebih banyak juga sopir angkot yang selalu menjalankan mobilnya hingga sampai tujuan. Atau, kalaupun sama-sama menurunkan penumpang di tengah jalan, banyak sopir yang akhirnya hanya meminta ongkos setengah dari yang seharusnya. Agar penumpang tidak terlalu dirugikan.

Kedua, durasi ngetem yang kacida lamina

Hal lain yang hampir lekat dalam ingatan saya soal angkot adalah durasi ngetemnya yang subhanallah. Ibarat kata, jika Anda menunggu angkot ngetem sambil menonton Game of Thrones, insyaallah bisa tamat satu season.

Tentu saja sopir angkot melakukannya karena terpaksa, karena kejar setoran.

Tapi, tidak berniatkah pak sopir ngetem lebih lama? Seminggu, misalnya? Sehingga penumpang yang terkumpul mungkin sudah ratusan dan dalam keadaan bulukan. Tidakkah, Pak?

Tapi, lagi-lagi, tidak semua sopir angkot seperti itu, Dadang.

Masih sangat banyak sopir angkot yang tidak hobi ngetem. Kalaupun iya, durasinya kebanyakan masih terbilang wajar. Dan, itu masih sangat bisa dimaklumi. Namanya juga usaha.

Ketiga, “tujuh-lima”

Hal lain lagi yang mengingatkan saya akan angkot adalah “tujuh-lima”-nya. Tujuh lima ini adalah kuota penumpang yang idealnya mengisi setiap jok angkot yang saling berhadapan itu. Tujuh orang di sebelah kanan, dan lima orang di sebelah kiri.

Jika di antara penumpang ada anak kecil, sementara orang yang mau naik angkot cukup banyak, maka pak sopir biasanya akan bertanya, “Itu anaknya mau dihitung satu atau nggak?” Kalau dihitung satu, artinya si anak bisa duduk di jok. Tapi jika tidak, ya tidak boleh duduk. Sebagai jalan tengah, orang dewasa yang membawa anak tersebut biasanya akan mendudukan si anak di pangkuannya.

Bayangkan kalau semua penumpang membawa anak dan tidak dihitung satu. Tujuh lima bisa jadi empat belas-sepuluh. Belum kalau anaknya kembar. Kajeun leumpang!

Untuk memastikan tercapainya kuota tujuh-lima ini, sopir biasanya akan berucap, “Punten digeser duduknya.” Sedihnya, mamang sopir masih sering mengucapkan kalimat serupa bahkan di saat angkot sudah penuh.

Saya yang sering kali duduk di tengah-tengah suka dibuat bingung dengan pernyataan itu. Mau geser ke kiri, eh orang di sebelah tidak mau geser. Mau geser ke kanan, sama juga. Kalau sudah begitu, saya hanya bisa pasrah sambil dalam hati ingin sekali mengajak sang sopir untuk bertukar tempat duduk saja. Biar saya yang nyetir. Biar perjalanan itu jadi wisata religi sekalian (ya, kan, kalau para penumpang sepanjang jalan istighfar menyebut asma Allah, bisa jadi wisata religi juga itu).

Lagi, lagi, dan lagi, tidak semua sopir angkot berlaku demikian. Banyak juga yang walau penumpangnya cuma satu dua, dia jalan saja terus. Atau jika penumpangnya dirasa cukup, ya dia jalan saja juga. Karena seiring jalan, masih akan ada penumpang yang naik mengisi kekosongan.

Keempat, fasilitas jok artis

Dari ketiga hal di atas, bagi saya yang paling mengakar dalam ingatan soal mengangkot adalah perihal fasilitas jok artisnya. Tidak tahu jok artis? Kasihan.

Pokoknya nih ya, duduk di jok ini akan membuat Anda merasakan pengalaman jadi pusat perhatian penumpang—itu jika mereka tidak sibuk melototi layar gawai sih. Di jok ini juga Anda akan bisa merasakan embusan angin yang cukup besar, apalagi jika sopirnya berkendara dengan kecepatan dahsyat. Dengan duduk di jok artis ini pula Andalah yang akan menjadi orang yang paling dekat dengan para pengamen saat angkot berhenti di lampu merah. Syahdu lho rasanya.

Eh tapi, saya rasa Pak Aher dan Kang Emil juga belum tentu tahu sih fasilitas jok artis dalam angkot ini. Sesekali coba dong, Pak! Biar tidak kagetan terhadap tekanan.

Terakhir diperbarui pada 11 November 2017 oleh

Tags: angkotBandungkuliahngetemsi doelsopir
Nurjanah

Nurjanah

Artikel Terkait

Jogja Adalah Kota Paling Sakit di Dunia MOJOK.CO
Esai

Jogja Adalah Kota Paling Sakit di Dunia

22 Januari 2023
Merayakan Matinya Argo Parahyangan karena Kereta Cepat Jakarta Bandung Memang Luar Biasa MOJOK.CO
Esai

Merayakan Matinya Argo Parahyangan karena Kereta Cepat Jakarta Bandung Memang Luar Biasa

5 Desember 2022
Sopir truk jarak jauh yang tak membiarkan kursi kosong
Bertamu Seru

Cerita Sopir Truk Jarak Jauh yang Tak Membiarkan Kursi Sebelah Kosong

8 November 2022
Foto Jokowi saat wisuda di album foto milik teman-temannya. (Tangkapan layar dari YouTube Sekretariat Presiden)
Kilas

Ketemu Teman Kuliah, Jokowi: Bukan untuk Mengenang Masa Lalu

17 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
iphone-x-mojok

Harga Smartphone Seharusnya Tak Sebercanda iPhone X

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

angkot-bandung-mojok

Angkot dan Beberapa Trauma yang Ia Tinggalkan di Diri Saya

11 November 2017
Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja MOJOK.CO

Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja

4 Februari 2023
Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja. MOJOK.CO

Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja

4 Februari 2023
bisnis raffi ahmad mojok.co

Nama-nama Penting di Balik Gurita Bisnis Raffi Ahmad

30 Januari 2023
jd.id tutup mojok.co

JD.ID Tutup, Lalu Bagaimana Nasib Pegawai dan Aset Penggunanya?

31 Januari 2023
Mencoba Lawson yang Baru Buka: Oden Enak yang Harganya Nggak Enak Buat UMR Jogja MOJOK.CO

Mencoba Lawson yang Baru Buka: Oden Enak yang Harganya Nggak Enak Buat UMR Jogja

29 Januari 2023
Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak yang Dihujat Warganet - MOJOK.CO

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak Surabaya yang Dihujat Warganet

24 Januari 2023

Terbaru

baliho erick thohir

Pro-Kontra Baliho Erick Thohir di HUT Satu Abad NU

6 Februari 2023
ageism batasan usia

Batasan Maksimal Usia dalam Lowongan Kerja Rugikan Pekerja Perempuan

6 Februari 2023
po bus mojok.co

5 PO Bus AKAP Terbaik Versi Kementerian Perhubungan 

6 Februari 2023
Elena Ricchitelli: Belajar Bahasa dan Sastra Arab untuk melawan Islamofobia

Elena Ricchitelli: Belajar Bahasa dan Sastra Arab untuk melawan Islamofobia

6 Februari 2023
awal bulan puasa 2023 mojok.co

Awal Bulan Puasa 2023 Versi Muhammadiyah dan Pemerintah Diperkirakan Sama

6 Februari 2023
Menengok Makam Roro Mendut, Gadis Jelita Rampasan Perang Mataram versus Pati MOJOK.CO

Menengok Makam Roro Mendut, Gadis Jelita Rampasan Perang Mataram versus Pati

6 Februari 2023
media sosial

Cegah Disinformasi, Parpol Cuma Boleh Punya 10 Akun Medsos

6 Februari 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Podium
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In