Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Ribuan Warga Kecamatan Kandangan Dibiarkan Menderita Selama 10 Tahun Lebih oleh Temanggung

Khoirul Atfifudin oleh Khoirul Atfifudin
17 Mei 2025
A A
10 Tahun Derita, Kecamatan Kandangan Dibuang Temanggung MOJOK.CO

Ilustrasi 10 Tahun Derita, Kecamatan Kandangan Dibuang Temanggung MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Jalan penghubung yang rusak parah

Setelah berkendara cukup lama, saya dan si nenek akhirnya sampai di “puncak jalan rusak”. Titiknya ada di jalan akses penghubung Desa Tlogopucang dengan Desa Kemitir, Kabupaten Semarang. 

Akses jalan di sini dibangun menggunakan bebatuan. Jadi, di sini terjadi kombinasi antara bebatuan dan jalan berlubang. Parah sekali. Padahal, jalan ini adalah satu-satunya akses Desa Kemitir Semarang dengan Desa Tlogopucang, Kecamatan Kandangan, di Temanggung. 

Singkat cerita, kami sampai Dusun Ngoho. Setelah mengantarkan si nenek sampai ke tujuan, sebenarnya saya kapok mau lewat jalan itu lagi. Bagaimana tidak, pantat sakit dan tangan pegal semua.

Ada niatan untuk lewat jalur lain selain jalur Tlogopucang. Tapi, setelah melihat jarak di Google Maps, untuk kembali ke Temanggung, saya harus memutar jarak yang sangat jauh. Ya, karena memang Desa Kemitir sudah masuk ke wilayah Semarang. 

Makanya, mau tidak mau, saya harus kembali tersiksa melewati jalan yang tadi. Padahal, setelah saya hitung-hitung, ada 8 kilometer jarak yang saya tempuh, melewati jalanan yang jelek saja belum. 

Sudah memakan banyak korban, Temanggung nggak peduli juga?

Lelah melewati jalanan yang ambyar, saya sempatkan mengaso di pinggir jalan. Kebetulan, ketika beristirahat, saya duduk dekat dengan seorang petani. Obrolan pun dimulai.

Intinya, saya langsung mengeluh mengenai kondisi jalan. Selesai bercerita, beliau langsung memberikan konfirmasi. 

Menurut pengakuan beliau, kondisi jalan ambyar di Kecamatan Kandangan itu sudah berlangsung lebih dari 10 tahun. Lebih mengejutkan lagi, kata beliau, jalur Tlogopucang-Kemitir di Temanggung ini sudah banyak menelan korban. Tidak sedikit pengendara yang jatuh di rute sial itu. 

Bagaimana tidak, akses di situ, selain sempit juga tidak ada lampu penerangan. Bahkan kalau hujan, para pengendara tidak bisa melihat mana yang jalan berlubang dan yang tidak. Inilah yang kerap mengakibatkan kecelakaan.

“Anak saya dulu pas hujan papasan sama mobil akhirnya kaget lalu jatuh. Kakinya lecet semua dan stang motornya sampai patah,” begitu kata petani yang sudah berusia 73 tahun itu.

Mendengar cerita itu, saya jadi makin sedih. Warga hanya ingin dapat akses yang layak saja malah justru terkena musibah. Sial sekali hidup di Temanggung ini!

Sampai kapan Temanggung tidak peduli kepada Kecamatan Kandangan

Setelah menghabiskan sebatang rokok, saya pamit melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan pulang ke Temanggung, saya berpikir. Kira-kira, kapan Temanggung akan mulai peduli dengan kondisi di bawah?

Padahal, di Tlogopucang sendiri terdiri dari 9 dusun dengan ribuan kepala keluarga (6.000 lebih KK). Saya sempat mendapatkan data yang menyebutkan bahwa Tlogopucang merupakan desa yang paling banyak penduduknya di Kecamatan Kandangan dan Temanggung. 

Ini baru Tlogopucang ya, belum warga dari daerah lain yang juga sering melewati rute itu. Singkat kata, ada ribuan warga yang seperti sudah ditelantarkan dan dibuat menderita oleh pemerintah terkait selama 10 tahun lebih. 

Iklan

“Kenapa tidak diadukan saja?” Mungkin ada yang bilang seperti itu. Faktanya, warga sekitar pernah mengirim aduan pada 2022 lalu. Tapi, hingga saat ini, tidak terlihat niat Temanggung untuk mulai peduli dengan penderitaan warga di Kecamatan Kandangan. Mau sampai kapan?

Penulis: Khoirul Atfifudin

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Alun-Alun Temanggung yang Seperti Kuburan Itu Lebih Baik Dibongkar Saja Daripada Tidak Berguna! dan catatan menarik lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 17 Mei 2025 oleh

Tags: Desa Kemitirkabupaten semarangKecamatan KandangantemanggungTlogopucang
Khoirul Atfifudin

Khoirul Atfifudin

Penyuka musik dan tertarik menulis.

Artikel Terkait

Haru dan syukur warga Temanggung terima bantuan RSLH dari PT Djarum MOJOK.CO
Ragam

Haru dan Syukur Warga Temanggung, Rumah Reyot “Disulap” Jadi Nyaman di Usia Senjanya

31 Juli 2025
Warga Temanggung terima bantuan RSLH dari PT Djarum MOJOK.CO
Kilas

15 Rumah Tak Layak Huni di Temanggung Diperbaiki PT Djarum, Target Sampai 500 Lebih Rumah Lagi di Jawa Tengah

31 Juli 2025
Jihad Warga Kecamatan Selo Boyolali Mempertahankan Tanah MOJOK.CO
Esai

Warga Kecamatan Selo Boyolali “Jihad” Mempertahankan Tanah, Enggan Menjualnya ke Investor Luar, Menolak Membuka Destinasi Wisata Secara Ugal-ugalan karena Bertani Adalah Prioritas

1 Juni 2025
Demi Bendungan Bodri, Desa di Temanggung Bakal Tenggelam MOJOK.CO
Esai

Bendungan Bodri Akan Menenggelamkan Beberapa Bagian dari 4 Desa di Kendal dan Temanggung. Sialnya, Tidak Banyak Warga yang Tahu Megaproyek 1,7 Triliun Ini

9 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
UGM MBG Mojok.co

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.