MOJOK.COÂ – Seorang Pace dan Mace satu ini susah akur, terutama setelah Pace punya siasat di balik perbedaan istilah stay home dan homestay. Runyam, sudah~
Sesekali kita membutuhkan asupan energi tawa untuk imun tubuh. Misal dengan menonton film komedi, mengakses channel-channel Youtube yang menyuguhkan berbagai macam kelucuan, atau membaca mop-mop di Mojok. Kali ini mop spesial Pace dan Mace yang susah akur bakal disuguhkan.
Tapi, kita harus pula pintar membagikan konten-konten lucu, sebab ada beberapa dark meme yang beredar terkait pagebluk ini. Bukan hanya dark meme, tapi dark mop juga banyak beredar, yang seolah-olah menyatakan kematian banyak orang adalah hal yang wajar saja. Kalu so bicara mati, so talalu komang!
Stay Home
Pace sedang membuka Facebook lewat HP, lalu menemukan banyak sekali status-status yang menulis “Stay Home”. Karena ingin ikutan rame, ia pun menuliskan status di Facebook-nya. Tapi sepulangnya ke rumah, istrinya marah-marah. Mereka bertengkar hebat.
“Eh, ko ini status-status sembarang eee!” teriak Mace.
“Status apa eee?” jawab Pace.
Kemudian Mace memperlihatkan status Pace di Facebook. Di sana tertulis:Â Home Stay.
“Mace, sa pu maksud itu Stay Home,” kata Pace sambil membujuk Mace.
“Kalu Stay Home itu di rumah, jangan ko keluar rumah! Ko pigi Home Stay bekeng apa?” kali ini Mace teriak sambil membanting HP-nya Pace.
Naik Motor
Pace dan Mace mau pergi membeli sembako untuk keperluan sehari-hari, selama masa karantina mandiri.
“Ko ambil dulu masker di laci baru tong dua jalan,” kata Pace, sambil menghidupkan mesin sepeda motor.
Sejurus kemudian, Mace kembali dengan masker dan helm. Dalam perjalanan, tiba-tiba ban motor masuk ke dalam lubang yang cukup dalam. Mereka berdua terpental dari motor. Pace bergegas melihat kondisi motornya.
“Eh, baru sa tra ko angkat kah?” teriak Mace.
“Ko diam dulu,” kata Pace sambil mengangkat sepeda motornya.
“Ko ini tra sayang sa!” teriak Mace. Ia berusaha berdiri sendiri.
“Mace, ko su lunas. Motor ini belum!” teriak Pace.
Anarko Solid
Ada dua nyong-nyong (anak muda) di Manado sedang nongkrong di teras rumah. Mereka berdua duduk dengan jarak satu meter. Ini karena adanya imbauan untuk jaga jarak fisik.
“Ngana ada baca tu brita soal anak-anak anarko berencana mo jarah se-Jawa?” kata Temy.
“Aneh-aneh itu. Dong bilang anak-anak anarko ini gerakan solid yang nanti ba niat jaha di tengah-tengah korona bagini,” sambung Melky.
“Kiapa aneh dang?” tanya Temy.
“Kita ini banya kali nongkrong deng dorang. Dong tu anak-anak punk dang,” lanjut Melky.
“Baru kiapa?”
“Heleh mo pangge solat sulit, apalagi mosuruh solid pa dorang,” kata Melky, sambil lanjut bermain PUBG.
Belajar dari Rumah
Karena wabah virus corona maka diberlakukan pula belajar dari rumah bagi siswa-siswa.
Kali ini, seorang ibu guru coba memberi pelajaran bahasa Inggris kepada murid-muridnya. Ia mengetes perkembangan salah satu siswanya bernama Ungke’.
“Ungke’, kalo bahasa Inggris ‘ibu saya’ apa?” tanya Ibu Guru.
“My mother, Bu Guru!” jawab Ungke’ dengan tangkas.
“Kalu ‘ayah saya’ apa dang?”
“My father!”
“Kalu ‘teman saya’ apa?”
“My friend!”
Ibu guru ini bangga karena siswanya menjawab soal dengan benar. Tapi ia ingin mengetes Ungke’ lebih jauh. “Kalu misalnya Ungke’ so besar baru so ada pacar, apa kira-kira bahasa Inggris dari Ungke’ pe pacar?”
Ungke’ seketika mengernyitkan dahinya. Soal kali ini memang di luar hafalannya. Tapi kemudian ia tiba-tiba tersenyum dan menjawab, “My tua!”
Ayam Peliharaan
Lengkebong pergi ke kebun untuk melihat ternak ayam peliharaannya. Di masa-masa sulit seperti ini, stok jagung untuk pangan ternak susah ia dapat. Bukan hanya jagung, kadang ia mengeluh karena harga beras mahal.
Sesampainya di pondok kebun, ia merebus ubi untuk ia makan. Tiba-tiba ada seekor ayam peliharaannya melintas di depannya.
“Kasiang ini ayam, lapar sto. Mar nintau mo kase makang apa,” kata Lengkebong dalam benaknya.
Setelah ubi yang direbus matang, ia menaruhnya di piring. Ia makan sambil melemparkan beberapa potong ke arah ayam tadi. Tapi ia melihat ayam itu enggan mematuk ubi yang ia lemparkan.
“Kalo bagini, lebe bae mo potong jo pa ngana, supaya ada le kita mo makang,” kali ini Lengkebong tak berbicara dalam hati lagi. Ia berencana menyembelih ayam itu.
Setelah itu, Lengkebong mengambil parang yang terselip di dinding kayu pondoknya.
Melihat Lengkebong mengeluarkan parang, tiba-tiba saja ayam itu bersuara, “Sadiki le kwa’! Tu ubi masih panas eee!”
Beli Rokok
Opa sedang duduk santai menonton TV. Hampir semua stasiun TV mengabarkan tentang perkembangan virus corona. Melihat rokoknya tinggal sebatang, Opa menyuruh cucunya Utu’ untuk pergi ke warung.
“Ngana pigi bli rokok dulu,” kata Opa.
“Sadiki le, Opa. Samantara seru ini main PUBG,” jawab Utu’.
“Itu warong so nyandak lama tutup. Instruksi pemerintah jam tujuh malam samua jenis usaha tutup!” kata Opa yang memang paling update dengan perkembangan virus corona.
“Iyo, nyandak lama kwa’, Opa,” Utu’ coba membujuk.
“Memang nyandak ada guna piara pa ngana ini! Lebe bae piara bebek!” teriak Opa.
“Iyo! Piara jo tu bebek, kong suruh bli rokok!” tangkis Utu’. Kali ini, remote TV melayang ke arah Utu’.
BACA JUGA Siasat La Cikulu Ketika Batal Puasa atau artikel lucu lainnya di MOP.