[MOJOK.CO] “Maksudnya sex ini apa ya? Soalnya saya nggak ngerti bahasa Inggris.”
Adlun akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya, Halmahera. Dua pekan lebih dirinya menyempatkan diri singgah di Yogyakarta, tapi sayang, upaya bertemu Mince tak mulus. Putus asa, ia malah pergi mabuk bersama Yaklep. Ia juga bertemu Karjo, tapi Karjo cuek, karena ia tak kenal Adlun.
Kali ini saya juga tak lagi bercerita soal Adlun. Bosan. Tiap diceritakan kisahnya, cuma Adlun yang terkenal, saya nggak. Kali ini saya mau cerita tentang Saleh, seorang kawan asal tanah Tidore, deng Mona, sang istri yang baru dinikahinya beberapa waktu lalu.
Baru Tadi Malam
Demi merayakan hari-hari bahagia setelah menikah, Saleh berencana untuk mengajak Mona pergi bulan madu ke tanah Eropa di akhir tahun. Di sana Saleh sudah membayangkan bisa berpeluk hangat bersama sang kekasih sambil diguyur salju. Saya yakin, Saleh yang makhluk tropis akan segera terserang flu sesaat setelah tiba di Eropa.
Demi melancarkan niatnya, Saleh mengajak sang maitua pergi ke kantor imigrasi untuk mengurus paspor. Setibanya di kantor imigrasi dorang dua segera mengisi formulir.
Mona mulai mengisi satu per satu kolom identitas, mulai dari name, date of birth, age, dan seterusnya. Hingga pada satu kolom, Mona terhenti sejenak dan memanggil suaminya.
“Kaka, coba bantu saya dulu.”
“Ssst… isi saja, jang baribut! Ngana juga jang contek saya punya ni….”
“Seeeh, ngana kira kitorang lagi ujian sekolah ka?! Coba serius, bantu saya dulu.”
“Bantu apa?”
“Ini kolom sex saya tulis apa?”
“Ceeeh… kita kira apa. Tulis saja ‘baru tadi malam’.”
Mabuk
Usia pernikahan belum genap seratus hari. Pernah satu kali Saleh berkelahi dengan istrinya. Mona kesal sebab Saleh masih belum bisa mengurangi kebiasaannya minum sopi.
“Kaka, ngana ni harus stop minum-minum. Tra usah pi mabuk lagi. Bikin habis uang saja!” keluh Mona.
“Beeeh, ngana larang-larang kita minum, kong ngana masih juga rajin pigi salon. Beli makeup satu minggu habis tiga juta. Ngana lebih boros!” Saleh tak mau kalah.
“Kita pigi salon beli make up kan biar dapa liat cantik. Cantik ini kan buat ngana juga to!?”
“Ceeeh, emangnya ngana pikir kita ni ada minum-minum untuk siapa ka? Kita ni minum-minum demi ngana juga tooo!”
“Adoh, so gila ngana ni?! Bagimana bisa mabuk demi kita?”
“Iyo, kita mabuk biar ngana kelihatan cantik to….”
Tidur sama Ikan
Perkelahian suami istri muda itu mulai meredam. Keduanya sepakat untuk kembali berbaikan. Esok harinya, saat Mona hendak menyiapkan makan siang, ia mencoba memberikan kode-kode kepada sang suami dengan sebuah pertanyaan, “Dulu, waktu masih pacaran, ngana sering kase hadiah pa saya. Kinapa sekarang so trada?” tanya Mona.
“Hmmm… bagimana eee… emangnya ngana pernah lihat nelayan kasi makang ikan yang sudah dia tangkap?” seloroh Saleh.
Lalu, malam hari tiba.
“Sayang, buka pintu kamar kaaa… saya mo masuk tidur,” ujar Saleh.
“Tra usa masuk!”
“Adoh, sayang, kinapa saya tra bole masuk?”
“Memangnya ngana pernah lihat nelayan tidur sama ikan kaaa?!”
Nonton India
Saleh pernah tiba-tiba datang menemui sahabat karibnya Berto. Ia bermaksud untuk curhat perihal rumah tangganya yang baru ia bangun belum lama ini.
“Oi, kawan. Kita stres juga ni setelah kaweng,” keluh Saleh.
“Adoh, kiapa ngana stress? Justru orang-orang kaweng itu supaya dong pe pikiran itu tra stres,” Berto membalas.
“Iyo, kita stres, soalnya di rumah Mona hobiii sekali nonton film India, Nakusha.”
“Hahaha… kinapa bagitu?”
“Gara-gara Mona nonton Nakusha, kita makan Sarimi telur terus tiap hari. Minggu ini kalo masih tambah episode lagi, demi dewa… kita mo tiba di UGD.”
Vespa Tua
Sore hari, Tete (kakek) Sabri sedang duduk santai di beranda rumah. Tete Sabri adalah kakek dari Saleh dan ia telah lama menduda. Di beranda, kopi hitam dan lima batang rokok kretek hasil sitaan dari warung tetangga ikut menemaninya. Ia sedang memikirkan bagaimana jika dirinya kembali menikah, mengikuti jejak sang cucu kesayangan.
Angin sepoi semakin membuat dirinya rileks. Rasa santai itu ternyata membuat dirinya tak sadar bahwa celana Tete Sabri robek besar, tepat di bagian sang adik “Alfonso” berada.
Mace Lorens, tetangga sebelah yang tengah melintas pun kaget.
“Woooiii, Tete, ngana pe garasi tabuka tuuu!”
Tete Sabri yang kadung cuek dengan keadaannya pun menjawab, “Oi, Mace, berarti ngana so lihat ada motor Tiger hitam parkir di dalam tooo?”
“Ah, tarada…. Kita cuma lihat ada motor Vespa tua. Dia punya ban dua juga so kempes.”
“Eehh, Mace, ngana jang salah eee. Biar Vespa tua bagini, tapi de pu mesin itu Kawasaki Ninja.”
“Ceeeh… iyo, Kawasaki, tapi dia punya bensin so kering tuuu!”