Curhat
Dear, Gus Mul yang baik hatinya.
Langsung saja, yes…
Jadi begini, Gus. Saya sedang jatuh cinta dengan seseorang. Sebut saja namanya Wuri. Wuri ini adalah kawan saya satu fakultas, tapi beda jurusan.
Wuri bukan orang yang cantik, namun entah kenapa, ia punya sesuatu yang, susah untuk dijelaskan, yang mampu membuat saya begitu tertarik dengannya.
Kami berdua sebelumnya tidak terlalu kenal di lingkungan kampus, kami justru akrab saat kami sama-sama ikut semacam komunitas nonton film gitu.
Pertemuan yang sebenarnya tak terlalu sering itu ternyata cukup membuat saya penasaran akan sosok si Wuri ini. Saya mulai tertarik untuk mencari tahu lebih dalam tentang Wuri. Pencarian saya berakhir pada satu kesimpulan: saya suka sama dia.
Nah, di sinilah masalahnya.
Belakangan, baru saya tahu, kalau salah seorang kawan dekat saya, sebut saya namanya Prawiro, ternyata juga suka sama Wuri.
Prawiro ini bahkan dengan blak-blakan cerita sama saya tentang betapa dia begitu tergila-gila dengan Wuri.
Saya dan Prawiro adalah kawan yang boleh dibilang cukup gantet. Kami satu SMA, satu kampus, satu organisasi, bahkan satu kosan. Kedekatan itulah yang kemudian membuat saya agak ragu dengan langkah saya untuk mendekati Wuri lebih jauh.
Nah, menurut Mas Gus Mul, kira-kira langkah apa yang harus saya lakukan? Apakah saya harus bilang sama Prawiro kalau saya juga suka sama Wuri?
~Bahar
Jawab
Dear, Bahar.
Ini persoalan yang cukup pelik dan dilematis. Ada pergolakan batin untuk memilih antara teman atau perempuan. Dua pilihan yang sama-sama sulit. Tapi begini, Bahar. Hubungan pertemanan yang baik adalah pertemanan yang jujur. Dan hubungan asmara yang baik adalah hubungan yang tidak disertai rasa tidak enak.
Dalam hal ini, saya menyarankan Anda untuk jujur. Sebab apa? Sebab ada dua pertimbangan atas kejujuran ini. Pertama, kalau anda tak jujur dengan tidak bilang sedari awal kalau Anda suka sama Wuri, maka kalau kebetulan Prawiro memergoki Anda sedang mbribik Wuri, niscaya dia akan menganggap Anda sebagai teman yang suka makan teman. Teman yang bedebah. Teman yang tidak tahu diri. Beda ceritanya kalau Anda jujur sedari awal. Dia akan maklum.
Kedua, kalau anda tak jujur sedari awal, dan ndilalah Anda berhasil jadian sama Wuri, maka Anda akan menyakiti Prawiro dengan sakit yang teramat sakit. Beda ceritanya kalau Anda bilang sejak awal. Prawiro memang akan tetap sakit, tapi setidaknya, tidak bakal sakit banget, sebab dia sudah menyiapkan diri.
Bilang terus terang pada Prawiro. Katakan bahwa Anda sudah menyukai Wuri sejak lama. Kalau memang salah satu dari kalian tak ada yang mau mengalah, maka buat kesepakatan untuk bertanding secara sehat tanpa harus mengorbankan persahabatan yang sudah lama dipupuk.
Kuatkan mental, ingat baik-baik lirik lagu “Meraih Bintang”-nya Via Vallen yang jadi theme song Asian Games 2018 itu: Kalau menang berprestasi, kalau kalah jangan frustasi. Kalah menang solidaritas, Kita galang sportifitas.
Cinta memang hal yang berharga, namun kejujuran adalah hal yang utama.
Oh, ya, btw. Perlu Anda ingat juga, bahwa usaha untuk memperebutkan Wuri bisa jadi bukanlah pertandingan, namun perlombaan.
Lho, apa bedanya?
Beda. Pertandingan adalah kompetisi antara dua pihak, pesertanya cuma dua. Sedangkan perlombaan adalah kompetisi bersama, pesertanya banyak.
Waspadalah. Waspadalah…