Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Corak Curhat

Kepincut Anak Tetangga, Bingung Ngedeketinnya

Audian Laili oleh Audian Laili
24 Juli 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Seorang lelaki bercerita sedang jatuh cinta dengan anak tetangga yang selalu bersikap cuek terhadapnya. Ia bingung untuk mendekati, apalagi keduanya sama-sama sudah punya pacar.

TANYA

Dear Mbak Audi,

Sebut saja saya Ahim, walaupun itu bukan nama saya. Jika boleh, saya ingin berkeluh kesah ke Mbak Audi, siapa tahu beroleh jawaban.

Mbak Audi, saya sudah lama jatuh cinta pada anak tetangga saya, yang rumahnya berada di depan rumah saya. Di mata saya, anaknya cantik sekali, berkulit terang, dan berpostur tinggi semampai. Anaknya juga cerdas, dulu bersekolah di SMA yang sama dengan saya (beda jarak delapan angkatan, sih). Sekarang dia sedang berupaya menempuh sidang skripsinya di PTN.

Saya menyesal kenapa dari dulu tak berusaha mendekatinya. Mungkin faktor usia juga, saya beda sekitar delapan tahun dengannya. Tapi mungkin juga karena sikapnya yang menurut saya sombong kepada saya. Beda kalau dengan orang tua saya, dia bersikap ramah. Keluarganya pun sangat ramah pada saya.

Sekarang dia sudah punya pacar, teman seangkatan kuliahnya. Saya pun punya pacar yang usia hubungan kami sudah setahun. Tapi terus terang saya tidak bahagia. Pacar saya sangat pasif, hampir tidak pernah memulai komunikasi. Bahkan jika saya diamkan beberapa hari, dia pun akan diam juga. Saat ini sudah sekitar belasan hari kami sama sekali tidak berkomunikasi. Saya sudah beberapa kali berupaya memperbaiki ini, tapi kelihatannya tidak berhasil. Mungkin karena itu juga saya merindukan seorang pasangan yang mau melakukan komunikasi timbal balik.

Oh iya, saya bekerja jauh di luar kota. Saya dapat cuti sekitar dua bulan sekali. Di kesempatan itu biasanya saya bisa melihat si anak tetangga itu, yang juga kuliah di luar kota. Seperti biasanya keluarganya selalu ramah jika bertemu saya—kebetulan saya dianggap sebagai pemuda yang baik di lingkungan saya. Tapi, si doi tetap cuek bebek.

Saya harus bagaimana mbak Audi? Terima kasih mau menerima keluh kesah saya.

JAWAB

Hai, Mas Ahim—yang bukan nama sebenarnya. Langsung saja ya, Mas.

Jadi begini, hal paling pertama yang harus sampeyan tanyakan pada diri sampeyan sendiri. Ngapain sampeyan pacarin anak orang kalau sebetulnya nggak sreg-sreg amat sama dia? Kayak gini, kan kelihatannya jadi malah kayak lagi cari cadangan doang. Padahal, nggak ada satu pun orang yang bersedia jadi cadangan. Semua tentu penginnya diprioritaskan.

Intinya, mindset sampeyan kudu dibenerin dulu. Kalau memang mau ngedeketin si anak tetangga yang menarik bagi sampeyan itu, ya kelarin dulu urusan sama pacar sampeyan sekarang. Bukannya cari-cari alasan untuk main hati dan main mata. Dengan sok beralasan si pacar pasiflah, nggak bisa berkomunikasi dengan baiklah. Halah, mbel, Mas.

Mohon maaf nih, ya, Mas. Memangnya apa jaminannya kalau si anak tetangga itu bakal bisa menjadi partner berbincang yang baik dengan sampeyan? Khususnya, kalau nanti kalian sudah betul-betul jadi pasangan. Bisa berkomunikasi dengan enak itu, juga soal kenyamanan loh, Mas. Lha wong sekarang aja, si anak tetangga itu nggak ramah dan cuek bebek ke sampeyan. Memangnya kalau udah beneran jadi pasangan, bisa ujug-ujug nyaman, gitu? Terus bisa langsung ngobrol banyak, gitu?

Iklan

Jadi, ya, Mas. Daripada sibuk-sibuk cari pembenaran untuk suka sama orang lain, dengan beralasan kalau pacar sampeyan itu orang pasif. Mbok mending sampeyan-nya “dibenerin dulu”. Intropkesi dulu. Siapa tahu, jangan-jangan kepasifan pacar, itu ya karena sampeyan sendiri. Misalnya, susah untuk menghargai komunikasi di antara kalian, mungkin? Atau susah menghargai dia waktu lagi cerita—dengan sungguh menggebu-gebunya.

Orang pasif kan nggak selalu bakal pasif sepanjang waktu. Biasanya, nih. Biasanya loh, ya. Dia malah bisa banyak omong saat berada dengan orang yang membuat dia nyaman. Atau jangan-janga, memang sebetulnya sampeyan selama ini bikin dia nggak nyaman?

Eh, lha kok malah sekarang langsung nyalahin pacar gitu aja? Terus nggak mutusin dia, meski udah ngerasa nggak cocok. Eh, justru jadiin pacar sendiri sebagai cadangan sambil cek ombak respons si anak tetangga. Hadeeeh, sampeyan ini, Mas. Nggak ngerti lagi saya ini, mah.

Terakhir diperbarui pada 24 Juli 2019 oleh

Tags: anak tetanggacinta beda usiajatuh cintapacar pasif
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

Gagal Berkenalan Karena Sifat Cuekku yang Meresahkan. MOJOK.CO
Kilas

Gagal Berkenalan Karena Sifat Cuekku yang Meresahkan

14 Mei 2023
tokoh fiksi
Pojokan

Tidak Ada yang Salah dengan Jatuh Cinta pada Tokoh Fiksi

18 Juli 2021
dosen
Curhat

Dilema Mencintai Dosen yang Usianya Jauh Lebih Tua

29 Agustus 2020
cara move on mojok.co
Pojokan

Cara Move On untuk Cowok dan Cewek yang Selama Ini Tidak Kalian Ketahui

13 Maret 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.