Portugal Diprediksi Makin Kuat di Fase Akhir Euro 2020 vs Belgia yang Lebih Dijagokan

Portugal Diprediksi Makin Kuat di Fase Akhir Euro 2020 vs Belgia yang Lebih Dijagokan MOJOK.CO

Portugal Diprediksi Makin Kuat di Fase Akhir Euro 2020 vs Belgia yang Lebih Dijagokan MOJOK.CO

MOJOK.CO16 Besar Euro 2020 | Belgia vs Portugal | Belgia lebih dijagokan. Namun, Portugal jadi lebih berbahaya di fase-fase penting. Laga yang sebetulnya seimbang.

Gusti Aditya: Belgia harus pasang tolak bala.”

Hal seru bakal tersaji. Bukan hanya karena pasukan elite kedua tim, tapi juga pertemuan Romelu Lukaku vs Cristiano Ronaldo. Bisa dibilang, Ronaldo melesat mulus jadi pencetak gol terbanyak dengan gelontoran 5 gol. Ya walaupun 3 gol itu lewat titik putih. Tapi itu bukan soal.

Duel striker tajam Serie A tersaji di partai hidup mati. Romelu Lukaku punya kontribusi besar untuk Belgia. Masih sangat berpeluang melewati gol Ronaldo. Duel lapangan tengah juga patut jadi perhatian. Kevin De Bruyne vs Bernardo Silva, rekan satu tim di Manchester City, bakal jadi sorotan.

Tapi gimana ya, kalau udah ada bahasan Ronaldo, Lukaku, dan balapan jadi pencetak gol terbanyak, kata penalti pasti menyeruak. Ledekan-ledekan Penaldo ini susah sekali dilepaskan. Tapi, di sisi lain, ledekan itu bikin laga Belgia vs Portugal jadi syahdu. Salah satunya mengamati bursa taruhan di laga nanti, Ronaldo bakalan dapat penalti berapa kali.

Eh ini saya nggak lagi mengada-ada, lho. Sejauh ini, O/E atau odd even unggul untuk genap yang artinya kalau nggak 2, 4, 6, dan kelipatan genap Ronaldo dapat penalti. Ada, lho, yang menjadikan ledekan-ledekan ini sebagai bahan taruhan.

Lantas, apa Ronaldo dapat penalti itu masalah? Jelas nggak. Rugi bandar nanti kalau nggak terjadi. Untuk Belgia sendiri, terkadang kejadian seperti ini nggak bisa dihindari. Nah, biar nggak jadi korban Penaldo, saya punya usul.

Belgia bisa pakai “tolak bala” dalam diri Simon Mignolet. Begini skenario terburuknya:

Saya ingat betul ketika Mignolet masih berseragam Liverpool. Beliau mampu mementahkan beberapa tendangan penalti dengan cukup baik. Yang paling berkesan tentu kala menggagalkan tendangan Diego Costa, ketika Liverpool bersua dengan Chelsea (1/2/2017). Malam itu, Mignolet adalah antagonis yang berubah menjadi protagonis.

Memang, Thibaut Courtois itu kiper utama. Namun, tidak ada salahnya memakai Mignolat di laga tertentu. Mengingat beberapa pemain Portugal itu sering lupa diri, nggak lagi pemain bola tapi penari balet, keberadaan kiper spesialis penalti itu penting adanya.

Selain itu, selalu ada kemungkinan ketika Lukaku tiba saatnya puasa gol. Ketika laga berlanjut ke babak tos-tosan, Mignolet bisa jadi protagonis lagi. Iya, saya tahu, Mignolet itu kadang bawa sial. Namun, saya rasa aura negatif itu bakal mengarah ke Portugal, bukan Belgia.

Bersiap akan segala sesuatu tentu baik adanya.

Theresia Deviana: “Portugal bakal makin kuat.”

Belgia melaju ke babak 16 besar dengan poin sempurna. Performa apik Romelu Lukaku membantu mulusnya jalan Belgia sejauh ini, menegaskan betapa mengerikannya Setan Merah.

Konon, julukan Setan Merah ini merujuk pada 1905, saat pertandingan melawan Belanda. Media Belanda memberitakan Belgia yang bekerja keras mempersiapkan pertandingan saat itu dengan worked like devils, tambahan red dari warna utama seragam mereka, jadilah sejak itu dikenal red devils yang ori. Kalau yang KW itu sih julukan buat sebuah tim dari Inggris yang fans bocilnya memang kayak devil.

Melihat kekuatan skuat, banyak yang menjagokan belgia melaju sampai final. Bahkan kurang lebih satu dekade terakhir Belgia diamini memiliki generasi emas. Ada Lukaku, Hazard bersaudara, Kevin De Bruyne, Thibaut Courtois, berikut Jan Vertonghen dan Thomas Vermaelen sebagai pemain tertua. Siapa yang tidak bergidik ketakutan melihat setan seperti itu?

Sedangkan Portugal maju dengan keraguan, yang lagi-lagi terlihat kesulitan hanya lolos sebagai peringkat 3 terbaik. Bertemu Belgia yang poinnya sempurna, lebih rasional untuk tidak berharap banyak untuk kemenangan Portugal.

Kontrasnya perjalanan mereka di Euro 2016 sedikit mirip dengan yang terjadi sekarang. Belgia lolos grup dengan mudah, Portugal sedikit terengah. Selanjutnya berbeda kisah. Pelan tapi pasti, Portugal menapaki tiap babak berbalik dengan Belgia yang mulai kekurangan daya ledak. Bisa dibilang hebatnya generasi emas Belgia ini terhambat keberuntungan yang membuatnya belum juga meraih satu pun gelar.

Sejauh ini performa apik Belgia dengan generasi emasnya suka macet saat mulai mendekati babak final. Piala Dunia 2014 dan Euro 2016 hanya sampai perempat final. Lalu, di Piala Dunia 2018, dikalahkan sang juara, Prancis.

Portugal memang tidak lebih hebat dari Belgia di 2 gelaran Piala Dunia terakhir, paling jauh hanya sampai 16 besar. Namun, di Euro 2016 nasib Portugal jauh lebih baik, jadi juara.

Jejak juara Portugal diisi banyak keberuntungan. Menang tipis dari Kroasia yang saat itu juga lebih dijagokan, melewati Polandia dengan adu penalti, bertemu Wales yang paling lemah di semifinal, mengalahkan Prancis dengan dramatis.

Berbeda dari Belgia yang kurang beruntung, Portugal dianggap mendapat banyak keberuntungan. Karena itu juga Portugal dianggap akan segera kehabisan sumber luck-nya. Tapi mungkin juga tidak, karena keberuntungan itu muncul secara ajaib. Portugal dikenal dengan kerja kerasnya, jadi keajaiban itu bukan semata-mata tanpa usaha.

Seperti leluhurnya yang pernah memonopoli rempah-rempah daerah timur Indonesia dengan cerdik memanfaatkan konflik Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore, timnas Portugal yang pekerja keras dan penuh strategi bukan tidak mungkin melihat celah untuk mengalahkan tangguhnya Belgia yang sedang bergumul dengan keberuntungannya sendiri.

Laga yang bisa disebut bigmatch ini hadir terlalu awal, di 16 besar, sangat layak dinantikan. Mereka ada di urutan bagan yang tidak mudah, siapa pun yang menang di pertandingan ini akan ditunggu lawan yang lebih berat seperti dalam siklus rantai makanan.

Portugal sudah terbiasa dengan step berat akan lebih siap menuju puncak rantai makanan. Herbivora, karnivora, bahkan setan akan dilahap dengan cengkeraman erat usaha seluruh tim, memupuk percaya untuk kembali menjadi raja sepakbola Eropa. Mengutip salah satu caption Instagram Ronaldo, continiuem a acreditar tanto como nós!

BACA JUGA Belanda yang Stabil vs Kekuatan Kuda Hitam Ceko: Stabil tapi Rapuh? dan ulasan Euro 2020 lainnya.

Exit mobile version