MOJOK.CO – Juventus mau menukar Pjanic + De Sciglio + 25 juta euro untuk Nelson Semedo, bek kanan Barcelona? Transfer yang terasa aneh.
Kalau kamu mengikuti perkembangan transfer Juventus sejak awal Mei 2020, Miralem Pjanic selalu ada dalam pemberitaan. Saya tidak tahu mana yang duluan, apakah Chelsea atau PSG yang berminat. Namun kini, ada Barcelona yang disebut juga tertarik. “Kesepakatan” antara Juventus dan Barcelona inilah yang terasa sangat aneh.
Latar belakang Pjanic ke Chelsea masih masuk akal. Maurizio Sarri, pelatih Juve saat ini, ingin pemain kesayangannya, Jorginho, yang bermain untuk Chelsea, pulang ke Italia. Melihat posisi dan gaya bermain, maklum kalau kemudian Chelsea ingin Pjanic masuk dalam daftar tukar pemain. PSG? Maaf saja, tidak menarik untuk dibahas.
Tiba-tiba, pada 18 Mei 2020 dini hari, konon sudah terjadi “kesepakatan” antara Juventus dan Barcelona. Si Nyonya Tua sepakat berpisah dengan Pjanic, plus Mattia De Sciglio, plus uang tunai 25 juta euro, untuk ditukar dengan Nelson Semedo, bek kanan Barcelona. Media-media Inggris dan Indonesia menerkam begitu saja berita itu.
Padahal, jika mempertimbangkan dari aspek nilai transfer dan kebutuhan tim, transfer ini terasa sangat aneh. Jika memikirkannya dengan tenang, “kesepakatan” ini seperti transfer imajinatif yang hanya terjadi di permainan virtual. Kenapa begitu?
Barcelona tidak butuh Pjanic
Jika melihat kemampuan dan posisi pemain, Pjanic adalah salah satu #6 terbaik di Eropa. Kita sepakat dulu untuk satu hal ini. Nah, padahal, di Barcelona, sudah ada dua #6 yang juga terbaik di Eropa: Sergio Busquets dan Frankie De Jong. Bahkan aman untuk dinyatakan kalau Busquets adalah yang terbaik dari kedua pemain tersebut. Tapi itu beberapa tahun yang lalu.
Busquets mengalami penurunan performa, entah karena usia atau karena cara bermain Barcelona saat ini. Oleh sebab itu, jika memang Busquets akan diparkir di bangku cadangan, tidak ada ide yang lebih masuk akal selain mengembalikan De Jong ke pos #6 seperti ketika bermain untuk Ajax.
Selama ini, De Jong dipaksa bermain di pos #8. Performanya tidak buruk amat, tapi kita semua tahu kalau pemain akan terbantu kembali ke level tertinggi ketika bermain di posisi idealnya. Oleh sebab itu, Pjanic yang sudah berusia 30 tahun, tidak masuk akal untuk didatangkan.
Barcelona lebih membutuhkan striker dan bek tengah ketimbang gelandang. Jika nama Lautaro Martinez yang dihubungkan, berita transfer yang beredar akan lebih masuk akal.
Juventus tidak butuh Nelson Semedo
Nelson Semedo adalah salah satu bek sayap agresif yang masuk top tier di dunia saat ini. Well, bukan yang terbaik, tetapi memang berkualitas. Di Barcelona, pos bek kanan diisi Semedo dan Sergi Roberto. Komposisi yang pas, mengingat Roberto adalah all-rounder player, atau biar gampang kita sebut sebagai “bek serba bisa”.
Kembali, tidak ada urgensi bagi Barcelona untuk melepas Semedo dan menukarnya dengan dua pemain Juventus: Pjanic dan De Sciglio. Catatan cedera De Sciglio bersama AC Milan dan Juventus terlalu “mengerikan” untuk dipertimbangkan menjadi back up Sergi Roberto sekalipun.
Sementara itu, Juventus tidak (terlalu) membutuhkan bek kanan. Saat ini, sudah ada Danilo dan Juan Cuadrado yang bisa bermain di posisi itu. Cuadrado bukan bek kanan asli, tetapi performanya cukup lumayan. Kasus Cuadrado berbeda dengan De Jong yang sebaiknya dikembalikan ke posisi aslinya.
Melihat komposisi skuat, lebih urgen bagi Juventus untuk mencarikan klub baru untuk Kheidira dan Matuidi. Dua pemain ini sudah jauh di bawah standar. Jika memang ingin juara Liga Champions, Juve perlu mempertimbangkan berinvestasi besar untuk lini tengah. Pada titik inilah, Di Marzio menegaskan “akal sehat”.
Di Marzio, salah satu jurnalis yang bisa dipercaya, mengabarkan kalau “kesepatan” penukaran Pjanic + De Sciglio + 25 juta euro untuk Semedo adalah kabar palsu. Di Marzio menambahkan kalau kabar yang lebih masuk akal adalah Juventus mau melepas Pjanic asal Barcelona memasukkan Arthur Melo ke dalam kesepakatan.
Ini jelas masuk akal untuk sisi Juventus. Arthur, yang masih berusia 23 tahun adalah investasi jangka panjang. Cocok untuk menggantikan Kheidira dan Matuidi. Meskipun memang, Arthur sendiri tidak mau hijrah ke Italia untuk saat ini. Bagi Barcelona, melepas Arthur artinya melepas potensi lini tengah yang diisi De Jong-Arthur untuk masa depan.
Kembali lagi, meski kabar dari Di Marzio sudah terdengar lebih masuk akal, tetap saja terasa aneh. Terasa aneh karena strategi transfer Barcelona ini seperti melucuti potensi masa depan dan menggantinya dengan pemain lewat usia emas yang mungkin cuma akan beredar di level tertinggi untuk dua tahun saja.
Well, pada titik tertentu, baik Sarri di Juventus dan Quique Setien di Barcelona memang dua pelatih “eksentrik”. Kalau ada transfer aneh yang terjadi nanti, tidak heran kalau dua nama pelatih ini terlibat di dalamnya.
BACA JUGA Leroy Sane Bukti Kegagapan Strategi Transfer Barcelona, Beda Jauh dengan Real Madrid atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno di rubrik BALBALAN.