Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Joko Driyono Tersangka: Menguatkan Suara Suporter Demi Masa Depan

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
16 Februari 2019
A A
Joko Driyono MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Joko Driyono tersangka. Pelaksana Tugas Ketua Umum PSSI yang menggantikan Edy Rahmayadi itu dipandang tak tersentuh. Namun, segalanya mulai berubah…

Kamis, 24 Januari 2019, Satgas Anti-Mafia Sepak Bola mencecar Joko Driyono dengan 45 pertanyaan. Pemeriksaan yang dilakukan di Polda Metro Jaya. Mulai dari pukul 11 pagi hingga 10 malam. Saat itu, beliau diperiksa sebagai saksi.

“Saya dimintai keterangan mengenai struktur, fungsi, kewenangan, sistem manajemen PSSI, kewenangan Exco PSSI, komite kesekjenan, prosedur tentang keuangan dan lainnya,” ujar Joko Driyono di Polda Metro Jaya, seperti dikutip oleh Tirto.

Jatuh di hari Kamis lagi, ketika Satgas Anti-Mafia Sepak Bola melakukan penggeledahan dan penyitaan di rumah Joko Driyono, Apartemen Taman Rasuna, Tower 9, Unit 18C.

Sekira pukul 21.30 WIB, tim berkoordinasi dengan chief security apartemen tersebut yakni Debot PJ untuk menyaksikan proses penggeledahan. Pukul 22.03 WIB, penyidik bertemu dengan Joko Driyono di kamarnya. “Tim mulai menggeledah dan disaksikan oleh Joko Driyono serta pihak petugas keamanan apartemen,” ucap Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo.

Pukul 23.30 WIB, tim melanjutkan penggeledahan. Polisi menyita barang bukti satu laptop merek Apple warna silver beserta charger, satu buah ipad merek Apple warna silver beserta charger, dokumen terkait pertandingan, buku tabungan dan kartu kredit, uang tunai, empat buah bukti transfer, tiga unit telepon seluler warna hitam.

Lalu, disita juga enam unit telepon seluler, satu bundel dokumen PSSI, satu buku catatan warna hitam dan satu buku note kecil warna hitam, dua buah flashdisk, satu bundel surat, dua lembar kuitansi, satu bundel dokumen, dan satu buah tablet merek Sony warna hitam.

Jumat (15/2), Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, Joko Driyono tersangka. Satgas Anti-Mafia Sepak Bola menetapkan Joko Driyono (Jokdri), sebagai tersangka pengaturan skor.

Sebuah kejutan hadir di Jumat malam, ketika banyak pemerhati hingga fans menyangka sosok Jodri tidak tersentuh. Maklum, beliau yang mengawali karier sebagai jurnalis, sudah berada di dalam tubuh PSSI selama dua dekade.

Dua dekade, enam Ketua Umum PSSI, mulai dari Azwar Anaz hingga Edy Rahmayadi, Joko Driyono tegar tak goyah. Beliau menyaksikan secara langsung gejolak di dalam tubuh PSSI. Suara-suara miring pun muncul, menyebut beliau sebagai manusia yang paling berkuasa di PSSI. Pengaruhnya sangat kuat. Sosok kalem itu, sekali lagi, seperti tidak tersentuh.

Namun, kehadiran Satgas Anti-Mafia Sepak Bola seperti menggerus “kerajaan” PSSI. Satu per satu anggota PSSI ditangkap, mulai dari Exco hingga komite wasit. Kanker yang sudah menggerogoti organ dalam PSSI itu mulai diberantas.

Tak perlu dibantah, citra buruk itu sudah kadung menjadi milik PSSI. Mundurnya Edy Rahmayadi dari jabatan Ketua Umum pun dianggap bukan solusi masalah. Saking sakitnya, yang bermasalah bukan lagi per individu, melainkan sekelompok. Ketika kelompok itu diusik, mekanisme bertahan hidup langsung aktif. Sebuah situasi yang bikin kerja perbaikan PSSI menjadi begitu sulit dilakukan.

Fajar Junaedi, dosen dan peneliti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mencuit sebuah analogi yang menarik. Beliau bilang begini:

“Saat orang-orang jahat berkuasa di sebuah institusi, mereka akan menyingkirkan orang yang baik agar kejahatannya tidak terhalangi. Ketika orang-orang jahat sudah teradili oleh palu hakim, orang baik harus didorong kembali lagi. Logika inilah yang terjadi di PSSI.”

Iklan

Orang baik, kata orang, tidak akan bisa hidup di tengah sebuah percaturan politik. Politik itu, bukan melulu soal Pilpres atau Pileg. Politik adalah sebuah cara bertindak untuk menangani sebuah masalah. Maka, ada yang namanya istilah “berpolitik” untuk menyebut sebuah usaha perorangan atau kelompok untuk mengatasi sebuah masalah.

Ketika masalah sepak bola Indonesia coba diselesaikan secara “politik”, lahir negosiasi untuk mengamankan kehidupan orang-orang yang terindikasi “jahat”. Seperti misalnya, Satgas Anti-Mafia Sepak Bola menetapkan status tersangka Joko Driyono terkait pengaturan skor, orang-orang “pembela” akan mendistraksi publik dengan pernyataan yang berkebalikan.

Alasan-alasan konyol dan tidak masuk logika akan mereka gunakan untuk berteriak di ranah publik. Mereka ingin mendistraksi publik dari kenyataan yang ada. Maka, ketika sepak bola Indonesia sudah sampai pada titik ini, apa yang perlu kita lakukan?

Kita, yang saya maksud adalah suporter. Mengandalkan mekanisme internal PSSI untuk mengubah keadaan tidak sepenuhnya efektif. Misalnya, Joko Driyono tersangka, tetapi masih dapat memimpin PSSI dari balik jeruji. Siapa yang akan menggantikannya ketika KLB berlangsung? Suara siapa yang paling penting untuk dikawal? Betul, suara voters yang perlu dipantau.

Mohamad Ilham, Sport Editor Jawa Pos sudah menyampaikan cara suporter mengganti kepengurusan PSSI. Caranya sangat sederhana. Saya kutipkan utuh supaya mudah kamu baca:

2. Suporter emang gak punya hak suara. Yg punya voters. Jadi, voters lah yg ditekan untuk menuntut perubahan. Voters itu siapa. Semua klub liga 1, 16 besar klub liga 2, 16 besar klub liga 3. Asprov, Plus beberapa unsur lain. Yg dekat dg suporter adalah klub dan asprov.

— Mohammad Ilham (@iIhamzada) January 23, 2019

4. Klo asprov g mau. Mungkin suporter sulit menekan. Klo klub g mau lebih mudah menekan. Sebab ada faktor ekonomi yg menghubungkan klub dg suporter. Manfaatkan itu. Boikot beli merchandise klub. Klo perlu boikot datang ke stadion.

— Mohammad Ilham (@iIhamzada) January 23, 2019

6. Ayo. Mulai dari sekarang. Mumpung ada Piala Indonesia. Jngan tunda lagi. Klo kita menunggu PSSI berubah dg sendirinya, sampai kapan. Ayo kita mafia bagian dari perubahan

— Mohammad Ilham (@iIhamzada) January 23, 2019

8. Klo bukan kalian para suporter yg menggerakkan perubahan, terus siapa lagi? masih tunggu 2020 kongres? Tahun ini kita dipermalukan Bung. Malu jadi pecinta bola Indonesia ?

— Mohammad Ilham (@iIhamzada) January 23, 2019

10. Ingat lagi. Hitung kembali uang dan waktu yg kalian suporter habiskan demi mendukung tim kebanggaan dan timnas. Ini saatnya menagih loyalitas klub kepada suporternya. Jangan hanya mau dikeruk duit tiket dan beli merchandise aja. Tapi g mau ikut memperbaiki sepak bola kita

— Mohammad Ilham (@iIhamzada) January 23, 2019

Suporter, bagi saya, bukan hanya sebuah organisasi yang menghabiskan waktu untuk bernyanyi mendukung klub saja. Suporter punya suara, dan harus disuarakan. Jika tidak bisa melakukannya lewat tribun stadion, suara itu bisa dikumandangkan lewat berbagai platform. Seperti kata Mas Ilham, yang penting adalah adanya kehendak untuk menerima keadaan, lalu mengubahnya.

Vox populi, vox dei. Sebuah ungkapan dalam Bahasa Latin yang berarti ‘suara rakyat adalah suara Tuhan’. Untuk sepak bola Indonesia, suara suporter adalah suara perubahan. Perubahan, sebuah proses penciptaan kembali, seperti kerja Tuhan menciptakan dunia.

Jika dunia PSSI dan masa depan sepak bola Indonesia ini ingin diperbaiki, suara suporter yang paling sakti. Sudahi gengsi daerah, sudahi rivalitas kebablasan hingga merenggut nyawa, sudahi sikap bodoh memelihara dan mewariskan kekerasan. Jika suporter terus terbelah, di situ kejahatan berkembang liar seperti jamur di kala musim hujan.

Terakhir diperbarui pada 16 Februari 2019 oleh

Tags: edy rahmayadijoko driyonoLiga 1 IndonesiaPSSISatgas Anti Mafia Bola
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Ketum PSSI Erick Thohir dan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi bahas soal Liga 3 dan Liga 4 di Jawa Tengah MOJOK.CO
Kilas

Liga 3 dan 4 bakal Bergulir di Jawa Tengah, Bina Bakat-bakat Muda dari Desa…

8 Agustus 2025
Kalau gue jadi Patrick Kluivert, gue nggak mau menjadi pelatih Timnas Indonesia gantikan Shin Tae Yong karena Ketum PSSI Erick Thohir problematik MOJOK.CO
Ragam

Kalau Jadi Patrick Kluivert Gue Nggak Mau Kerja sama Erick Thohir yang Interview Kerja di Hari Raya, Tak Punya Value dan Tak Tahu Batas

9 Januari 2025
Histori

Ingatan Memalukan di Stadion Bahrain 12 Tahun Silam, Catatan dari Era Bobrok PSSI

10 Oktober 2024
Liga 3 Faktanya, Liga Malaysia Jauh Meninggalkan Kita MOJOK.CO
Esai

Memaksimalkan Liga 3 Sebagai Cara untuk Mengejar Ketertinggalan dari Sepak Bola Malaysia

11 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.