MOJOK.CO – Bagaimana apabila tim Jokowi dibuat menjadi sebuah kesebelasan? Siapa yang cocok menjadi playmaker dan kiper? Siapa yang cocok menjadi breaker dan striker?
Perhelatan politik tidak jauh berbeda dengan dunia sepak bola. Menjelang dimulainya musim baru, ketika jendela transfer dimulai, masing-masing tim memperkuat skuat. Mereka merekrut pemain baru untuk mengangkat kualitas, sembari menjual yang tidak banyak berguna demi mengurangi beban gaji, uang makan, dan tunjangan hari tua.
Politik pun sama saja. Tiap kubu merangkul orang-orang yang dianggap kompeten dan mampu mengangkat elektabilitas. Sekarang, bagaimana jadinya kalau orang-orang di sekiling Jokowi menjadi sebuah kesebelasan? Untuk itu, setelah menemui beberapa nama sumber yang tampaknya tidak terlalu valid, kami menyusun 11 nama untuk mengisi kesebelasan Tim Jokowi.
Sebelas nama ini kami susun berdasarkan kemampuan, potensi, dan pengaruhnya terhadap elektabilitas sang petahana. Menggunakan skema dasar 3-5-2, skuat ini memadukan kecerdasan, kekuasaan, dan kemampuan membangun citra yang ciamik.
Kiper (Mbak Puan)
Yang paling cocok untuk dijadikan kiper adalah Puan Maharani. Putri dari Megawati Sukarnoputri ini tengah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Jabatan yang melekat sungguh menggetarkan hati. Puan menjadi sosok yang dianggap pas untuk “membangun manusia Indonesia” sesuai Nawacita Jokowi. Ya, setidaknya tugasnya seperti itu. Hasilnya? Ya nanti dulu.
Puan menjadi kiper karena kemampuan teknisnya yang paling samar dibandingkan tokoh-tokoh lainnya. Sebetulnya, tim analis kami agak berat memasukkan nama Puan ke dalam skuat ini. Namun, karena Puan yang paling banyak urunan membayar lapangan, kami tak enak hati jika tidak mengajak beliau.
Tiga bek tengah (Luhut – Sri Mulyani – Mahfud MD)
Menggunakan skema dasar 3-5-2, artinya tim ini menggunakan sistem tiga bek. Salah satu bek berperan sebagai sweeper. Bek tengah sebelah kanan diisi oleh Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Bidang Kemaritiman Indonesia.
Sebagai bek tengah sebelah kanan, selain tangguh mempertahankan keseimbangan lini belakang, Luhut juga bertanggung jawab dengan proses build up serangan. Luhut memastikan proses serangan tim Jokowi tidak rusak ketika diawali dari Mbak Puan yang begitulah.
Sementara itu, bek tengah sebelah kiri diisi Mahfud MD. Politisi ulung kelahiran Madura ini pernah memegang jabatan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK). Oleh sebab itu, kemampuannya dalam bidang hukum mampu melindungi tim Jokowi ketika wasit melakukan kecurangan TSM (Terstruktur, Sistematif, dan Masif).
Siapa yang mengisi pos bek tengah sebelah tengah? Tentu saja Sri Mulyani. Menteri Keuangan ini bertugas menjaga cash flow skuat. Jadi, ketika hendak menyewa lapangan, Ibu Sri ini yang mengumpulkan uang patungan. Tugasnya sebagai sweeper dijalankan dengan baik. Beliau menjaga supaya keseimbangan keuangan skuat tidak jebol dan terjadi inflasi terlalu besar.
Tiga gelandang tengah (Ngabalin – Susi – Megawati)
Tiga gelandang tengah Tim Jokowi diisi oleh Ali Mochtar Ngabalin, Susi Pudjiastuti, dan Megawati. Ngabalin bertugas sebagai gelandang bertahan alias breaker serangan lawan. Yah, mirip-mirip Gennaro Gattuso gitulah.
Tugas Ngabalin sebagai Staf Kepresidenan Bidang Komunikasi Politik selama ini dikenal sering mematahkan serangan-serangan verbal dari lawan. Ngabalin juga jago menyampaikan pesan-pesan penting dari skuat Jokowi. Ngabalin sendiri adalah mantan pemain tim rival. Jika dulu waktu di tim sebelah Ngabalin seringkali offside (padahal gelandang bertahan) bahkan sering kena kartu merah, sekarang Ngabalin lumayan cukup mendingan, yah cuma kartu kuning. Lumayan.
Susi Pudjiastuti adalah gelandang nomor 8 yang mobile, lugas, sekaligus cerdik. Kemampuan running from behind Ibu Susi sangat berbahaya. Lha gimana? Susi ini ibarat pemain yang jago di posisinya padahal bukan dari lulusan Sekolah Sepak Bola (SSB). Ketegasannya sudah dirasakan secara tuntas oleh kapal-kapal pencuri ikan. Jargonnya pun sederhana: orang boleh lewat, kapal jangan. Ketika tengah menguasai bola, Susi menunjukkan gayanya yang sederhana dan apa adanya. Hal ini didukung juga dengan daya jelajahnya yang luar biasa, dari Laut Arafuru sampai Kepulauan Natuna aja dijabanin, apalagi cuma dari satu bendera korner ke bendera korner.
Mendampingi Ngabalin sebagai gelandang bertahan dan Susi sebagai gelandang penjelajah, tim Jokowi punya Megawati. Beliau adalah playmaker tim ini, banyak bermain berdekatan dengan dua penyerang.
Gaya bermain Megawati mengingatkan kita pada gaya permainannya seperti Andrea Pirlo, sang playmaker dalam bayang-bayang. Megawati adalah King Maker dalam Tim Jokowi. Segala macam arah serangan tim bermula dari kepalanya, tidak ada yang boleh ngeyel. Kalau ngeyel ya siap-siap diseruduk banteng. Selain jadi playmaker, Megawati juga jadi kapten tim.
Dua sayap Tim Jokowi (Cak Imin – Budiman Sudjatmiko)
Dua pemain di sisi lapangan diisi Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di sisi kanan dan Budiman Sudjatmiko di sisi kiri. Cak Imin gemar bermain memeluk garis tepi sebelah kanan. Sangat kanan—bahkan kadang kelewat kanan sampai keluar lapangan. Gaya bermainnya yang mencolok membuat mata kita menjadi akrab dengan keberadaannya. Meski sering dilupakan karena di posisi sayap jauh, tapi Cak Imin selalu dada-dada di pinggir lapangan biar dilirik.
Tidak cuma lambai-lambai tangan biar diikutkan pada serangan tim, Cak Imin bahkan sudah pasang baliho “Cak Imin Cawapres 2019” untuk dipajang di pinggir-pinggir tribun stadion. Beliau selalu berusaha memberi umpan-umpan matang untuk menarik perhatian Jokowi. Sayang, belakangan ini lebih banyak yang meleset dan belum kena sambut juga dari Jokowi.
Untuk sayap kiri diisi oleh Budiman Sudjatmiko, politisi muda dari PDIP yang saat ini menjabat sebagai Anggota DPR. Politisi yang masih muda ini punya stamina yang mumpuni, cerdik, dan bisa sangat agresif menyerang ketika melihat ketidakadilan hilang dari tengah-tengah rakyat seperti tahun 1998 yang lalu. Ya harapannya, sih, begitu. Soalnya kadang posisi Budiman ini perannya malah kayak inverted winger suka masuk ke tengah di pusaran kekuasaan, sampai lupa kalau dirinya dulu pernah sangat kritis waktu masih jadi orang pinggiran.
Dua penyerang (Jokowi – JK)
Penyerang pertama diisi oleh Jusuf Kalla (JK), yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia saat ini. Lantaran gaya bermainnya yang tidak terlalu cocok dengan Jokowi, kontrak JK tidak diperpanjang untuk musim depan. Gosipnya, JK sudah menjalin kesepakatan verbal dengan tim lawan Jokowi, tinggal menunggu rancangan kontrak disetujui.
Ujung tombak, tentu saja diisi Jokowi. Pemain terbaik Pilpres 2014 ini akan kembali mempertahankan statusnya sebagai “yang terbaik” di Pilpres 2019 nanti. Gaya bermain Jokowi tidak agresif seperti Cristiano Ronaldo atau jago gocek seperti Lionel Messi. Jokowi seperti Filippo Inzaghi, yang bisa tiba-tiba muncul di ruang dan waktu yang tepat untuk mencetak gol. Sosok yang ditakuti meski terlihat klentrak-klentruk kena kentut lawan saja kelihatan bisa ngguling.
Nah, itulah 11 pemain terbaik Tim Jokowi. Sementara itu, di tribun VIP, sang pemilik rajin datang untuk menyaksikan pertandingan. Suka mengenakan safari, berjenggot lebat, dan senyam-senyum. Sang taipan media ini siap mengamankan kemenangan tim Jokowi di Pilpres 2019 nanti. Yang Terhormat Bapak Surya Abramovich.