[MOJOK.CO] “Pada titik tertentu, 8 besar Liga Europa berpotensi menghadirkan panggung yang lebih bergairah ketimbang Liga Champions. Level kontestan yang hampir berimbang adalah jaminan pertandingan yang bermutu.”
Dipandu legenda Barcelona, Eric Abidal, undian 8 besar Liga Europa dihelat di markas UEFA di Nyon, Swiss. Berbeda dengan hasil undian 8 besar Liga Champions, hasil kocokan “Liga Malam Jumat” ini cenderung adem ayem. Tim-tim unggulan berhasil saling menghindari. Potensi laga panas di fase semifinal dan final sangat terbuka.
Pada dasarnya, peta kekuatan di 8 besar Liga Europa ini cukup merata. Boleh dibilang, tak ada status kuda hitam atau unggulan. Meski menyandang nama besar dan di atas kertas punya skuat mengilap, Arsenal dan Atletico Madrid akan menghadapi lawan-lawan dengan potensi besar. Silap fokus, jangan harap Arsenal dan Atletico mampu menembus 8 besar Liga Europa.
RB Leipzig vs Marseille (Leg pertama, 5 April 2018)
Sebenarnya, hasil undian 8 besar Liga Europa yang mempertemukan Leipzig dan Marseille akan menjadi salah satu laga menarik, atau bahkan paling menarik.
Leipzig punya skuat berusia muda. Anak-anak asuh Ralph Hasenhüttl adalah salah satu penampil paling atraktif di Bundesliga, Jerman. Die Rotten Bullen hampir selalu menunjukkan intensitas pressing yang tinggi. Kekuatan antar-lini mereka sangat merata dengan tingkat kreativitas dan ancaman yang bisa diandalkan.
Dinami Leipzig ada di kaki Naby Keita dan Kevin Kampl, dua pemain dengan toleransi menghadapi pressing lawan yang tinggi. Dua pemain ini, yang berposisi sebagai gelandang sentral, tak hanya tangguh bertahan, namun juga mengkreasikan dan mengeksekusi peluang. Konsistensi memang masih meraba, namun Leipzig punya potensi untuk melaju jauh di Liga Europa.
Namun, Leipzig sendiri patut waspada dengan lawan mereka di babak 8 besar Liga Europa. Adalah Marseille, yang mampu menaklukkan Athletic Bilbao di kandang. Agreasivitas lini depan Marseille adalah kekuatan utama mereka. Dimitri Payet memegang komando, sedangkan Floriant Thauvin adalah kreator jempolan.
Laga di kompetisi antar-klub “kasta kedua” ini bisa jadi, justru akan menyajikan pertarungan yang lebih sengit dibandingkan beberapa laga di 8 besar Liga Champions.
Arsenal vs CSKA Moskwa (Leg pertama, 5 April 2018)
Fans Arsenal boleh bernapas lega karena terhindar dari Atletico Madrid di 8 besar Liga Europa. Namun, lawan mereka kali ini, bisa jadi lebih berat ketimbang AC Milan, mantan raksasa Serie A yang tengah tiarap.
Selain soal cara bermain, faktor non-teknis bisa memengaruhi laga ini, terutama ketika pertandingan digelar di Rusia. Saat ini, hubungan bilateral antara Inggris dan Rusia tengah menegang setelah terjadi pembunuhan mantan mata-mata Rusia di tanah Inggris menggunakan nerve agent, bom gas mematikan, senjata yang sudah tidak terlihat sejak Perang Dunia II.
Pengusiran 23 atase Rusia dari Inggris semakin meningkatkan ketegangan. Apakah situasi panas di luar lapangan akan memengaruhi hasil laga Arsenal versus CSKA? Selain soal ketegangan di luar sepak bola, masalah hooliganisme juga menghantui laga ini. Pendukung Rusia dan Inggris adalah musuh mesra di jalanan. Kerusuhan antara kedua suporter hampir selalu terjadi.
Yang pasti, Arsenal tengah berada dalam performa memuaskan di tiga pertandingan terakhr. The Gunners punya modal untuk meladeni agresivitas CSKA. Ingat, CSKA mampu mengalahkan Lyon, salah satu unggulan di Liga Europa. Meremehkan harus dihapus dari rona Arsenal. CSKA bisa menjadi hantu di malam-malam renta Arsene Wenger.
Atletico Madrid vs Sporting CP (leg pertama, 5 April 2018)
Sebagai “buangan” dari Liga Champions, Atletico langsung dipandang sebagai unggulan di 8 besar Liga Europa. Banyak yang memandang kompetisi ini terlalu mudah bagi Los Rojiblancos.
Namun, pada titik inilah, biasanya, petaka terjadi. Apalagi, Atletico lolos ke 8 besar Liga Europa dengan sangat meyakinkan. Total keunggulan agregat ketika menghadapi Locomotiv Moscow adalah 8-1. Sebuah gambaran yang memang menegaskan status unggulan anak-anak asuhan Diego Simeone.
Yang perlu menjadi perhatian Atletico adalah agresivitas Sporting, baik ketika bermain kandang maupun tandang. Sama-sama buangan dari Liga Champions, Sporting selalu bisa mencetak gol. Untuk model pertandingan dengan sistem gugur, gol tandang punya nilai yang tinggi. Atletico, yang punya pertahanan kokoh, harus menjadikan catatan Sporting ini sebagai panduan.
Lazio vs Salzburg (leg pertama, 5 April 2018)
Hanya tersisa Lazio, sebagai wakil Italia, di 8 besar Liga Europa. Dan fakta tersebut bisa saja bertambah ketika Lazio akan melawan Salzburg nanti. Tim asal Austria ini, secara luar biasa, mampu meredam lini depan Borussia Dortmund yang tengah menikmati bulan madu dengan Michy Batshuayi sebagai ujung tombak.
Dua kali melawan Dortmund, juga buangan dari Liga Champions, Salzburg tidak pernah kalah. Bermain di kandang, anak asuh Marco Rose menang dengan skor 2-1. Sementara itu, ketika tandang ke Jerman, lini pertahanan Salzburg berhasil menetralkan kekuatan lini depan Dortmund. Solid dan stabil adalah gambaran performa Salzburg. Sebuah penampilan bintang lima dari tim yang mentas di kompetisi kasta kedua Eropa.
Lazio sendiri juga tidak kalah dari Dinamo Kyiv di babak 16 besar Liga Europa. Namun, jika pembaca memang menonton pertandingan tersebut pasti akan paham bahwa Lazio dibuat mandi peluh oleh kolektivitas Kyiv. Pertahanan Lazio bukan pertahanan yang selalu meyakinkan.
Meski punya lini depan yang bisa diandalkan, pekerjaan rumah Simone Inzaghi untuk memperbaiki lini pertahanan semakin diburu waktu. Salzburg, meski namanya tak secerah Dinamo Kyiv di kompetisi Eropa, bukan lawan untuk disepelakan. Justru Salzburg, tim yang agresif dan modern seperti ini yang bisa menjadi kerikil di dalam sepatu Lazio.
Babak 8 besar Liga Europa kali ini dihuni tim-tim yang semuanya berbeda negara. Beragam corak dan cara bermain pun semakin berwarna. Pada titik tertentu, 8 besar Liga Europa berpotensi menghadirkan panggung yang lebih bergairah ketimbang kompetisi lainnya. Level yang hampir berimbang adalah jaminan pertandingan bermutu.