Ini tentu fakta yang tak dapat terbantahkan, bahwa bau mulut orang yang berpuasa sungguhlah bau yang tiada sedap dan tiada menyelerakan. Kalau kata orang-orang, bau naga.
Saat berpuasa, mulut cenderung menjadi lebih kering akibat produksi air liur yang berkurang. Akibatnya, keasaman mulut meningkat dan bakteri tumbuh subur. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya bau tak sedap pada mulut.
Nah, berkenaan soal bau mulut, kali ini, Mojok Institut akan mencoba memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membuat mulut tidak bau-bau amat saat berpuasa. Apa sajakah? Ini dia.
Pertama, jangan lupa gosok gigi di pengakhiran sahur, sebab ia mampu mengurangi sisa-sisa makanan di sela-sela gigi yang seringkali menjadi sebab munculnya bakteri.
Kedua, perbanyak minum air putih, karena air putih mampu meningkatkan produksi saliva alias air liur yang berperan untuk menjaga kebersihan mulut.
Ketiga, hindari makan makanan berbau rak sedap seperti petai dan jengkol, sebab… Ah, yang ini tak perlu saya jelaskan lagi deh kelihatannya. Saya yakin, pembaca Mojok bukan warga negara yang goblok-goblok amat.
Keempat, perbanyak makan apel, karena apel terbukti ampuh untuk menjaga kelembapan mulut.
Dan yang kelima, sekaligus yang paling paripurna, berpuasalah dengan sungguh-sungguh agar puasa kita diterima. Sebab kanjeng Nabi bersabda, “Sungguh, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Alloh daripada bau minyak misk.” (HR. Bukhari no. 1894 dan Muslim no.1151)
*Subhanalloh, sungguh tips yang sangat mulia dan berguna.