Niat Cuma Untuk Sampingan, Ternyata Usaha Puyuh Malah Bikin Hidup Lebih Nyaman

Rus dan Ika, warga Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, kini menjalani dua peran sekaligus: sebagai guru Taman Kanak-kanak (TK) dan peternak burung puyuh. Awalnya, mereka hanya mengajar di TK sekitar desa. Namun hidup membawa mereka ke jalan baru yang tak terduga.

“Jadi dulu itu suami saya kena PHK, habis itu bingung mau kerja apa pada tahun 2019. Kemudian kami cari-cari ide yang bisa dijalankan sambil kerja freelance” kata Rus.

Satu kunjungan ke rumah teman yang kebetulan memelihara burung puyuh memberi mereka dorongan untuk mencoba usaha serupa. Dari situ, semangat Rus tumbuh untuk memulai usaha ternak puyuh.

“Awal mula kami memelihara sekitar 2000 ekor dan sempat berkembang menjadi 8000 ekor, namun semua berakhir setelah semua burung puyuh terkena flu burung pada tahun 2024,” ujar Rus.

Meski seluruh kandang mereka habis, semangat untuk bangkit tak pernah padam. Mereka memulai kembali dari nol dan kini sukses memasarkan telur puyuh secara door to door ke 17 pelanggan tetap. Produksi harian mereka mencapai 30 kg dengan tingkat keberhasilan 90–95%.

Tak hanya fokus pada produksi, mereka juga berinovasi. Musik keras diputar di dalam kandang untuk menjaga kestabilan produksi, sementara limbah peternakan diolah dengan bantuan magot agar lebih ramah lingkungan.

Kisah Kak Rus dan Bu Ika menjadi contoh nyata bahwa usaha ternak skala rumahan bisa menjadi sumber penghasilan harian yang stabil dan berkelanjutan.

Tonton episode Kalcersok kali ini dan temukan bagaimana ketekunan, inovasi, dan semangat pantang menyerah mengubah hidup mereka. Saksikan kisah selengkapnya hanya di Kalcersok!

Exit mobile version