Ini adalah sebuah ungkapan terpendam seorang anak buah yang kesal sama atasannya, tapi nggak bisa apa-apa. Bagaimana nggak kesel coba kalau sang atasan tidak berperilaku selayaknya atasan yang baik yang dapat menjadi contoh untuk anak buahnya.
Ceritanya saya adalah seorang karyawan di suatu perusahaan dan kebetulan saya menjadi penanggung jawab semua peralatan yang ada di kantor. Dan untuk penambahan atau investasi alat baru pun turut menjadi tugas saya.
Ketika itu perusahaan kami membutuhkan suatu alat pengujian yang canggih dan tentunya memiliki harga yang menurut saya fantastis alias mahal banget. Kalau melihat alatnya sih nggak terlalu besar ya, tapi untuk peralatan pendukungnya agak rumit.
Nah, untuk mencari alat tersebut tentunya saya harus menghubungi para supplier dan melakukan uji coba mengenai peralatan yang akan saya beli tersebut. Setelah melalui banyak tahapan negosiasi secara teknis mengenai alat tersebut akhirnya saya membuat laporan. Owner akan menerima laporan itu sebagai bahan pertimbangan apakah setuju membeli alat tersebut atau tidak.
Sebagai anak buah saya ikut proses dari awal hingga akhir
Proses awal mencari hingga uji coba dan tahap akhir membuat laporan saya lakukan sendiri tanpa ada bantuan, termasuk atasan saya. Sampai akhirnya, owner menyetujui untuk membeli peralatan tersebut. Maka selanjutnya adalah negosiasi jual beli, dong.
Nah, pada proses ini (dibaca negosiasi harga dan komisi ) barulah atasan saya terlibat paling depan, karena ini merupakan proyek besar karena nilainya udah miliaran rupiah dan komisinya pun pasti akan besar ketika transaksi tersebut deal.
Namun, sayangnya sebagai anak buah yang mengurusi dari awal sampai akhir, ketika proses ini atasan saya menyuruh pergi alias diusir agar tidak tau proses negosiasi dan komisi yang besar itu.
Sampai transaksi project besar tersebut berhasil saya yang susah payah dari awal tidak mendapatkan sepeser pun komisi. Padahal nilai transaksinya miliaran.
Ya bisa dibilang, sebagai anak buah saya cuma kebagian getahnya nggak kebagian nangkanya. Tapi ya begitu lah namanya juga anak buah, ya ):
Tya, Bantul
BACA JUGA Saya Memberanikan Diri Mengatakan: Saya Seorang Janda dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini