Pernah terjebak macet selama 3 hari 2 malam. Mungkin ada yang masih mengingat kejadian Brebes Exit atau dikenal Tragedi Brexit.
Kejadian ini tidak akan pernah saya lupakan. Kejadian ini saya alami tahun 2016. Pada saat itu saya yang merantau di Purwokerto ingin mudik lebaran ke Lampung via darat menggunakan bus lintas provinsi “Lorena”.
Sebelum berangkat memang terjadi jam ngaret dari busnya. Saya datang di siang hari baru bisa naik bus saat maghrib. Ya, busnya saat itu dalam perjalanan dari arah Jawa Tengah. Aku memaklumi mungkin perjalanan saat itu sudah padat karena memang sudah waktu mudik.
Naik seperti biasanya tanpa tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Untuk membunuh kebosanan di bus saya memasang headset dan memutar playlist yang sudah disiapkan.
Insiden itu dimulai saat kami mau masuk daerah Brebes, saya sempat melihat tanda nama Brebes Timur dan itu tanda masuk Tol, dan memang saat itu sudah macet luar biasa. Entah kenapa dan kami para penumpang tidak tahu menahu alasan jelasnya tidak bisa masuk.
Alternatif dari supir mengalihkan ke jalan non-tol.
Nah di sinilah kejadian itu dimulai, macetnya luar biasa parah. Bus sama sekali tidak bisa jalan maju atau mundur. Terjebak di tengah-tengah kemacetan yang parah. Beberapa kali mencoba untuk tidur dan berharap sudah berbeda tempat ternyata masih di tempat yang sama.
Malam, dini hari, dan pagi masih ditempat yang sama. Beberapa penumpang ada yang mulai merasa bosan dan turun dari bus untuk sekedar menghisap rokok, ada yang ke kamar kecil, dan beberapa penumpang yang mencoba berjalan maju untuk menghilangkan resah.
Ada satu dua penumpang yang tidak kembali ke bus. Cukup membuat panik saat itu.
Untungnya bus kami berhenti di daerah pemukiman warga. Jadi masih bisa membeli makan atau menumpang ke kamar kecil di rumah-rumah warga atau menumpang ke masjid-masjid pinggir jalan.
Pelan namun pasti pergerakan bus mulai terasa. Pemandangan di luar bus cukup meresahkan. Aku pernah melihat truk yang berisi beberapa orang sedang tidur di dalamnya. Pengendara motor yang terjebak macet, sambil membawa keluarga pun ada. Pemandangan ibu yang menggendong anak kerap aku lihat dalam kemacetan itu. Beberapa kali mengalami insiden bus berhenti karena jalan diambil oleh pengendara motor.
Akhirnya bus kami masuk ke daerah Cirebon dan buia lepas dari kemacetan. Sempat satu kali bus kami berhenti di warung makan Padang untuk beristirahat. Aku melihat wajah-wajah penumpang cukup sumringah bisa keluar dari kemacetan.
Ya, pengalaman ini membuat aku cukup trauma dengan naik bus dan sempat eneg mendengarkan lagu dangdut. Karena terngiang-ngiang kejadian itu. Sesampainya di kampung halaman dan melihat berita, saya cukup bersyukur bisa selamat dari kejadian itu karena ada beberapa penumpang yang meregang nyawa karena kelelahan.
Nabial Chiekal Gibran
Mlati, Sleman
peracikobat@gmail.com
Tanggapan untuk Surat Orang Biasa bisa dikirim di sini