Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Zulkifli Hasan Adalah Sebaik-baiknya Seorang Ayah

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
14 Juli 2022
A A
Zulkifli Hasan Adalah Sebaik-baiknya Seorang Ayah Terminal Mojok

Zulkifli Hasan Adalah Sebaik-baiknya Seorang Ayah (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

Share on FacebookShare on Twitter

Kasih ayah sepanjang masa, mungkin ungkapan itu patut disematkan untuk sosok Menteri Perdagangan kita, Zulkifli Hasan. Di tengah tugasnya sebagai Menteri Perdagangan yang begitu berat dan kompleks, blio tetap mengingat perannya sebagai seorang ayah.

Kesibukannya mulai dari memastikan harga minyak goreng tetap stabil, mempercepat distribusi minyak goreng subsidi secara merata kepada masyarakat, dan membersihkan internal Kementerian Perdagangan dari bandit-bandit mafia izin ekspor-impor pangan, tidak lantas menepikan perannya sebagai seorang ayah yang senantiasa mendukung cita-cita luhur putrinya, yaitu nyaleg.

Ya, Zulkifli Hasan baru-baru ini membuat lini masa kembali heboh. Tindakannya mempromosikan—kampanye caleg—anaknya saat kunjungan sebagai seorang menteri disorot oleh masyarakat. Mulai dari netizen, pengamat, hingga oposisi, semuanya berkomentar.

Banyak yang mencibir, banyak yang menyayangkan, dan banyak juga yang kemudian tambah skeptis dengan peran Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan. Saya sendiri mafhum dengan segala tingkah dan kebijakan dari blio, sebab blio ini kan belum punya rekam jejak yang konkret di sektor ekonomi. Lah, ngurus hutan di zaman SBY saja masih cukup keteteran, kan? Jadi, sudah seharusnya kita sebagai masyarakat memang tidak perlu berekspektasi tinggi.

Kembali lagi soal persoalan memanfaatkan kekuasaan dan jabatan menteri sebagai sarana kampanye. Saya justru malah kagum dan respek dengan apa yang sudah dilakukan blio. Apa yang dilakukan oleh blio ini adalah bentuk implementasi konkret dari dukungan terhadap keinginan sang anak. Sebagai laki-laki yang kelak akan menjadi seorang ayah, saya kagum dengan sikap blio ini.

Blio rela menerjang kerasnya hujatan para netizen demi mewujudkan keinginan sang anak. Memangnya di zaman seperti sekarang ini, apalagi sih yang lebih berat dari nyinyirin para netizen?

Para ayah dan calon ayah seperti saya, patutnya menjadikan blio sebagai inspirator. Peran seorang ayah dalam cita-cita anaknya tidak bisa hanya sebatas pada dukungan melalui lisan, doa, dan harapan. Anak butuh dukungan lebih konkret, futuristik, dan oportunistik. Dan Zulkifli Hasan memberi contoh secara nyata, meskipun agak sedikit norak.

Kalau anak punya cita-cita yang mengarah pada kontribusi penuh terhadap kesejahteraan rakyat, kenapa tidak didukung penuh? Kenapa tidak dibantu secara pragmatis? Toh mumpung jadi menteri, kan?

Baca Juga:

Kasta Merek Minyak Goreng dari Golongan Sultan hingga yang Paling Merakyat

Jika Upin Ipin dan Anak-anak Tadika Mesra Nyaleg, Begini Gaya Kampanye Mereka

Dari kacamata seorang ayah, keriuhan masyarakat soal kebutuhan minyak goreng pun bisa dimanfaatkannya secara epik untuk menaikkan elektabilitas anaknya sebagai bekal nyaleg di tahun 2024. Ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa jabatan dan kekuasaan tidak boleh membuat seorang ayah abai dan lupa terhadap cita-cita anaknya. Justru seorang ayah harus bisa memanfaatkan posisi itu sebagai fasilitas yang harus dimanfaatkan secara bijak untuk kebaikan sang anak.

Anaknya, kemudian dengan langkah pasti dan mantap, memborong Minyakita yang merupakan minyak subsidi dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan. Uang yang digunakan juga dari kantong pribadi. Apa yang salah dengan tindakan itu?

Sebaliknya, tindakan ini malah dapat memotong rantai distribusi pembagian Minyakita yang kadang tersendat oleh para mafia pasar. Justru ini solusi yang baik. Simbiosis mutualisme yang paripurna di mana (sebagian) masyarakat mendapatkan minyak goreng, sementara anaknya mendapatkan elektabilitas. 

Selain itu, bagi-bagi minyak goreng subsidi ini juga cara Zulkifli Hasan mengajarkan sikap kedermawanan kepada sang anak. Di zaman sekarang, apalagi yang mau ditawarkan oleh politikus selain sikap kedermawanan? Ingat, pencitraan perlu berjalan beriringan dengan kedermawanan.

Jika saya terlahir sebagai anak dari blio, saya akan merasa terharu sekaligus malu. Terharu karena memiliki ayah yang peduli dan rela mengorbankan apa pun—termasuk jabatan sebagai menteri—demi suksesnya cita-cita anak. Malu karena sebagai anak saya belum bisa mandiri karena persoalan pencitraan saja masih dibantu oleh sosok ayah.

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto, Jajaran Menteri Baru di Kabinet Jokowi.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Juli 2022 oleh

Tags: Calegmenteri perdaganganminyak gorengOrang Tua dan AnakZulkifli Hasan
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

anti-natalitas

Anti-Natalitas : Sebuah Gaya Pikir Kontras Untuk Mengembalikan Kualitas

25 Mei 2019
3 Ciri-ciri Caleg Red Flag Dilihat dari Poster Kampanye yang Dipakai

3 Ciri-ciri Caleg Red Flag Dilihat dari Poster Kampanye yang Dipakai

8 Januari 2024
5 Hal Nggak Enaknya Jadi Anak PNS Terminal Mojok

5 Hal Nggak Enaknya Jadi Anak PNS

22 April 2022
Bapak, Cinta Pertama yang Tidak Sempat Terucap terminal mojok

Bapak, Cinta Pertama yang Tak Sempat Terucap

28 Agustus 2021
Kenapa Kita Selalu Lupa Caleg yang Kita Pilih?

Kenapa Kita Selalu Lupa Caleg yang Kita Pilih?

21 Desember 2022
Beberapa Alasan Tinggal Terpisah dengan Orang Tua Adalah Pilihan Terbaik Setelah Menikah Terminal Mojok

Beberapa Alasan Tinggal Terpisah dengan Orang Tua Adalah Pilihan Terbaik Setelah Menikah

12 Desember 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.