Bisa saya katakan, Bajaj Bajuri merupakan salah satu sitkom terbaik yang pernah dimiliki oleh bangsa ini. Saya setuju dengan tulisan Mas Bayu Kharisma Putra tersebut. Saya juga setuju dengan tulisan Mas Alif yang bilang bahwa Bajaj Bajuri merupakan The Simpsons ala Indonesia karena sering memprediksi dari fenomena sosial yang terjadi saat ini hampir 10 tahun yang lalu.
Sitkom Bajaj Bajuri sangat relate dengan kehidupan masyarakat Indonesia karena menceritakan kehidupan keluarga Bajuri sebagai sopir bajaj yang berpenghasilan pas-pasan. Tidak hanya menceritakan kehidupan keluarga Bajuri, sitkom ini pun menceritakan serba-serbi kehidupan tetangga keluarga Bajuri seperti Yusuf bin Sanusi hingga Mpok Hindun. Oleh karena itu, ia jadi tontonan yang digemari masyarakat, tidak seperti sitkom Friends atau How I Met Your Mother yang nggak terlalu relate untuk masyarakat Indonesia.
Banyak orang yang mengidolakan Bajuri sebagai sosok kepala keluarga yang terus berusaha memenuhi kebutuhan istri dan mertuanya di tengah kehidupan Ibu kota yang kejam. Ada juga yang mengidolakan sosok Oneng dalam sitkom ini karena greget dengan kelakuannya yang oon alias bloon. Namun, menurut saya, Yusuf bin Sanusi adalah karakter underrated terbaik dalam sitkom Bajaj Bajuri yang bisa kita teladani segala lika-liku kehidupannya.
Bagi yang lupa, Yusuf Bin Sanusi atau biasa dipanggil Ucup merupakan tetangga Bajuri yang selalu merepotkan orang-orang di sekitarnya. Mulai dari Keluarga Bajuri, Mpok Minah, Mpok Hindun, Sai’d, sampai Pak RT selalu direpotkannya, terutama dalam urusan finansial. Maklum, Ucup merupakan pengangguran yang belum mendapatkan pekerjaan dan berusaha mengadu nasib di Ibu kota.
Sebagai seorang pengangguran, Ucup sering kali dinyiyirin oleh banyak orang, mulai dari dinyiyirin Emak (mertua Bajuri), dinyiyirin Pak Mpok Minah, dinyiyirin Mpok Hindun, sampai dinyirin Haji Natsir, pemilik kontrakannya. Bahkan, Ucup pun sering kali diyinyirin Sa’id, padahal Sa’id pun sama-sama pengangguran. Alasan Ucup dinyiyirin orang-orang di sekitarnya bukan karena blio pengangguran semata, tapi karena blio kerap kali ngutang pada mereka. Namanya juga pengangguran, nggak ada pemasukan sama sekali.
Tidak sampai di situ, Ucup pun sering kali dipandang sebelah mata oleh para gadis yang blio dekati karena statusnya sebagai pengangguran. Sebagian besar kegagalannya dikarenakan para gadis yang blio dekati langsung ilfeel ketika tahu Ucup hanyalah berstatus sebagai pengangguran. Terlebih, (maaf) Ucup tidak terlalu good looking menurut standar gadis Ibu kota. Untunglah Ucup akhirnya bertemu dengan Parti, asisten rumah tangga Mpok Hindun yang akhirnya menjadi istrinya.
Sampai sudah menikah dengan Parti pun, Ucup sebetulnya masih belum memiliki pekerjaan tetap. Berbagai jenis pekerjaan pernah ia coba kerjakan. Apa pun, deh, untuk menyambung hidup. Mulai dari meminjam bajaj Bang Bajuri untuk narik penumpang, jadi kurir antar beras, sampai jaga toko pernah blio jalani. Sering kali, apa pun yang dikerjaan oleh Ucup, berakhir dengan bencana. Seperti ditilangnya Ucup karena kedapatan tidak memiliki SIM ketika meminjam bajaj Bang Juri, beras yang diantarnya malah bocor, sampai-sampai ketika bekerja sebagai penjaga toko handphone, handphone yang diamanatkan padanya malah hilang.
Momen paling saya ingat dari Ucup adalah saat pernikahannya dengan Parti. Saat itu, alih-alih ngasih amplop, para tamu undangannya hanya memberinya surat yang kurang lebih isinya, “Selamat ya Mas Ucup atas pernikahannya. Saya tidak bisa ngasih uang, tapi anggap saja semua utangmu pada saya lunas!” Ini tentu saja membuat Ucup dan Parti hanya bisa mengelus dada pada malam pertama mereka sebagai pasangan suami istri.
Sekalipun hidupnya selalu penuh dengan ujian, Ucup tidak pernah patah semangat. Seingat saya, dalam sitkom Bajaj Bajuri, Ucup tidak pernah terlalu lama berlarut-larut dalam kesedihan atas segala kesulitan hidup yang dialaminya. Ia selalu berusaha untuk bangkit dan bangkit lagi meskipun gagal lagi dan gagal lagi. Sebuah sifat yang patut kita teladani sebagai generasi penerus bangsa. Makanya saya berani bilang bahwa Yusuf Bin Sanusi adalah karakter terbaik dalam sitkom Bajaj Bajuri.
Bahkan ketika tim kesayangannya, Manchester United kalah bertanding, Ucup berusaha tegar dan tetap bangga menggunakan jersey Manchester United meskipun diolok-olok Pak RT dan orang-orang di sekitarnya. Ini yang harus ditiru oleh seluruh fans Manchester United, termasuk saya.
Sumber Gambar: Unsplash