Yeom Mi Jeong 'My Liberation Notes' dan Quarter Life Crisis
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Hiburan Serial

Yeom Mi Jeong ‘My Liberation Notes’ Adalah Kita yang Ada dalam Fase Quarter Life Crisis

Rizal Nurhadiansyah oleh Rizal Nurhadiansyah
24 April 2022
0
A A
Yeom Mi Jeong My Liberation Notes Adalah Kita yang Ada dalam Fase Quarter Life Crisis Terminal Mojok

Yeom Mi Jeong 'My Liberation Notes' Adalah Kita yang Ada dalam Fase Quarter Life Crisis (Instagram JTBC Drama Official)

Share on FacebookShare on Twitter

Memasuki minggu ketiga penayangannya, My Liberation Notes sudah mengacak-acak hati saya. Bagaimana tidak, hampir setiap karakter di dalam drama ini seperti cermin buat saya, terutama Yeom Mi Jeong. Kalau kamu seumuran sama saya, alias berada di fase quarter life crisis, karakter Mi Jeong akan sangat relatable buat kita.

Pergulatan batin seorang Yeom Mi Jeong mewakili siapa pun yang ada dalam fase ini. Kegalauan, kebuntuan, hingga kekosongan yang dirasakan Mi Jeong sangat mungkin juga dirasakan oleh kita yang sedang menghadapi krisis usia seperempat abad. Fase saat kita duduk di kemudi, tetapi tak tahu arah mana yang akan dituju dan kita kehilangan peta perjalanan.

Tentu saja adegan paling relatable sejauh ini adalah saat Mi Jeong pulang kerja naik kereta. Seperti kebanyakan dari kita, Mi Jeong juga overthinking selama perjalanan pulang. Hanya bisa menatap ke luar jendela racauan mulai berisik di dalam kepala.

Rumah yang jauh dari tempat kerja membuat Mi Jeong banyak menghabiskan waktu di jalan (ST Travel/Shutterstock.com)

Hal yang kita bicarakan di kepala itu bisa bermacam-macam, mulai dari hubungan sosial yang kurang baik, masalah keuangan, hingga percintaan. Kebanyakan akumulasi dari rasa lelah setelah seharian bekerja dan menyadari bahwa diri masih gitu-gitu saja.


Karakter Mi Jeong yang pendiam dan tertutup membuat masalah jadi lebih kompleks. Mi Jeong yang tinggal di daerah suburban di Desa Sanpo harus menyesuaikan dirinya dengan rekan kantor yang hedon dan Kota Seoul yang secara keseluruhan menuntutnya banyak hal. Contoh sederhananya adalah saat Mi Jeong dibujuk untuk ikut klub karyawan di kantornya. Hal itu tidak diwajibkan, tetapi pihak HR membuat hal itu seolah wajib. Sementara Mi Jeong tidak mungkin ikut klub-klub itu lantaran rumahnya yang jauh dan dia tak punya uang untuk hal-hal yang tidak perlu.

Mi Jeong hidup di dua lingkungan yang berbeda. Lingkungan Desa Sanpo yang hidup apa adanya, dan lingkungan Kota Seoul yang berbanding terbalik, memaksanya untuk hidup seperti orang Seoul. Kecemasan Mi Jeong pun bertambah saat dia menyadari bahwa dirinya ditipu oleh seniornya yang meminjam uang menggunakan namanya. Masalah itu berbuntut panjang. Mi Jeong tidak ingin keluarga atau temannya tahu bahwa dia kini terlilit utang yang bukan miliknya.

Mi Jeong ditipu seniornya dan tidak ingin masalahnya diketahui keluarga dan teman-temannya (Unsplash.com)

Quarter life crisis menciptakan keraguan dan ketakutan, begitu pun dalam diri Mi Jeong. Dia tidak berani memberi tahu orang-orang terdekatnya tentang masalah keuangannya, sama seperti ketika dia malu menunjukkan nilai akademik yang buruk sewaktu sekolah dasar. Lewat monolog Mi Jeong, saya simpulkan bahwa keraguan dan ketakutan yang dirasakannya ketika dewasa berbeda dengan yang dirasakannya saat mendapat nilai jelek di sekolah dulu. Dia yang dewasa takut bahwa masalahnya mungkin bukan hanya akan menyulitkannya, tetapi juga orang-orang terdekatnya. Sebab dia tahu bahwa orang-orang di dekatnya juga punya masalah masing-masing.

Cara Mi Jeong menghadapi masalahnya membuat saya sadar bahwa dengan mengenali diri sendiri, kita juga akan dapat mengenali orang di sekitar kita dengan lebih bijak. Dengan kata lain, itulah pendewasaan. Dan menjadi dewasa sangat mungkin mendekatkan kita pada kekecewaan, makanya Idgitaf bikin lagu tentang ketakutan menjadi dewasa. Itu hal yang wajar dan kita tidak pernah bisa menghindari fase karena pada akhirnya setiap orang akan mengalaminya.

Kalau menurut buku The Coddling of The American Mind, untuk menjadi kuat kita harus membiasakan diri menghadapi kesulitan, bukan menghindarinya. Bagi Mi Jeong dan mungkin kita semua, hidup selalu menyediakan banyak pilihan, tetapi kita tidak selalu bisa memilih salah satu di antaranya. Kadang kita terpaksa tidak memilih apa pun dan menjalani hidup seadanya.

Pada bagian akhir episode dua, Mi Jeong menghampiri Mr. Gu yang sedang duduk di luar rumah sambil minum soju. Mi Jeong berkata dia ingin Mr. Gu memujanya, dia ingin ada seseorang yang mengisi kekosongan hidupnya. Ini menunjukkan seberapa frustrasinya Mi Jung dan petunjuk bahwa kita boleh mencari pelarian sejenak, kita perlu menepi saat kita membutuhkannya. Pendewasaan butuh penerimaan.

Akan tetapi, Mi Jeong memiliki sisi lain yang mungkin belum dia sadari sepenuhnya. Hal itu diperlihatkan pada episode tiga dan empat minggu lalu. Mi Jeong, meski sedang kehilangan arah, lelah, dan punya kecenderungan membenci banyak hal di sekitarnya, sebetulnya adalah pribadi yang cukup hangat untuk orang lain, terutama untuk Hyuna. Selain itu, Mi Jeong juga termasuk orang yang hopeful. Buktinya Mi Jeong masih berusaha untuk bertahan dan bahkan mengusulkan nama untuk klub yang dia dirikan bersama dua orang super-introvert lainnya, yaitu Klub Pembebasan. Mi Jeong masih melihat harapan untuk “bebas”.

Ingin bebas (Unsplash.com)

Kalau harus banget mendeskripsikan karakter Mi Jeong di My Liberation Notes, Mi Jeong adalah orang yang berada di tengah-tengah antara bahagia dan sengsara. Dia masih melihat cahaya walau jauh untuk digapai, tapi kegelapan masih memburunya dari belakang. Hal itu juga diamini oleh Mi Jeong sendiri di salah satu monolognya di dua episode minggu lalu.

Satu-satunya hal yang Mi Jeong inginkan—dan tentu yang kita inginkan juga—adalah lepas dari belenggu masyarakat yang gemar menuntut harus begini dan begitu. Kita kerap terpaksa mengikuti arus untuk bertahan. Akhirnya, hidup kita disetir oleh tuntutan dan ekspektasi orang lain. Menjadi bebas, artinya mampu mengemudikan hidup. Dan itu yang kita butuhkan biar nggak stres. Betul?

My Liberation Notes mampu menggelar kompleksitas masalah orang dewasa dengan sangat baik meski baru tayang lima episode. Terutama karakter Mi Jeong, saya sangat menantikan perkembangannya karena saya merasa hidup di kehidupan yang sama dengannya, mungkin juga kamu. 

Penulis: Rizal Nurhadiansyah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Quarter Life Crisis Datang saat Sudah Jadi Orang Tua.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 April 2022 oleh

Tags: My Liberation NotesQuarter Life CrisisYeom Mi Jeong
Rizal Nurhadiansyah

Rizal Nurhadiansyah

Penulis yang menyamar jadi K-Poper.

Artikel Lainnya

Yeom Bersaudara 'My Liberation Notes' dan Fenomena N-po Generation Terminal Mojok

Yeom Bersaudara ‘My Liberation Notes’ dan Fenomena N-po Generation di Korea Selatan

18 Mei 2022
10 Kutipan Paling Relatable dari My Liberation Notes Terminal Mojok.co

10 Kutipan Paling Relatable dari My Liberation Notes

10 Mei 2022
Mau Dibawa ke Mana Hubungan Yeom Mi Jeong dan Mr. Gu dalam My Liberation Notes Terminal Mojok

Mau Dibawa ke Mana Hubungan Yeom Mi Jeong dan Mr. Gu dalam My Liberation Notes?

28 April 2022
5 Drakor yang Vibe-nya Surem kayak My Liberation Notes Terminal Mojok.co

5 Drakor yang Vibe-nya Surem kayak My Liberation Notes

20 April 2022
5 Alasan My Liberation Notes Tak Boleh Dilewatkan Terminal Mojok

5 Alasan My Liberation Notes Tak Boleh Dilewatkan

13 April 2022
Tidak Semua Orang Tua Ideal, Banyak yang Justru Menuntut Pamrih dari Anak terminal mojok.co

Quarter Life Crisis Datang saat Sudah Jadi Orang Tua

17 Agustus 2020
Pos Selanjutnya
4 Hal Penting yang Kadang Diabaikan oleh Barista Terminal Mojok

4 Hal Penting yang Kadang Diabaikan oleh Barista

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
Fitur Canggih pada Mobil yang Sebenarnya Nirfaedah Terminal Mojok

Fitur Canggih pada Mobil yang Nirfaedah

14 Mei 2022
Yeom Mi Jeong My Liberation Notes Adalah Kita yang Ada dalam Fase Quarter Life Crisis Terminal Mojok

Yeom Mi Jeong ‘My Liberation Notes’ Adalah Kita yang Ada dalam Fase Quarter Life Crisis

24 April 2022

Dari MOJOK

  • Silampukau Rilis Single ‘Lantun Mustahil’, Bercerita tentang Badai dan Lautan
    by Purnawan Setyo Adi on 19 Mei 2022
  • Ciptakan 4,6 Juta Lapangan Kerja, Kominfo Kebut Jaringan 5G
    by Yvesta Ayu on 19 Mei 2022
  • KKN di Desa Penari Hingga Elon Musk yang Ditemui Jokowi
    by Ali Ma'ruf on 18 Mei 2022
  • Mengenang Kebesaran Raja-raja Jawa di Pajimatan
    by Syaeful Cahyadi on 18 Mei 2022
  • Kementerian PPPA Minta UGM Bantu Buat Aturan Turunan UU TPKS
    by Yvesta Ayu on 18 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In