Yeom Bersaudara ‘My Liberation Notes’ dan Fenomena N-po Generation di Korea Selatan

Yeom Bersaudara 'My Liberation Notes' dan Fenomena N-po Generation Terminal Mojok

Yeom Bersaudara 'My Liberation Notes' dan Fenomena N-po Generation (Instagram Netflix Indonesia)

Drama Korea My Liberation Notes berhasil mencuri perhatian publik berkat penulisan naskahnya yang realistis dan relatable, terutama untuk penonton berusia 20-an hingga 30-an akhir. Drama ini seolah ingin memberi tahu kita realitas yang tidak kita sadari atau mungkin yang tidak ingin kita ketahui. Dari sekian banyak drama Korea yang menceritakan coming of age atau kehidupan usia tertentu, My Liberation Notes tidak tergoda untuk mendramatisasi kisahnya secara berlebihan. Namun, hal itu justru membuat drama ini terasa lebih ngena. 

Dalam My Liberation Notes, terdapat narasi implisit yang menarik untuk dibahas, yaitu soal n-po generation atau n-posedae atau dalam bahasa Inggris yang lebih mudah dipahami disebut sebagai numerous giving-up generation. N-po generation adalah sebuah istilah yang digunakan orang Korea Selatan untuk menyebut generasi yang menyerah pada sejumlah hal dalam hidup, umumnya orang muda berusia 20-an dan 30-an.

N-po generation berawal dari 3-po generation (sampo sedae) atau generasi yang menyerah pada tiga hal, di antaranya pacaran, menikah, dan memiliki anak. Namun, ada fenomena di mana orang menyerah pada lebih dari tiga hal tadi. Maka dari itu, istilah ini pun memiliki pergeseran makna dan berubah menjadi n-po generation (n dalam matematika digunakan untuk mewakili sebuah angka).

N-po generation merujuk pada fenomena generasi yang menyerah pada sejumlah hal dalam hidup di Korea Selatan (Unsplash.com)

Umumnya, ada tiga jenis n-po generation di Korea Selatan. Pertama, 3-po generation (sampo sedae) mengacu pada generasi yang menyerah pada tiga hal: pacaran, pernikahan, dan memiliki anak. Kedua5-po generation (opo sedae) mengacu pada generasi yang telah menyerah pada pacaran, pernikahan, dan memiliki anak, ditambah menyerah pada kepemilikan rumah dan pekerjaan. Ketiga7-po generation (chilpo sedae) mengacu pada generasi yang menyerah pada lima hal dalam 5-po generation, ditambah hubungan sosial dan harapan atau cita-cita. 

Namun, dalam beberapa kasus, ada orang yang masuk ke dalam kategori 9-po generation (gupo sedae) atau generasi yang menyerah pada sembilan hal. Bahkan ada yang menyerah pada sepuluh hal, termasuk menyerah untuk bertahan hidup. Kita bisa melihat korelasinya dengan tingginya angka bunuh diri di Korea Selatan, dan banyak dari mereka berusia muda.  

Hampir semua karakter muda di drama My Liberation Notes menyerah setidaknya pada satu hal. Lihatlah bagaimana Oh Du Hwan (Han Sang Jo) menyerah pada pacaran atau Park Sang Min (Park Soo Young) yang menyerah pada hubungan sosial. Mereka selalu terlihat frustrasi ketika membicarakan hal tersebut.

Hanya Yeom Gi Jeong (Lee El) dan Ji Hyeon A (Jeon Hye Jin) yang menurut saya masih memiliki optimisme dalam hidup, meski mereka kewalahan dalam menghadapinya. Setidaknya sampai episode 12 yang tayang minggu lalu, Gi Jeong dan Hyeon A masih belum kelihatan ingin menyerah pada apa pun yang sedang mereka perjuangkan. 

Saya mengamati tiga karakter utama alias Yeom bersaudara dalam My Liberation Notes, yaitu Yeom Gi Jeong, Yeom Chang Hee, dan Yeom Mi Jeong. Dan saya mencatat beberapa hal tentang mereka dan termasuk ke dalam n-po generation mana mereka.

Yeom Gi Jeong

Yeom Gi Jeong (Lee El) adalah karakter yang kuat dan tidak mudah menyerah meski terus gagal. Dia ingin pacaran, menikah, dan—suatu saat—memiliki anak. Gi Jeong merupakan kebalikan dari 3-po generation lantaran dia sangat menginginkan ketiga hal tersebut dan berharap itu akan berlangsung dengan sempurna. Sayangnya, kenyataan yang dia hadapi sangat pelik.

Yeom Gi Jeong justru kebalikan dari 3-po generation (Instagram JTBC)

Di usianya yang mendekati 40 tahun dan belum menikah, Gi Jeong merasa berada di ambang jurang. Akankah Gi Jeong menyerah pada tiga hal yang dia perjuangkan itu? Atau dia akan keukeuh berusaha? Kelihatannya sih agak susah, ya. Walau Gi Jeong sudah menemukan “orang sembarangan” alias Cho Tae Hun (Lee Ki Woo) untuk dicintai, Tae Hun adalah duda beranak satu. Dan nampaknya anak dari Tae Hun masih membenci Gi Jeong sejak insiden di kedai soju. Kita doakan yang terbaik saja untuk Kak Gi Jeong, ya! 

Yeom Chang Hee

Yeom Chang Hee (Lee Min Ki) bisa dibilang merupakan karakter terbawel sejagat drakor. Di tempat kerja ngomel, di rumah ngomel, ketemu teman ngomel, lagi makan pun bisa ngomel. Pokoknya si Chang Hee di mana-mana kerjaannya ngomel saja. Ada banyak hal yang dia keluhkan. Namun, apakah Chang Hee termasuk ke dalam n-po generation? Ternyata bukan. Chang Hee masih berusaha. Chang Hee justru adalah bentuk perlawanan terhadap 5-po generation

Chang Hee masih ngotot untuk memperbaiki hal-hal yang gagal sebelumnya, terutama percintaan. Dia tahu bahwa tinggal di desa terus akan berdampak negatif pada kehidupan cintanya. Oleh karena itu, dia ingin membeli mobil dan pindah ke Seoul jika ada kesempatan. Namun, penghasilannya saat ini tidak cukup untuk itu sehingga dia harus memperjuangkan kenaikan jabatan agar setidaknya dia bisa mencicil mobil atau menyewa apartemen di Seoul. 

Bagi Chang Hee, pembebasan berarti menemukan tempat sendiri. Misalnya Seoul, tempat di mana dia tidak lagi harus mematuhi aturan orang tuanya dan bisa menyalakan AC kapan pun dia mau. Di rumah orang tuanya, Chang Hee harus berbagi dengan orang lain dan harus selalu meminta izin. 

Yeom Mi Jeong

Si bungsu dari Yeom bersaudara, Mi Jeong (Kim Ji Won), adalah bagian dari 7-po generation. Sejak episode awal, kita sudah tahu Mi Jeong menyerah dalam tujuh hal: pacaran, pernikahan, memiliki anak, pekerjaan, kepemilikan rumah, hubungan sosial, dan harapan. Mi Jeong memang bekerja, tapi lihat bagaimana dia ketika berada di tempat kerja. Tidak ikut klub apa pun sebelum Liberation Club, punya masalah dengan bosnya, dan merasa tidak nyaman berada di tengah teman-temannya. Namun, Mi Jeong terpaksa melakukannya.

Yeom Mi Jeong dan Mr. Gu dalam drama My Liberation Notes (Instagram JTBC)

Mi Jeong bahkan memiliki pacar atau teman imajiner yang di awal sering dia sebut-sebut dalam monolognya. Kemudian, dia baru menjalin hubungan yang unik dengan Mr. Gu dan teman imajinernya ini mulai jarang muncul di kepalanya. Apakah dengan berhubungan dengan Mr. Gu, Mi Jeong menjadi lebih hopeful? Ya. Saya rasa dia mulai lebih optimis sejak bersama Mr. Gu, begitu juga sebaliknya. Melihat perkembangannya, Mi Jeong memang menjadi lebih positif dan optimis. 

Ketiga karakter Yeom bersaudara dalam My Liberation Notes di atas bisa menjadi gambaran pemuda Korea Selatan saat ini yang sedang menghadapi kerasnya kehidupan orang dewasa. Namun, pada kasus lainnya, ada kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi jika banyak anak muda menyerah pada sejumlah hal dalam hidupnya. Misalnya, Mr. Gu, yang saya klasifikasikan sebagai bagian dari 9-po generation yang menyerah pada tujuh hal yang sudah saya sebutkan berkali-kali di atas, ditambah finansial dan kesehatan. Mr. Gu seolah tidak peduli dengan apa pun. Dia pernah menolak digaji dan minum-minum hampir tiap malam. 

My Liberation Notes menggambarkan fenomena n-po generation di kalangan warga Korea Selatan secara baik walaupun tidak secara gamblang. Bagusnya, karakter-karakter dalam drama ini berkembang. Sekarang coba lihat diri kita sendiri dan identifikasi, kira-kira kita masuk dalam generasi yang mana.

Penulis: Rizal Nurhadiansyah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Drama Korea yang Relatable bagi Orang Introvert.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version