• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Wawancara dengan Pagar Bunderan Soshum UGM yang Sering Diketawain karena Dianggap Nggak Guna

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
25 Maret 2020
A A
Komunisme Berubah Jadi Kapitalisme kalau Soal Mengiklankan Partai terminal mojok.co

Komunisme Berubah Jadi Kapitalisme kalau Soal Mengiklankan Partai terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sejak lingkungan kampus UGM diportal, Sunday Morning tidak melintas di kawasan UGM, dan bus-bus kota mengubah trayeknya untuk memutari UGM. Itu tandanya secara tersirat, maka nilai guna pagar bunderan soshum kehilangan nilai gunanya. Pagar yang terlihat begitu tegas, kokoh, dan bakoh ini sering menjadi bahan pisuhan mahasiswa yang kecelik dengan eksistensinya. Saya salah satunya, sempat merasakan kekesalan dengan hadirnya pagar ini. Bagaimana tidak? Setiap minggu pagar ini selalu menutup akses untuk masuk dari Jalan Bhineka Tunggal Ika ke Jalan Olahraga.

Banyak cerita yang melingkupi kehadiran pagar ini. Barangkali tidak bisa dipisahkan dengan keseharian mahasiswa sosial humaniora UGM. Pernah, teman saya nabrak pagar itu karena ngantuk setelah pulang mengurus drama. Padahal yang salah dia tapi yang dilaknat satu komunitas malah pagarnya, karena menciderai pemeran utama drama esok hari.

Banyak kisah jenaka dan mengharukan dari eksistensi pagar ini. Tapi, sejak adanya portal, kisah itu berakhir sampai sana. Lain katanya, pagar itu kini hampir selalu terbuka, tidak pernah tertutup dan digunakan. Ya, ngapain juga, kan sudah ada portal yang lebih gagah dari pagar. Dan dari sana, tiap melintasinya, saya mentertawai pagar ini karena selalu berdiri dengan tujuan yang nggak jelas. Ada tapi nggak guna, hilang juga nggak masalah. Barangkali tinggal menunggu masa pensiunnya saja.

Bagi yang nggak tahu di mana pagarnya. Itu lho, jika melewati bunderan soshum dari Jalan Notonagoro, coba ambil kiri menuju masjid. Nah, ada pagar yang berdiri dengan sendunya. Sampai suatu saat, semua menyadari bahwa ngapain sih pagar ini ada? Bahkan, sempat muncul guyonan bergini, “Jika merasa hidupmu nggak guna, coba lihat pagar di dekat bunderan soshum UGM.” Duh, hati saya tiba-tiba mak nyesss. Simpati saya tiba-tiba muncul untuk pagar lucu yang satu ini.

Entah apa yang merasuki saya, yang jelas bukan burung gagak tiktok yang ngeselin itu. Di awal tahun saya menyempatkan hadir dan berusaha membujuk pagar ini untuk diwawancarai. Ia pun sempat menolak, tapi ketika saya bujuk, ia bersedia dengan satu syarat, yakni jangan sebarkan identitasnya kepada media. Dengan sedikit ngikik, kemudian menyetujuinya.

Sebut saja Pagar Soshum (54), belum menikah apalagi memiliki anak. Hidupnya ia persembahkan untuk menjaga ketentraman civitas akademika UGM. Ia lantas menuturkan kepada saya atas apa saja pengalaman menarik selama menjadi pagar.

Katanya, “Ya, suka nggak suka, ya, Mas. Cari kerjaan itu susah. Apalagi saya ini hanya pagar. Mau alih profesi jadi polisi tidur, yang ada malah saya dipisuhi. Mau coba daftar lowongan kerja jadi net bulu tangkis, katanya saya kurang tinggi. Juga terlalu spaneng, alias kaku, Mas. Ditubruk Mbak Melati sama Mas Praven, ya kepala mereka pasti bonjrot.”

Saya pun bingung menanggapi dan menerka apakah Pak Pagar Soshum ini sedang guyon atau serius. Kemudian ia melanjutkan, “Sebenarnya yang salah saya sendiri. Dulu orang tua menyarankan masuk Sekolah Tinggi Pagar biar saya luwes dan menyesuaikan perkembangan zaman. Tapi saya ngeyel, malah mbeling dan main PS di rental sama temen-temen pagar saya.”

Raut wajah blio menjadi muram kala itu. Beberapa ojol melihat ke arah saya dan kebingungan. Ah, mereka pasti mengira saya yang bikin Pak Pagar Soshum ini sedih. Dengan berat, Pak Pagar Soshum kembali bercerita, “Saya senang melihat mahasiswa-mahasiswi di sini, Mas. Mereka semua berprestasi. Bahkan kabarnya, Gubernur Jawa Tengah itu alumni sini, ya? Kayaknya blio pernah senderan di tubuh saya waktu jajan cilok. Ingat betul mahasiswa-mahasiswi sering ngobrol di depan saya, keluh kesah khas anak kuliahan lah, Mas!”

Pak Pagar Soshum menjadi lebih tenang kini. Ketika saya tanya apakah ia berteduh ketika hujan, ia menjawab, “Ya nggak, toh. Mas ini ada-ada saja. Saya itu taat sama tugas saya. Nggak mungkin saya abai dengan perintah-perintah untuk saya. Jangan kan hujan, pas kemarin hujan angin di daerah sini saja saya anteng di tempat, Mas.”

Kendati ia terlihat bahagia ketika mengingat masa-masa kerja kerasnya, terbesit sebuah pilu ketika saya tanyai perihal peralihan rute Sunday Morning yang kini tidak melewati dirinya. Ia menyebutkan, “Waktu itu saya senang. Jujur saja. Ya bagaimana, berarti Minggu pagi saya bisa kelekaran. Biasanya kan para pedagang datang pukul tiga, bahkan ada yang tengah malam. Mereka menyiapkan dagangannya, di depan saya. Ya bayangin, Mas. Dini hari di mana harusnya saya bobo, ini malah pada berisik. Bahkan ada yang nyetel musik. Iya sih Sunday Morning, jam dua belas lewat satu menit juga udah masuk morning.”

Lantas ia melanjutkan, “Dari tahun 1994, Mas, bayangkan! Bayangkan! Tapi sejak pemindahan lokasi, duh, Mas…” Pak Pagar Soshum pun bersimpuh di depan saya. Para ojol dan mahasiswa yang lewat melihat saya dengan tatapan kebingungan. Saya pun hanya bisa puk puk. Wah, keras juga punggung Pak Pagar Soshum.

Dengan terisak-isak, ia melanjutkan penuturannya, “…rindu bukan main, Mas sama keramaian sunmor (sunday morning, red). Awalnya saya senang melihat keramaian yang ada di depan mata saya, kini berpindah sedikit ke luar. Tapi, Mas, sekarang saya malah rindu sama keriuhan antara pedagang dan pembeli, para mahasiswa yang berjualan untuk danusan, sampai konser-konser mini ala-ala mahasiswa yang acap kali lagunya enak-enak walau saya nggak paham.”

Pak Pagar Soshum pun mengusap air matanya ketika saya memberikan blio tisu. “Maaf, Mas, baper…” wah, jebul Pak Pagar Soshum ini tahu kata-kata kekinian segala.

Kemudian Pak Pagar Soshum melanjutkan ceritanya, “Kini saya cuma bisa melihat mahasiswa yang pulang pergi dengan ojolnya. Dulu saya gagah, menjaga dua jalan agar rapih dan tertib. Tapi ini saya hanya sebatas ‘turun di depan pagar itu ya, Bang!’ Gitu. Cuma jadi sebatas penanda mahasiswa turun dari ojol.”

Sebagai penutup perbincangan karena saya malah turut menangis mendengar cerita blio, saya bertanya apakah nggak coba-coba merantau dan meninggalkan tempat ini. Dengan senyum yang sedikit dipaksakan, blio berkata, “Nggak apa saya dibilang nggak guna. Saya senang melihat perubahan, Mas. Apa pun itu. Belajar dari hilangnya keriuhan sunmor, saya justru kini menikmati para mahasiswa yang pulang pergi, naik ojol, naik sepeda kampus. Pokoknya saya berusaha menjadi lebih baik lagi dari saya yang dulu. Juga, satu hal, saya denger puisi bagus yang dibacakan oleh anak ilmu budaya, aku ingin hidup seribu tahun lagi.”

Perubahan, kita tahu adalah sebuah faktor yang berurusan dengan hal-hal bijak seperti ingin menjadi lebih baik. Padahal, perubahan bisa saja menyentuh hal-hal di luar aspek tersebut seperti Power Rangers yang menjadi kuat kala bersatu atau Pokemon yang berevolusi menjadi lebih kuat. Padahal dari apa yang saya dapat dari pagar tua yang tinggal menunggu waktu untuk dipindahkan, perubahan adalah seputar hal ringan seperti yang awalnya ada dan tidak berguna, kala menghilang atau renta justru dicari karena ada yang kurang.

Dan kini, kala UGM benar-benar sepi tak ada yang melewati, ia tetap berdiri kokoh di tempatnya, tidak pergi kemana-mana, setia dengan janji yang ia katakan. Mungkin saja ia kini sedang bermonolog dengan kesepian tentang kebaikan di masa depan. Sekali lagi, terimakasih, Pak Pagar Soshum.

BACA JUGA Perjuanganku dari Kaum Rebahan Sampai Kuliah di UGM atau tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 Maret 2020 oleh

Tags: pagarSanmor UGMUGM

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

3 Rekomendasi Lesehan Sedap di Sekitar UGM dan UNY Terminal Mojok

3 Rekomendasi Lesehan Sedap di Sekitar UGM dan UNY

25 Oktober 2022
5 Rekomendasi Tempat Makan Murah Sekitar UGM dan UNY Jokowi

UGM Justru Goblok kalau Menanggapi Orang Nggak Jelas Lewat Konferensi Pers

11 Oktober 2022
Prilly Latuconsina Jadi Dosen Praktisi UGM, Apa Itu Dosen Praktisi Terminal Mojok

Prilly Latuconsina Jadi Dosen Praktisi UGM, Apa Itu Dosen Praktisi?

29 September 2022
4 Rekomendasi Kos Putri Dekat UGM dan UNY

4 Rekomendasi Kos Putri Dekat UGM dan UNY

16 Juni 2022
5 Rekomendasi Tempat Makan Murah Sekitar UGM dan UNY Jokowi

5 Rekomendasi Tempat Makan Murah Sekitar UGM dan UNY

30 Mei 2022
4 Hal Jadi Mahasiswa UGM Itu Nggak Enak terminal mojok.co

4 Hal Jadi Mahasiswa UGM Itu Nggak Enak

7 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
lockdown

Lockdown Menyebalkan, Itu yang Saya Alami di Maroko

Selain Jahat, Orang yang Ngasih Stigma ke Perawat sebagai Pembawa Virus Juga Goblok

Selain Jahat, Orang yang Ngasih Stigma ke Perawat sebagai Pembawa Virus Juga Goblok

skripsi pandemi tips agar skripsi cepat selesai skripsi ditiadakan, skripsian di rumah Pak Jokowi, Selain UN, Skripsi Juga Harusnya Ditiadakan Tahun Ini

Pak Jokowi, Selain UN, Skripsi Juga Harusnya Ditiadakan Tahun Ini



Terpopuler Sepekan

4 Alasan Wajib Pakai Telkomsel meski Cuma Kartu Cadangan Terminal Mojok Farzand01 Shutterstock
Gadget

Telkomsel, Provider Seluler yang Diskriminatif

oleh Muhammad Arif Prayoga
4 Februari 2023

Kok bisa harga-harganya beda?

Baca selengkapnya
Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema (Unsplash)

Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema

3 Februari 2023
5 Dosa Tukang Tambal Ban yang Perlu Banget Kalian Ketahui

5 Dosa Tukang Tambal Ban yang Perlu Banget Kalian Ketahui

5 Februari 2023
Sebagai Warga Surabaya, Saya Setuju Ibu Kota Jawa Timur Pindah ke Malang Terminal Mojok

Sebagai Warga Surabaya, Saya Setuju Ibu Kota Jawa Timur Pindah ke Malang

5 Februari 2023
4 YouTuber Berkualitas yang Bakal Bikin Pinter Kaum Micin

4 YouTuber Berkualitas yang Bakal Bikin Pinter Kaum Micin

5 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!