Akui saja, “Munajat Cinta” sempat bikin kalian iri setengah mati.
Dalam ranah musik dan penafsirannya, peran video klip sudah jelas sangat penting. Video klip berperan sebagai salah satu media promosi. Pada era 90-an hingga 2000-an, video klip menjadi salah satu keharusan bagi musisi yang merilis lagu baru. Sepaket, lah. Selain sebagai media promosi, video klip juga berfungsi sebagai wujud penafsiran sebuah lagu, sehingga para pendengar tidak perlu berimajinasi yang lain-lain. Dari video klipnya saja sudah terwakili gambaran cerita lagunya.
Di era 2000-an, video klip memang mencapai era puncaknya. Nyaris semua musisi berlomba-lomba membuat video klip yang bagus. Bahkan ada juga beberapa video klip yang mirip film. Namun, di antara video klip yang bagus-bagus itu, ada satu video klip yang bisa dibilang unik dan mencuri perhatian. Itu adalah video klip lagu “Munajat Cinta” dari The Rock Indonesia, proyek musik dari Ahmad Dhani selain Dewa 19 dan Ahmad Band.
Dari kiprahnya sebagai seorang musisi, kita tidak perlu pertanyakan lagi bagaimana kejeniusan Ahmad Dhani. Kejeniusan tersebut juga menurun pada keputusannya dalam membuat video klip. Ya, meskipun bukan Ahmad Dhani langsung yang membuat, tapi kan tetap harus lewat persetujuan beliau. Video klip lagu “Munajat Cinta” menjadi salah satu bukti, betapa Ahmad Dhani memang lain daripada yang lain.
Bayangkan saja, lagu bertemakan cinta digambarkan dengan kisah percintaan anak SD (benar-benar anak SD dan berseragam SD) yang dalam video klipnya diperankan oleh anaknya sendiri, Al, El, dan Dul. Video klip ini menceritakan bagaimana Al yang kesengsem dengan murid baru. El dan Dul yang menjadi support sistem AL, mencoba membantu dengan melemparkan secarik kertas (mungkin surat cinta atau ajakan berkenalan) pada murid baru itu. Bikin baper anak SD, lah, pokoknya.
Ada satu adegan yang juga cukup membuat baper anak SD pada masanya. Jadi, Al, El, dan Dul sedang berjalan di koridor sekolah, lalu bertemu dengan si murid baru dan kedua temannya. Seperti biasa, adegan ini adalah adegan malu-malu, di mana Al malu-mau bertemu dengan si murid baru. Sedangkan Dul dengan gigi ompongnya, mencoba meyakinkan Al untuk tidak malu. Adegan ini ditutup dengan diusirnya Al, El, dan Dul oleh anak laki-laki lain yang lebih superior dan ternyata suka juga dengan si murid baru.
Ini juga nyambung dengan adegan di luar sekolah, ketika Al dengan motor ATV-nya berniat mengantar pulang si murid baru. Akan tetapi, datang si anak yang mengusir Al tadi dengan mobil Limosin-nya (ada sopirnya), yang langsung merebut si murid baru dari Al. Mirip adegan percintaan remaja, kan? Masih banyak adegan-adegan percintaan lain yang seharusnya ada di kisah anak remaja. Namun, ini diperankan oleh anak SD dan mampu membuat baper anak SD saat itu.
Ada juga adegan ketika Al memberi bunga mawar pada si murid baru. Lalu, disambung Al yang menyanyikan lagu “Munajat Cinta” dengan menggenggam bunga. Ada pula adegan ketika Al membonceng si murid baru dengan ATV-nya dan berkeliling dengan mesra, disambung dengan adegan Al yang berdoa setelah salat. Doa tersebut adalah lirik bagian reff lagu “Munajat Cinta’”, yaitu, “Tuhan kirimkanlah aku, kekasih yang baik hati, bla bla bla.”
Saya yang masih SD ketika lagu dan video klip itu dirilis masih SD, jelas sangat baper dengan adegan-adegan yang ada. Ingin sekali saya meniru apa yang dilakukan Al, “nyepik” murid baru, naik ATV berdua, dan memberi bunga mawar. Namun, sayang sekali saya bukan anaknya Ahmad Dhani, dan saya tidak setampan Al untuk sebuah kisah cinta seromantis itu. Jadinya, saya hanya sebatas baper dan ngempet bahwa suatu saat saya akan merasakan fase cinta-cintaan seperti itu (meskipun pada akhirnya tidak pernah juga).
Meskipun baper tidak karuan, saya akhirnya sadar bahwa apa yang ada di dalam video klip tidak semuanya benar-benar terjadi dan tidak semuanya harus ditiru. Kenyataan bahwa itu hanyalah cerita fiksi benar-benar menyadarkan saya, meskipun sampai saat ini bapernya juga masih ada.
Sumber Gambar: GP Records
BACA JUGA ‘Munajat Cinta’ The Rock Indonesia: Karya Picisan yang Tetap Relevan dengan Zaman dan tulisan Iqbal AR lainnya.