Untung Rugi Bergaul dengan Orang yang Lebih Good looking

good looking

Untung-rugi Bergaul Sama Orang yang Lebih Good looking

Punya temen good looking? Nggak masalaaah…

Kita tentu pernah mendengar pepatah umum yang berbunyi “don’t judge a book by it’s cover” yang bermakna jangan menilai dari luarnya saja. Kalau luarnya saja terlihat sangat buruk dan jelek, apalagi isinya belum tentu dalamnya juga jelek. Zaman sekarang orang harusnya melihat bukan hanya dari luarnya saja, namun juga kemampuan dan keterampilan.

Dalam mencari kawan pun demikian, kita nggak boleh tebang pilih untuk memilih teman. Masa hanya karena yang satu ganteng bukan main, lalu satunya hitam dan terlihat dekil kita nggak mau berteman. Itu namanya body shaming secara nggak langsung, gaes. Selama perilaku dan perlakuan dia baik ke kita, timbal baliknya pun juga harus baik.

Lagi pula belum tentu yang terlihat manis, ganteng/cantik, senyumnya menawan serta tutur katanya baik juga isinya baik. Belum tentu. Kita nggak tahu isi hati orang lain sebelum mengenal lebih dalam, dan sebelum bicara banyak satu sama lain. Kita bukan malaikat yang bisa tahu sifat asli orang dengan sekali melihat, semuanya ada proses.

Sebagai orang yang mencoba selalu baik-baik, saya termasuk orang yang tidak pilih-pilih soal berteman dan berkawan. Selama di hadapan kopi dan di atas meja pembicaraan kita sama, maka terjalinlah silaturahmi. Mau orang bagaimanapun bentuknya, sok mangga berteman kita. Nggak ada pilih-pilih teman kalau dari saya, tapi yang ada saya yang dipilih-pilih mungkin. 

Di kampus pun juga demikian, saya nggak pernah eksklusif masalah pertemanan. Mau dia orang dari Pulau Jawa, luar Jawa sampai luar negeri boleh. Mau dia organisasi ini, organisasi itu bahkan yang tidak berorganisasi saja saya mau saja berteman. Mau yang biasa aja, sampai yang ganteng juga boleh juga. Asalkan baik dan positif.

Tapi ya, kadang-kadang memang rasa minder dan insecure dari diri sendiri ada saja. Orang yang cantik dan ganteng saja banyak yang insecure, apalagi yang biasa-biasa saja seperti saya? Ya wajarlah ya, manusia suka merasa banyak kurangnya dibandingkan banyak lebihnya.

Walaupun zaman sekarang orang-orang tidak hanya melihat fisik, tetap saja orang-orang yang good looking ini memang lebih banyak punya privilege dibandingkan yang biasa-biasa saja. Asli, ini masih ada di mana pun kita berada.

Saya dan lingkungan saya pun masih.

Walaupun tidak menganggu-ganggu amat, tapi tetap saja ada beberapa hal yang saya rasakan selama berteman di kampus dengan orang-orang yang good looking. Mulai dari keuntungan berteman dengan mereka sampai beberapa kerugian yang didapat berteman dengan golongan good looking.

Keuntungan:

Pertama, pernah nggak sih mendengar kalimat seperti ini; kalau kamu ganteng/cantik separuh permasalahan hidupmu selesai. Saya mengamini ini, dan tentu bukan tanpa alasan! Saat saya ada urusan di jurusan untuk minta tanda tangan magang, saya ajaklah teman saya yang good looking dan benar saja oleh sekretaris jurusan langsung disetujui. 

Kedua, orang-orang yang good looking biasanya kontak nomor teleponnya banyak berisi perempuan yang aduhai, jadilah ia sebagai sumber-sumber nomor cari jodoh karena selain bisa dimintai nomor telepon tentu bisa minta dimintai untuk comblang. Enak~

Ketiga, alasan yang ini memang terdengar cukup menyebalkan, sih. Orang yang good looking itu seiring dengan terkenalnya dia, akhirnya saat masuk organisasi mahasiswa sering ‘dimintai tolong’ untuk menjadi ikon untuk mengajak para mahasiswa baru yang terpesona oleh dirinya untuk masuk ke dalam organisasi. Kadang-kadang kalau diiringi dengan IPK yang bagus, serta akademik yang baik disuruh maju sebagai calon presiden mahasiswa. Kemungkinan besarnya ya, menang hehehe. 

Tiga alasan yang di atas itu memang murni dari pengamatan dan pengalaman saya pribadi, sebenarnya ada lagi keuntungannya yang lain namun banyaknya yang kecil-kecil dan tidai terlalu signifikan seperti di atas. Kalau di atas sudah saya sebutkan alasan-alasan keuntungan bergaul dengan orang yang good looking, maka sekarang saya akan menulis beberapa kerugiannya.

Kerugian:

Pertama, orang-orang yang good looking seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya selalu jadi pusat perhatian, sudah seperti pusat tata surya deh. Mulai dari orang-orang yang tertarik dengan baik-baik dan sopan, sampai kaum-kaum rahim hangat yang kurang karuan ajar. Dan inilah resiko bergaul dengan orang good looking itu kita akan selalu ada di bayangan dia, karena kita mah apa atuh.

Kita sebenarnya tidak jelek-jelek amat dan ada gaya sedikit menarik, tapi ya tetap saja ketutupan glowing :((. 

Kedua, Kalau orang-orang yang good looking biasanya kontak nomor telepon yang dia punya sudah seperti asrama putri, yang mana itu bisa jadi keuntungan buat kita sebagai teman eh jangan salah ini juga bisa jadi pedang bermata dua! Kalau kita punya orang yang kita suka, saat bertemu teman kita yang good looking ini malah dianya jadi tertarik sama teman kita sendiri. Duh Gusti, sakit.

Ketiga, yang terakhir ini memang kadang-kadang bikin kesal juga, kita sering dibandingkan dengan teman kita sendiri. “kamu kok nggak ganteng, dia ganteng banget”, “Ih dia aja putih, kamu kok nggak” bahkan yang paling menyebalkan kita dituduh mau berteman karena cuman melihat tampang saja, congor kamu sini aku lindes, nggak punya akhlak.

Meskipun ada untung dan rugi yang saya sebutkan, sebenarnya tetap yang saya rasakan dalam pertemanan adalah rasa silaturahmi dan solid yang diutamakan.

Teman-teman saya yang good looking ini justru baik-baik orangnya, ramah dan bisa diajak bercanda. Nongkrong pun asik. Tulisan di atas saya ini bukan untuk menjelekkan orang-orang yang good looking, toh itu anugerah kenapa saya mesti iri? 

BACA JUGA Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Good Looking dan tulisan Nasrullah Alif lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version