Siapa bilang jadi anak tunggal itu enak?
Nggak perlu bingung dan mengingat-ingat di mana kamu pernah baca tulisan seperti judul di atas. Sebab judul yang saya pakai ini terinspirasi dari suatu tweet yang viral di media sosial Twitter terkait testimoni negatif karena kurang nyaman selama menggunakan Docmart yang berakhir jadi keributan. Lah kok jadi bahas judul tulisannya sih? Soalnya ini saling berkaitan dengan apa yang saya alami.
Banyak yang mengamini bahwa sepatu Docmart itu nyaman dan enak digunakan. Hal itu sama dengan opini yang berkembang liar di masyarakat, tentang anggapan bahwa jadi anak tunggal itu enak. Katanya, jadi anak tunggal kebutuhannya terpenuhi, uang jajan besar, dimanja, dan lain sebagainya. Masalahnya, realitasnya nggak begitu.
Sebagai anak tunggal, saya tahu bahwa anggapan yang beredar itu kadang nggak tepat. Saya beri alasan jadi anak tunggal itu nggak enak-enak amat.
#1 Nggak punya adek yang bisa disuruh-suruh
Sebagai anak tunggal, saya iri sama temen-temen saya yang punya adek. Soalnya, mereka bisa nyuruh-nyuruh adeknya. Lha saya jelas iri. Soalnya, saya yang disuruh-suruh. Nggak ada pemain pengganti lagi. Sedih.
#2 Nggak punya kakak yang jadi role model
Waktu saya masuk SMP, saya sempat bingung kenapa teman-teman saya memiliki selera musik yang unik seperti lagu metal dari band luar negeri. Padahal band metal luar negeri tersebut nyaris tak pernah saya lihat aksinya di TV.
Setelah naik ke kelas dua SMP, saya baru tau kalau referensi musik teman saya ini berasal dari kakaknya yang sudah SMA. Nah, ini yang saya iri. Saya nggak punya role model atau seseorang yang bisa menularkan referensinya di rumah. Kayak gini penting juga loh, soalnya bisa bikin seseorang punya kenangan atau pegangan buat hidup ke depannya.
#3 Wajib multitalenta
Kedua orang tua saya hanya memiliki satu orang anak, otomatis sayalah yang bantuin tugas mereka. Mulai dari membantu ibu memasak hingga mengangkut pasir. Sudah solo player, multirole pula. Angel.
#4 Sedih saat merantau
Satu hal utama yang saat ini sangat memberatkan saya ketika harus merantau adalah cuma ada bapak dan ibu saja yang ada di rumah. Apalagi jika mendapat kabar orang tua saya sedang sakit, hati ini begitu bergetar. Harapan saya ya cuma satu, yaitu bisa tinggal dan bekerja di dekat keluarga, agar bisa siap sedia jika dibutuhkan orang tua.
#5 Tidak ada tempat berbagi tentang masalah keluarga
Kalau lagi ada masalah keluarga, saya pasti kebingungan mencari tempat cerita. Ya saya tau, bisa saja saya cerita ke teman yang paling saya percaya. Namun, saya nggak bisa jamin juga ceritanya tak tersebar. Andai punya saudara kandung, bisa jadi tempat cerita.
Dan minta duit.
#6 Dianggap mujur kalau orang tua wafat
Salah satu opini paling jelek yang kerap saya temui berkaitan dengan anak tunggal adalah warisannya nggak perlu dibagi. Orang-orang yang punya pemikiran kayak gini, apalagi disampaikan dengan nada bercanda, sebaiknya diberi tiket menuju neraka paling awal. Mana ada anak yang bahagia ketika orang tuanya wafat? Waton tenan.
Itulah nggak enaknya jadi anak tunggal. Jadi, kalau kalian punya saudara, sayangilah saudara kalian. Jagalah saudara kalian, sebab harta yang paling berharga adalah keluarga.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Fakta Anak Tunggal: Dari Kesepian Hingga Enaknya Dapat Warisan