Hingga saat ini, masih saja banyak yang meremehkan Universitas Terbuka (UT). Mereka menganggap UT itu “bukan universitas”, tapi tempat terakhir bagi orang yang nggak mampu secara akademi untuk mendapatkan ijazah. Sayang sekali, pikiran goblok seperti itu masih awet terawat.
Saya sendiri sedang kuliah di Universitas Terbuka. Lantaran kami kuliah secara online, maka muncul pertanyaan absurd seperti ini: “Terus gimana mau punya teman kalau nggak datang ke kampus?”
Saya menjawab dengan datar saja: “Zaman sudah maju. Ada WhatsApp. Lagian, tujuan utama kami kuliah itu bukan mencari teman semata.” Begitu mendengar jawaban saya, mereka terdiam.
Sudah begitu, ada yang secara spontan mengernyitkan dahi ketika mengetahui bahwa saya kuliah di Universitas Terbuka. Mereka menganggap kami, mahasiswa di UT, adalah buangan yang nggak punya atau pernah merasakan sukses di dunia nyata. Pikiran seperti ini sungguh salah.
Banyak mahasiswa dan alumni Universitas Terbuka itu sudah sukses di luar sana. Atau, setidaknya, sedang merintis sesuatu sembari kuliah. Misalnya, salah satu teman 1 angkatan saya adalah pendiri komunitas menulis digital yang sudah menjangkau banyak wilayah di seluruh Indonesia.
Kenapa sikap meremehkan Universitas Terbuka masih ada, ya?
Terkadang saya heran ketika orang-orang di luaran sana masih meremehkan Universitas Terbuka. Padahal, isinya adalah orang-orang yang punya dedikasi tinggi akan pendidikan. Banyak dari teman saya yang statusnya karyawan biasa, tapi nggak mau melewatkan pendidikan.
Selain karyawan biasa, ada juga pemilik bisnis yang sudah sukses. Misalnya, suatu kali, saya pernah menghadiri perkumpulan komunitas kampus. Di sana, saya ketemu mahasiswa yang statusnya SPV, pemilik bisnis yang tidak bisa dikatakan kecil, bahkan tidak sedikit yang double degree.
Oleh sebab itu, asumsi orang yang menganggap lulusan Universitas Terbuka nggak terpakai di dunia kerja itu sama sekali nggak benar. Kenyataannya, banyak dari kami yang sudah berpengalaman di dunia kerja! Jadi, ketika lulus, ya tinggal naik jabatan saja.
Biaya kuliah di Universitas Terbuka memang “terbilang murah”. Namun, lulusan kami nggak murahan. Lebih baik kuliah di tempat yang terjangkau, tidak mementingkan gengsi, tetapi bisa kuliah dengan lancar. Mementingkan gengsi nama kampus, akhirnya kamu yang akan “kelaparan”.
Baca halaman selanjutnya: Gengsi kuliah di kampus ternama…