UM Malang Adalah Kampus Paling Ramah Perantau di Malang: Asrama Memadai, Kos Murah, Lokasi Strategis!

4 Pertanyaan yang Sebaiknya Nggak Ditanyakan kepada Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) karena Bikin Emosi alumni UM

4 Pertanyaan yang Sebaiknya Nggak Ditanyakan kepada Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) karena Bikin Emosi (Universitas Negeri Malang via Wikimedia Commons)

Kalau ada satu hal bagus yang UM Malang jelas punya, adalah kampus yang paling ramah untuk perantau di Malang

Sebagai kota dengan puluhan kampus baik negeri maupun swasta, adalah wajar jika Malang jadi tujuan banyak perantau untuk melanjutkan studi. Malang bahkan menjadi tiga kota teratas untuk tujuan para perantau lanjut studi, tentunya setelah Jakarta dan Jogja. Ini bisa dibuktikan dengan adanya lonjakan perantau yang akan kuliah di Malang tiap tahunnya.

Malang menjadi tujuan favorit para perantau untuk kuliah itu bukan tanpa alasan. Selain karena banyaknya pilihan kampus, hidup di Malang ini enak banget. Kalau panas nggak panas-panas banget, tapi kalau dingin ya masih bisa diatasi. Selain itu, biaya hidup di Malang, mulai dari biaya makan sampai tempat tinggal (kos), itu murah, asal pintar-pintar memilih. Sebelas dua belas, lah, sama Jogja. Nggak heran kalau banyak perantau yang betah banget di Malang.

Nah, bicara soal kampus dan perantau di Malang, dari banyaknya kampus di Malang yang jadi tujuan para perantau, ada beberapa kampus yang bisa dibilang menjadi kampus paling ramah terhadap para perantau. Tentu ada banyak faktornya, mulai dari lokasi, biaya hidup di sekitarnya, dsb dsb. Dan, kampus di Malang yang paling ramah terhadap para perantau adalah UM Malang. Mungkin ini bias (karena saya alumni UM), tapi sini tak jelasin mengapa.

Lokasi strategis

UM ini lokasinya boleh dibilang strategis. UM ini nggak jauh dari pusat kota Malang, nggak jauh pula dari pusat hiburan, nongkrong, dan kos-kosan di Malang. Jarak dari stasiun Malang ke UM juga nggak jauh, cuma 10 menit naik motor. Dari perpus kota juga dekat, ke mall tinggal nyebrang jalan, akses angkutan umum juga cukup mudah. Kalian para perantau akan merantau ke Malang untuk kuliah, coba pertimbangkan UM, deh.

Kalau kalian merantau dan kuliah di UM, kalian nggak akan kebingungan ke mana-mana. Mau cari kos, kalian tinggal pilih, mau di daerah sekitar Jl. Jombang, di Jl. Sigura-gura, di Jl. Ambarawa, atau di Sumbersari. Mau nongkrong juga nggak jauh. Ke Suhat nggak jauh, ke Sigura-gura nggak jauh, ke kawasan Ijen dan Kayutangan juga nggak jauh. UM ini strategis, lah, pokoknya.

“UB, Poltek, UMM, kan, juga strategis?” Memang iya, tapi UB terlalu “mahal”, yang mana nggak banget buat perantau, dan Poltek itu nggak asik. UMM sebenarnya oke, cuma ya mendingan UM Malang, lah.

Selain punya asrama mahasiswa terbaik di Malang, di sekitar UM banyak kos-kosan serta tempat makan murah

Soal asrama mahasiswa, saya berani bilang bahwa UM ini punya asrama mahasiswa terbaik di Malang. UM punya banyak asrama, ada sekitar 9 asrama cowok-cewek dengan tipe yang berbeda-beda. Biayanya tentu lebih murah dari ngekos. Nah, buat para perantau yang takut ngekos atau nggak punya cukup banyak biaya untuk sewa kos yang layak dan bagus, asrama mahasiswa ini pilihan yang tepat.

Tapi kalau para perantau mau ngekos, di sekitar UM ada banyak kos-kosan murah. Sebut saja kos-kosan di sekitar Jl. Jombang atau di Jl. Ambarawa, yang mana kalian bisa dapat harga sekitar 400-500 ribuan per bulan. Di sana juga banyak tempat makan murah, warung-warung makan yang hanya mematok harga 13 ribu untuk makan enak plus minum. Lokasinya dekat banget dengan kampus, banyak tempat makan murah, perantau mana yang nggak tergiur, coba?

UMM, UIN, UB, dan beberapa kampus lain juga tergolong ramah, tapi bias saya mengatakan UM lebih ramah perantau

Sebenarnya, kalau bicara kampus yang paling ramah perantau di Malang, semua kampus itu tergolong ramah perantau. Kampus-kampus selain UM seperti UMM, UIN, atau UB itu sebenarnya ramah perantau. Lokasinya juga cukup strategis, banyak kos-kosan murah dan tempat makan murah di sekitarnya. Kalaupun ada selisih atau perbedaan harga, bedanya cukup tipis.

Hanya saja, subjektivitas saya mengatakan bahwa UM ini adalah kampus yang lebih ramah terhadap para perantau. Apalagi perantau-perantau kelas menengah yang menjadikan kata “irit dan hemat” sebagai prinsip hidupnya di perantauan. Beberapa indikator yang saya tulis di atas itu sudah cukup jadi landasannya. Dan kalaupun ada kampus di Malang yang “keramahannya” terhadap perantau mendekati atau hampir sama dengan UM, mungkin UB dan UMM.

Tapi sekali lagi, buat saya, menurut bias dan subjektivitas saya, UM tetap jadi kampus yang paling ramah terhadap para perantau. Mau mendebat dan menyanggah? Yo monggo.

Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 4 Pertanyaan yang Sebaiknya Nggak Ditanyakan kepada Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) karena Bikin Emosi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version