Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ujian Mental di Jalanan Kota Bekasi

Meita Eryanti oleh Meita Eryanti
12 Oktober 2019
A A
jalanan kota bekasi

jalanan kota bekasi

Share on FacebookShare on Twitter

Dulu, aku selalu memandang remeh ibuku. Kemampuan navigasi dan berkendaranya buruk sekali. Ibuku hanya berani mengendarai motor dari rumahnya sampai ke Pasar. Jalanan yang dilalui adalah jalanan kampung yang sepi. Ya rame sih kalau pas waktunya anak-anak masuk sekolah. Berharap ibuku mau mengendarai motor ke jalan raya itu jelas tidak mungkin. Padahal 10 tahun lalu, aku saja mampu mengendarai motor dari Kaliurang ke Parangtritis. Suwer!

Ibuku lebih mahir mengendarai mobil. Beliau bisa mengendarai mobil ke jalan raya tapi hanya di jalan-jalan yang beliau sudah paham betul. Jalan Kaliurang, beberapa jalanan di kota Jogja, dan sebagian kecil daerah Sleman. Coba saja minta beliau mengendarai mobil ke daerah Nogotirto. Atau ke Bantul. Ibuku akan lebih senang meminta kerelaan hati bapakku untuk mengantarnya.

Kini, aku tinggal di Kota Bekasi, salah satu kota penyangga ibukota. Dan seperti ibuku, di sini aku tidak bisa mengendarai motor jauh-jauh. Paling ke stasiun yang jaraknya 1 km dari rumah atau ke Superindo yang sebenarnya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Rekor terjauhku mengendarai sepeda motor di Kota Bekasi adalah ke Mega Bekasi Hypermall. Jaraknya sekitar 3 km dari rumah. Buat ke sana, aku harus melalui palang rel kereta api; menyusuri jalan Kartini yang padat kendaraan; serta harus melewati simpang Jalan Ahmad Yani yang luar biasa besar, ramai, dan sedang ada pembangunan jalan layang tol Becakayu.

Aku belum berani untuk berkunjung ke rumah mertuaku di kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi yang berjarak sekitar 10 km dari rumahku. Nyaliku menciut melihat jalan Karang Satria yang sempit, padat, dan kadang-kadang ada truk-truk yang bersaing dengan motor. Belum lagi, jembatan di perempatan Gading Terace yang baru diperbaiki itu. Sebelum diperbaiki, jalanan di jempatan itu seperempatnya amblas.

Jangankan ke rumah mertuaku, ke rumah tanteku di Galaxy, yang jaraknya hanya 5 km dari rumah saja, aku tidak sanggup. Aku mending mengeluarkan uang untuk membayar tukang ojek daripada harus berjibaku di jalan KH Noer Ali yang tidak pernah sepi tapi orang-orang berkendara dengan kecepatan yang tidak rendah itu.

Mungkin, kalau diriku 11 tahun yang lalu melihat diriku yang sekarang, dia akan merasa malu. Bapakku pernah membesarkan hatiku. Katanya, karakter jalanan di Bekasi memang berbeda dengan di Jogja. Aku tidak perlu berkecil hati kalau tidak sanggup berkendara di belantara jalanan Kota Bekasi sini. Bapak juga malas kalau disuruh berkendara di sini. Mending menyuruh sepupuku untuk menjadi supirnya.

Tapi, malas berbeda dengan takut kan ya?

Bapakku memang benar. Karakter pengguna jalanan di sini berbeda dengan di Jogja. Di Jogja, bahkan tengah malam pun orang ada orang yang berhenti ketika berjumpa dengan lampu merah. Di sini, jangankan tengah malam. Senin pagi jam 7 saja, di saat jalanan sedang ramai oleh kendaraan orang-orang berangkat kantor dan mengantar anak sekolah, masih ada kok yang menerobos lampu merah. Yang kemudian diganjar dengan klakson panjang oleh orang-orang. Dan itu bukan seorang-dua orang. Dan terjadi hampir setiap hari. Makanya, walaupun sudah ada lampu lalu lintas, setiap pagi dan sore perempatan harus dijaga oleh petugas.

Baca Juga:

Hampir Setahun Proyek Galian di Kaliabang Bekasi Belum Beres, Cari Fosil Dinosaurus?

Bekasi Mode Malam: Dari Tawuran Jalanan sampai Lingkaran Narkoba, Kota Patriot Menjadi Kota yang Suram bagi Masa Depan Anak Muda

Orang-orang yang pasang sein kiri tapi belok kanan bukan sekadar mitos di sini. Mereka benar-benar nyata adanya. Aku sering melihat mereka di jalanan dan pernah harus berhadapan langsung dengan salah satu dari mereka. Ceritanya, sebuah motor matic yang dikendarai oleh ibu-ibu memperlambat lajunya di depanku. Dia menghidupkan sein ke kiri. Aku lantas menyalip lewat kanan, tiba-tiba saja ibu itu membelokkan motornya ke kanan. Aku lantas mengerem dan menyangga motor dengan kakiku. Hampir saja celaka.

Si Ibu-ibu tadi membunyikan klaksonnya panjang dan menghardik, “Mbak, saya mau belok. Saya udah nyalain lampu sein. Mbaknya nggak bisa lihat?”

“Ibu nyalain lampu sein yang mana? Ibu mau ke mana?” tanyaku dengan bibir bergetar karena jantung yang berdegup dengan cepat.

“Ya saya udah nyalain lampu sein artinya mau belok. Mbaknya jangan nyalip donk. Sabar kalau di jalan. Buru-buru mau kemana, sih?” ujar si ibu dengan suara yang menggelegar hingga beberapa orang yang ada di pinggir jalan memperhatikan kami.

Aku merasa panas. Pingin banget rasanya melempar sesuatu ke ibu itu. Namun aku memilih menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan beberapa kali. Menanti si ibu berlalu dan menarik gas lagi untuk melanjutkan perjalanan. Itu pengalaman yang mengerikan.

Pengalaman yang lebih berat lagi aku alami kalau harus berkendara melewati palang perlintasan kereta api di jln Agus Salim menuju Pasar Proyek. Ketika palang pintu tertutup, kendaraan dari 2 sisi memenuhi jalanan hingga ke trotoar. Ketika palang pintu terbuka, kendaraan-kendaraan itu seperti bertabrakan di tengah-tengah. Aku pernah mengalami jatuh, diserempet, hingga kunduran mobil di perlintasan kereta ini.

Sayangnya, aku tidak bisa menghindari jalan ini. Aku harus melewati perlintasan kereta ini untuk mencapai kantor Tiki Cabang Bekasi, di mana aku mengantarkan paket untuk layanan sehari sampai di Jabodetabek.

Dan yang paling membuat tertekan di jalanan Kota Bekasi adalah orang-orang suka sekali membunyikan klakson panjang. Tidak tahu kah mereka kalau klakson panjang itu memiliki efek mengagetkan dan menekan batin orang-orang yang mendengarnya?

Ya, klakson memang diciptakan untuk dibunyikan. Bukan sekadar pajangan. Tapi, bisa kah klakson difungsikan sebagaimana mestinya dan tidak berlebihan?

Sebuah mobil yang disalip motor, bisa membunyikan klakson. Lampu hijau belum menyala tapi jalanan sudah sepi, klakson dibunyikan. Ada kendaraan yang jalan pelan-pelan karena pengendaranya sedang sibuk mencari alamat, klakson dibunyikan. Yang paling parah adalah ketika kendaraan saling mengunci di perlintasan kereta api karena kendaraan saling memenuhi jalanan dari kedua sisi kereta.

Entah apa yang merasuki para pengendara di jalanan Kota Bekasi ini. Seberapa lama sih berhenti menunggu lampu hijau menyala? Sesusah itu kah memastikan mana lampu sein yang menyala ketika akan berbelok? Sulitkah menahan diri untuk tidak membunyikan klakson tanpa kondisi yang perlu?

Harus aku akui, sebenarnya berkendara di jalanan kota Bekasi menjadi penempa mentalku. Setelah 2 tahun tinggal di sini, sekarang aku tidak kagetan lagi mendengar suara klakson yang panjang dan bertubi-tubi meskipun masih merasa terganggu. Aku sudah tidak gemetaran lagi ketika dihardik ibu-ibu yang salah menyalakan lampu sein. Aku bisa menguasai diri untuk menjaga jarak aman ketika palang pintu perlintasan kereta dibuka supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Well, mungkin hari-hari mendatang aku bisa bersepeda motor lebih jauh lagi. Mungkin aku bisa ke rumah tanteku tanpa mengandalkan ojek. Atau berkunjung ke rumah mertuaku. Yang pasti, aku akan membuat diriku 11 tahun yang lalu tidak malu pada diriku yang sekarang. (*)

BACA JUGA: Berjuang Bersama Untuk Bisa Turun di Stasiun Bekasi atau tulisan Meita Eryanti lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 Oktober 2019 oleh

Tags: jalanan bekasikota bekasi
Meita Eryanti

Meita Eryanti

ArtikelTerkait

Kota Bekasi Adalah Wilayah Perbatasan yang Damai bagi The Jak dan Viking terminal mojok.co

Kota Bekasi Adalah Wilayah Perbatasan yang Damai bagi The Jak dan Viking

12 Januari 2021
Karawang Kalahkan UMK dan Pendidikan Kabupaten Bekasi (Unsplash)

Berkembang Pesat Seperti Jabodetabek, Karawang Kalahkan UMK dan Gengsi Pendidikan Kabupaten Bekasi

4 Februari 2024
Sisi Terang Bekasi yang Tak Disadari Banyak Orang

Sisi Terang Bekasi yang Tak Disadari Banyak Orang, Saya Tulis biar Bekasi Nggak Dibully Terus

30 April 2025
7 Kota dan Provinsi di Indonesia yang Selalu Apes Dapat Pemimpin Korup Terjerat KPK

7 Kota dan Provinsi di Indonesia yang Selalu Apes Dapat Pemimpin Korup Terjerat KPK

28 November 2023
Kota Bekasi dan Kab Bekasi yang Bikin Bingung (Pixabay)

Kota Bekasi dan Kab Bekasi yang Bikin Bingung, Apalagi Soal Sepak Bola

2 Februari 2023
Bantargebang Nggak Melulu tentang Gunung Sampah, Daerah Ini Menyimpan 4 Potensi Wisata yang Tak Disadari Orang

Bantargebang Nggak Melulu tentang Gunung Sampah, Daerah Ini Menyimpan 4 Potensi Wisata yang Tak Disadari Orang

26 Januari 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.