Kalau saya ditanya betah atau tidak kuliah di UIN Palembang, saya akan menjawab tidak betah! Saya tahu tidak ada yang sempurna, saya juga sudah berupaya berdamai dengan hal-hal yang membuat tidak betah. Namun, semakin berusaha, semakin besar pula perasaan tidak betahnya.
Di bawah ini saya jelaskan beberapa alasan yang membuat saya tidak nyaman berkuliah di UIN Palembang. Semoga alasan-alasan ini bisa mengetuk hati para petinggi UIN Palembang agar terus memperbaiki kualitas kampus.
Daftar Isi
#1 Ruwetnya jalur kendaraan
Saya harus super sabar ketika akan keluar atau masuk kampus karena macetnya bukan main. Apalagi ketika wisuda. Banyaknya volume kendaraan tidak sebanding dengan tempat parkir yang minim. Selain itu pengaturan kendaraan saat wisuda memang buruk. Ruwetnya jalur kendaraan memang banyak dikeluhkan orang mereka yang baru pertama kali ke UIN Palembang.
#2 Kampus bagus tapi minim tempat berteduh
UIN Palembang sebenarnya terbagi menjadi dua yaitu Kampus A dan Kampus B. Kampus A terkenal dengan keruwetan jalannya yang saya udah jelaskan di atas. Sementara kampus B terkenal dengan kemegahannya, tapi minim tempat berteduh.
Kalau sepengamatan saya, Kampus B yang baru diresmikan pada 2021 itu sebenarnya ingin mengadopsi gaya bangunan modern. Namun, kesan yang timbul justru kaku dan minim ruang berteduh. Setidaknya pihak kampus memberikan pondok-pondok kayu atau semacamnya untuk tempat berteduh dari terik matahari dan hujan. Mahasiswa juga bisa memanfaatkan untuk tempat mengerjakan tugas atau berdiskusi.
Baca halaman selanjutnya: Mahalnya harga makanan …
#3 Mahalnya harga makanan di cafetaria Kampus B
Di Kampus B memang disediakan fasilitas kantin, tapi sehari-hari cenderung sepi. Ya bagaimana tidak sepi kalau makanan dan minumannya tergolong mahal. Mungkin harga sewa gerai di kantin Kampus B tinggi, sehingga mau tidak mau penjual memasang harga yang cukup mahal untuk jualannya.
Akan tetapi, kalau seperti itu caranya, mahasiswa lah yang ujung-ujungnya dirugikan. Apalagi mayoritas mahasiswa UIN Palembang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Rasanya jadi percuma ada kantin. Intinya, harga makanan di kantin Kampus B harus segera didiskusikan kembali.
#4 Asrama sulit air
Asrama di UIN Palembang biasa disebut ma’had alias mondok. Asrama itu terletak beberapa tingkat di kampus A. Biasanya yang mondok di sini dikhususkan untuk para penerima beasiswa atau bidikmisi pada tahun-tahun awal kuliah.
Keberadaan asrama ini sebenarnya bertujuan baik. Sayangnya, fasilitas di asrama ini kurang diperhatikan, terutama soal ketersediaan air bersih. Padahal air sangat diperlukan untuk Mandi, Cuci, Kakus (MCK). Belum lagi untuk wudhu.
Mencari air bersih di asrama benar-benar sulit, seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Saking nggak ada air di asrama, beberapa mahasiswa rela berjalan kaki ke kosan teman. Betul-betul merepotkan.
Saya memahami, tidak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk kondisi kampus. Namun, saya harap, UIN Palembang bersedia memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Dengan begitu, UIN Palembang bisa menjadi perguruan tinggi yang lebih baik lagi ke depan.
Penulis: Muhammad Ridho
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Istilah yang Hanya Diketahui Mahasiswa UIN Saizu Purwokerto
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.