Kota Solo, dengan segala kekayaan budayanya, telah lama menjadi tujuan wisata yang menarik di Indonesia. Di antara berbagai bentuk wisata yang ada, wisata religi memiliki tempat tersendiri di hati para wisatawan. Kota ini memiliki sejumlah masjid yang menjadi daya tarik wisata religi, misalnya Masjid Agung Keraton Surakarta, Masjid Al Wustho Mangkunegaran, Masjid Laweyan, dan yang paling baru, Masjid Raya Sheikh Zayed yang megah. Namun, di balik kemegahan wisata religi ini, ada satu hal yang sering kali menjadi kendala dan menyebalkan bagi para pengunjung, yaitu tukang ojek dadakan.
Tahun ini, kehadiran Masjid Raya Sheikh Zayed telah menambah daya tarik wisata religi di kota ini. Dengan arsitektur yang megah dan menjadi replika dari Masjid Sheikh Zayed di Uni Emirat Arab, masjid ini telah menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru Indonesia.
“Ingin merasakan beribadah di masjid yang kayak di Arab? Ke Solo aja dulu,” begitu kata kebanyakan orang yang datang. Lantaran populer, masjid ini kerap menjadi tujuan utama para wisatawan, khususnya di masa liburan atau saat ada peringatan hari besar Islam.
Akan tetapi, semakin banyak wisatawan yang datang, makin kompleks juga masalah yang muncul, salah satunya adalah masalah parkir. Di hari-hari biasa, masjid ini dipenuhi masyarakat yang datang berkunjung. Maka nggak heran kendaraan pribadi maupun bus wisata harus diparkir jauh dari lokasi.
Untuk memfasilitasi wisatawan yang datang untuk berwisata religi, warga setempat menyediakan jasa tukang ojek. Mereka membantu mengantarkan wisatawan dari parkiran ke area masjid.
Daftar Isi
Tukang ojek dadakan di sekitaran tempat wisata religi menetapkan tarif yang tinggi
Masalah kemudian muncul. Tukang ojek dadakan ini sering kali memberikan tarif yang begitu tinggi pada para wisatawan. Karena keterbatasan akses kendaraan di sekitar masjid, para tukang ojek dadakan ini sedikit memonopoli transportasi lokal. Para wisatawan yang berkunjung, terutama mereka yang sudah tua atau kesulitan berjalan jauh, sering kali terpaksa menggunakan jasa ojek dadakan ini.
Di sisi lain, ojek online yang umumnya menjadi alternatif transportasi yang lebih murah dan efisien, dilarang masuk ke area sekitar masjid. Hal ini membuat para penumpang ojek online harus berjalan cukup jauh dari lokasi agar bisa memesan ojek. Situasi ini kurang ideal, terutama bagi mereka yang datang dari luar kota dan nggak familier dengan daerah sekitar masjid.
Masalah lain yang sering kali dihadapi oleh para pengunjung adalah kesulitan menemukan tukang ojek dadakan yang dapat diandalkan. Beberapa tukang ojek mungkin nggak memiliki izin yang sah, atau bahkan bisa jadi hanya muncul saat ada rombongan wisatawan dan kemudian menghilang. Hal ini menciptakan ketidakpastian bagi para pengunjung yang ingin menggunakan jasa ojek untuk berpindah dari lokasi parkiran ke masjid.
Seharusnya akses transportasi umum ke lokasi wisata religi di Solo ditingkatkan
Dalam upaya mengatasi kemacetan dan kerumitan perkara transportasi selama acara wisata religi, harusnya ada solusi yang diberikan pihak-pihak terkait. Salah satunya adalah meningkatkan akses transportasi umum ke lokasi wisata religi. Misalnya dengan memberikan fasilitas shuttle bus dari area parkir ke area masjid, atau transportasi umum lainnya.
Selain itu, penting juga untuk mengawasi dan mengatur tukang ojek dadakan agar mereka nggak mengeksploitasi situasi ini dengan memberikan tarif yang nggak wajar. Pengawasan yang lebih ketat dan pengaturan tarif yang adil dapat membantu menciptakan pengalaman yang lebih positif bagi wisatawan yang datang.
Selain masalah tukang parkir liar, tukang ojek dadakan yang seenaknya menjadi tantangan yang perlu diatasi
Nggak cuma menyediakan fasilitas yang lebih baik, memberikan edukasi pada pengunjung juga penting. Wisatawan yang datang dan ingin berwisata religi bisa diberi informasi mengenai alternatif transportasi yang tersedia di Solo. Selain itu, perlu juga mengingatkan masyarakat yang datang agar lebih berhati-hati ketika berurusan dengan tukang ojek dadakan yang mungkin nggak memiliki izin resmi.
Selain masalah tukang parkir liar, kehadiran tukang ojek dadakan di tempat wisata religi Solo juga menjadi tantangan yang perlu diatasi bersama. Semua harus dicarikan solusinya guna memberikan pengalaman wisata religi yang baik pada pengunjung yang datang. Saya rasa dengan begitu, kita bisa membuat wisata religi di Solo jadi lebih nyaman dan menyenangkan bagi semua pihak.
Penulis: Nurul Fauziah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Rahasia Tukang Ojek Pengkolan Mengalahkan Ojek Online.