Jalannya lurus-lurus aja
Satu hal yang menarik dari Transjakarta Koridor 10 adalah rute jalannya yang lurus-lurus aja. Mulai dari Halte PGC 2, bus ini hanya berjalan lurus sepanjang kurang lebih 18 kilometer ke arah utara hingga Halte Permai Koja, halte ketiga terakhir. Kemudian bus akan berbelok ke kiri di Pertigaan Mambo menuju Halte Enggano dan berakhir di Terminal Tanjung Priok. Arah sebaliknya pun sama, bus hanya berbelok sekali ke kanan di Pertigaan Mambo, lalu berjalan lurus ke arah selatan hingga Halte PGC 2.
Selain jalannya yang lurus-lurus aja, jalur Transjakarta Koridor 10 ini jarang diserobot oleh kendaraan pribadi. Jadi bisa dibilang koridor ini 98 persen bebas dari macet. Memang sih jalan raya yang membentang dari PGC hingga Tanjung Priok itu cukup lebar dan jarang terjadi kemacetan, kecuali kalau ada kecelakaan. Satu-satunya titik di koridor bus ini yang jalurnya kerap dimasuki oleh kendaraan pribadi berada di lampu merah pertigaan Kalimalang. Jujur aja perjalanan bus jadi tersendat di sini.
Naik Transjakarta Koridor 10 menguji peruntungan
Menurut penuturan teman saya selaku pengguna setia Transjakarta Koridor 10 PGC 2-Tanjung Priok ditambah pengalaman pribadi, kondisi di dalam bus nggak bisa diprediksi kapan waktu ramai dan sepinya penumpang, bahkan pada jam sibuk sekalipun. Kadang, situasi di dalam bus cukup lengang, tapi bisa juga padat sekali.
Kalau sedang beruntung, kita bisa duduk dengan nyaman atau terpaksa berdiri sepanjang jalan sekalipun nggak berdesak-desakkan. Nah, kalau ternyata lagi apes banget, kita bisa tuh berdesak-desakkan sepanjang jalan di dalam bus. Intinya, soal sepi atau nggaknya bus ini bersifat gambling alias untung-untungan.
Hal serupa berlaku untuk jam kedatangan bus. Jika kondisi dalam bus penuh ditambah kondisi lalu lintas ramai lancar, bus akan berhenti lebih lama di satu halte karena banyak penumpang yang naik turun. Waktu berhenti yang lama inilah yang mempengaruhi jam kedatangan bus di halte berikutnya.
Sebaliknya, kalau sedang sepi, perjalanan cenderung lebih cepat karena hanya sedikit penumpang yang naik turun. Akan tetapi kondisi ini bisa berubah saat bus tiba di halte transit. Bus yang tadinya kosong bisa saja langsung terisi penuh penumpang dan laju kecepatannya jadi melambat.
Begitulah cerita mengenai Transjakarta Koridor 10. Meski menguji peruntungan penumpangnya, koridor yang telah ada sejak rute TJ terbentuk ini telah membantu jutaan masyarakat Jakarta dan sekitarnya dalam mengakses wilayah utara dan timur kota. Peranannya begitu penting dalam membantu mengurangi tingkat kemacetan dan polusi udara Jakarta.
Penulis: Muhammad Arifuddin Tanjung
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Transjakarta Koridor 9 Jurusan Pinang Ranti-Pluit Menyimpan Banyak Masalah.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.