Bukan hal yang mengejutkan jika Tokopedia jadi brand yang paling direkomendasikan oleh warga Indonesia.
Awal tahun ini, aku mengambil sebuah keputusan penting. Terkurung di rumah selama dua tahun gara-gara virus baj*ngan, aku putuskan membeli Nintendo Switch untuk membunuh kebosanan. Istriku sepakat menganggap kebutuhanku akan hiburan sudah darurat saat melihatku getol merespons chat dari penipu hanya demi menghabiskan waktu. Aku sumringah. Rencana kembali menenggelamkan diri dalam dunia gaming console membuatku bersemangat, setelah terakhir kali memiliki SEGA semasa SD kelas empat.
Tanpa banyak ba-bi-bu, aku masuk ke berbagai forum untuk mencari-cari Nintendo Switch. Niatku membeli barang bekas saja. Selain lebih murah, aku juga memperkirakan tak akan sering memainkannya ketika dunia sudah kembali normal kelak. Pada proses pencarian barang di berbagai toko maya ini, aku melihat sebuah pola kalimat penutup yang disampaikan pelapak dalam menjual dagangannya:
“Siap bikin lapak di Toko Hijau.”
“Ready dibeli di Toko Hijau.”
“Biar sama-sama enak, transaksi lewat Toko Hijau.”
Aku segera menyadari bahwa Toko Hijau yang direkomendasikan para penjual itu adalah Tokopedia, tentu mengacu pada warna khas marketplace itu. Meski menjajakan dagangannya di situs lain, Tokopedia terpantau selalu ditawarkan pedagang untuk menjadi wadah transaksi.
Hal sama kudapat ketika berinteraksi dengan para pembeli. Saat aku bertanya ke kolega dan teman tentang game apa yang seru untuk kumainkan selama masa karantina, aku selalu dikirimkan tautan lapak dari Tokopedia. Pertanyaan tentang rekomendasi game tidak hanya berujung jawaban tentang game tersebut, tapi juga di mana kita bisa langsung membelinya. Lagi-lagi, Si Toko Hijau ini dominan muncul.
Maka tak heran saat aku menemukan bahwa Tokopedia ada di peringkat pertama sebagai merek yang paling suka direkomendasikan pelanggannya di Indonesia selama setahun terakhir versi YouGov Recommend Rankings 2022. Survei ini dilakukan oleh YouGov, lembaga internasional yang bekerja melakukan analisis dan penelitian data-data perilaku masyarakat di internet. Tokopedia nangkring di posisi satu dengan skor 90,2. Urutan kedua disusul Shopee (88,6), Samsung (88,2), Apple (87,9), dan Netflix (87,3).
Survei yang dilakukan antara 1 Juni 2021 hingga 31 Mei 2022 ini jadi bukti perkembangan pesat Tokopedia karena tahun lalu mereka “hanya” menempati urutan keenam. Beberapa faktor yang berpengaruh dalam menjadikan Tokopedia di nomor pertama adalah pengalaman baik pelanggan, citra brand, nilai-nilai yang dianut brand, hingga perilaku emosional pelanggan saat bersentuhan dengan brand.
Aku cukup mengerti mengapa para pelapak game ini menawarkan transaksi lewat Tokopedia. Mekanismenya terasa paling nyaman. Kalau barang rusak, kita dimudahkan untuk komplain atau kirim balik. Integrasinya dengan Gojek juga membuatku mendapat banyak keuntungan karena aku kerap menumpuk GoPay Coins yang bisa dikonversi menjadi diskon pembelian selanjutnya atau potongan harga kala memesan makanan via GoFood.
Satu hal menarik yang patut dicermati dari survei ini: YouGov menilai bahwa di tengah tsunami iklan yang menerjang warganet di setiap platform media sosial, kekuatan word of mouth alias perbincangan dari mulut ke mulut masih jadi yang paling berpengaruh bagi sebuah brand. Ini menunjukkan kesadaran publik dan kredibilitasnya. Iya sih, seberapa pun kamu tertarik sama iklan suatu produk, kalau gebetanmu merekomendasikan produk yang lain, kamu pasti akan cenderung membeli produk rekomendasi itu, kan? Itu lah manusia.
Yang jelas, per artikel ini ditulis, aku sudah memainkan Nintendo Switch berbulan-bulan dengan lima game yang kubeli bertahap. Tentu saja, semuanya kudapat lewat transaksi Toko Hijau.
Penulis: Muhammad Ikhwan Hastanto
Editor: Audian Laili
BACA JUGA Tokopedia, Marketplace Terbaik buat Jual-Beli Produk Lokal