Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit!

Rino Andreanto oleh Rino Andreanto
5 November 2023
A A
Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit! Mojok.co

Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit! (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Toko Buku di Banyuwangi jumlahnya sangat sedikit. Itu mengapa ketika merantau ke Jogja, saya mengalami culture shock. Mengakses buku atau bacaan lain di Jogja begitu mudah. Toko buku dan perpustakaan bertebaran. 

Di kota asal saya, Banyuwangi, akses buku dan bacaan cukup sulit. Bahkan, pernah ada suatu masa, orang Banyuwangi rela keluar kota hanya untuk membeli buku. Jogja menjadi salah satu kota yang menjadi tujuan. 

Kurangnya minat baca warga Banyuwangi

Warga yang punya minat rendah untuk membaca mungkin menjadi salah satu alasan toko buku di Banyuwangi tidak begitu banyak. Siapa sih pebisnis yang mau mendirikan toko di tempat yang tidak ada peminat atau permintaannya. Seperti hukum ekonomi, supply akan mengikuti permintaan alias demand. 

Tidak hanya menjadi permasalahan Banyuwangi, tampaknya minat baca yang rendah menjadi permasalahan satu negara atau Indonesia. Melansir dari detik.com UNESCO dan kemenkominfo menyatakan, jika jumlah minat baca masyarakat  Indonesia hanya berada di angka 0,001 persen. Dengan demikian, bisa disimpulkan dari 1.000 masyarakat Indonesia hanya ada satu orang yang gemar membaca.

Saya merasa minat baca yang rendah ini menjadi salah satu alasan kenapa toko buku-toko buku legendaris di Indonesia banyak yang gulung tikar. Selain tentu saja, gaya hidup masyarakat yang memang mulai bergeser menjadi serba online, termasuk dalam berbelanja buku. 

Toko buku di Banyuwangi yang bisa dihitung jari, begitu juga perpustakaannya

Andai warga Banyuwangi memiliki minat baca yang tinggi dan punya akses terhadap buku dan bacaan yang baik, bukan tidak mungkin kabupaten ini menjadi kiblat pendidikan negara ini. Kabupaten seluas 30,13 km² dengan kepadatan penduduk mencapai 301.9 jiwa/km² tentu punya potensi yang sangat besar. Sayangnya, toko buku dan perpustakaan di kabupaten seluas itu bisa dihitung jari

Mayoritas warga Banyuwangi kalau mencari buku ya cuma di Togamas dan Gramedia. Permasalahannya, dua toko buku ini nggak tersebar di semua kecamatan di Banyuwangi. Kebanyakan toko buku di Banyuwangi malah menjual buku tulis, buku gambar dan peralatan sekolah lainnya. Jarang banget, hampir nggak ada malahan, toko buku yang memang disediakan untuk orang-orang yang ingin menambah referensi bacaan.

Bayangkan betapa repotnya warga Banyuwangi yang berada di daerah pelosok seperti Gunung Gumitir. Akses ke toko buku di kabupaten yang sama saja akan memakan waktu dan energi. Alternatif yang paling masuk akal mengakses buku dan bacaan secara online, dengan catatan tidak terkendala sinyal. 

Baca Juga:

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

Tidak ada upaya yang serius dari pemerintah setempat

Entah sudah berapa kali saya menulis tentang bobroknya pendidikan di Banyuwangi. Saya gregetan karena Pemkab Banyuwangi seolah sengaja mengabaikan masalah ini. Padahal bidang pendidikan, yang di dalamnya termasuk kemudahan akses buku dan bacaan, sangat penting dalam membangun manusia. Satu-satunya upaya Pemkab Banyuwangi yang bisa diapresiasi dalam bidang ini hanyalah festival literasi.

Sementara, kehadiran perpusatakaan kota di Banyuwangi hanya sekadar formalitas saja. Masa iya kabupaten seluas puluhan kilometer persegi itu hanya terdapat segelintir perpustakaan saja. Itu baru dari sisi jumlah bangunannya ya, entah dari sisi koleksi bacaannya. Apakah dipikirkan dan dirawat benar-benar? Saya kok sangsi ya. 

Jujur, sebagai orang Banyuwangi saya sangat prihatin akan hal ini. Bagaimana tidak, pemerintah setempat lebih peduli meningkatkan jumlah wisatawan daripada kualitas masyarakatnya. Tidak salah sih, tapi bukankah lebih baik kalau sumber daya manusianya juga dibangun secara serius. Aneh bener dah!

Penulis: Rino Andreanto
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Perpustakaan Sekolah Sepi Bukan karena Minat Baca Rendah, tetapi (Dibikin) Nggak Bisa ke Perpustakaan!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 November 2023 oleh

Tags: Banyuwangiculture shockJogjaPerpustakaantoko bukutoko buku di Banyuwangitoko buku online
Rino Andreanto

Rino Andreanto

Alumni pondok pesantren yang lahir di Banyuwangi. Hobi membaca, menulis, dan hal-hal berbau komedi.

ArtikelTerkait

Surat Terbuka untuk Pembenci Perantau di Jogja: Hanya Dhemit yang “Pribumi Jogja”, Kalian Bukan! konten kreator jogja

Hanya Ada 2 Tipe Orang yang Bisa Menetap di Jogja, yaitu Orang yang Berjiwa Wirausaha atau Orang yang Nggak Butuh Duit

31 Mei 2025
5 Hal Lumrah di Daerah Lain, tapi Orang Jogja Nggak Bisa Melakukannya Mojok.co

3 Hal Indah tentang Jogja yang Ternyata Hanyalah Mitos

17 Agustus 2024
4 Hal yang Bikin Saya Betah Tinggal di Jogja mantan

4 Hal yang Bikin Saya Betah Tinggal di Jogja

9 Juli 2022
Kerasnya Kehidupan Anak-anak di Jambi Dibanding Jogja: Banyak yang Memilih Nggak Lanjut Sekolah dan Jadi Buruh Sawit demi Bantu Ekonomi Keluarga

Kerasnya Kehidupan Anak-anak di Jambi Dibanding Jogja: Banyak yang Memilih Nggak Lanjut Sekolah dan Jadi Buruh Sawit demi Bantu Ekonomi Keluarga

27 Mei 2025
Membedakan Olahan Kambing Khas Jogja dan Solo

Panduan Sederhana Membedakan Olahan Kambing Khas Jogja dan Solo

22 Mei 2023
Pakuwon Mall Jogja: Mall Mewah, tapi Parkir Mobil Susah Mojok.co

Pakuwon Mall Jogja: Mall Mewah, tapi Parkir Mobil Susah

4 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.