Beberapa bulan ini saya sering sekali menjual barang yang sudah tak terpakai di rumah. Tentu saja itu berkat pola hidup minimalis. Saya cuma mau pakai barang yang dibutuhkan, yang tidak akan dipakai lebih baik diberikan atau dijual. Tentu lebih bermanfaat, bukan?
Namun, jualan barang bekas itu seringnya nggak enak. Pasalnya, banyak orang memandang barang tersebut hanya dari bekasnya, bukan dari kegunaannya. Akibatnya, mereka memberi harga yang terlampau murah dengan dalih sudah bekas. Sebagai pemilik kita tentu tahu kondisi barang yang kita jual dan kita ingin menjualnya dengan harga yang layak. Berikut tips dari saya agar barang bekas terjual dengan harga yang pas.
#1 Cek harga
Yang perlu dilakukan pertama kali ada cek harga pasar. Mulai dari cek harga baru, harga bekas di pasaran, lalu sesuaikan dengan kondisi barang. Cek harga bisa di marketplace FB, situs jual beli online (OLX, Kaskus), aplikasi jual beli barang bekas (Carousell, Prelo), dll.
Biasanya saya jual di marketplace FB. Hal ini karena jangkauan pengguna FB lebih luas, tersedia platform khusus, dan bisa kita sesuaikan lokasinya. Sehingga kita mudah transaksi Cash On Delivery (COD).
#2 Menentukan harga
Jika barang jarang dipakai, kita bisa menjual dengan harga tinggi. Misalnya, stroller bayi yang hanya dipakai beberapa bulan, setelahnya tidak dipakai lagi. Jika sering dipakai dan sudah bertahun-tahun, jual dengan harga setengah baru. Misalnya kulkas, mesin cuci, TV, dll. Beri harga lebih jika sudah kita modifikasi, misalnya sepeda.
Jika barang sudah ada cacatnya, bisa kita perbaiki dulu. Atau jual barang tersebut dengan harga rendah serta memberikan deskripsi plus menjelaskannya kepada pembeli. Tujuannya, agar pembeli bisa menggunakan uang lebihnya untuk memperbaiki barang tersebut.
Saya kemarin baru saja menjual mesin cuci dengan kondisi ketika mengosongkan air talinya harus ditarik manual. Harga pasar bekasnya adalah Rp700 ribu, lalu saya jual dengan harga Rp500 ribu. Sebenarnya bisa perbaikan sangat murah, mungkin sekitar 30 ribu karena cukup ganti tali saja. Namun, saya berikan Rp200 ribu untuk biaya perbaikan sebagai itikad membantu sesama.
#3 Minta pembeli cek terlebih dahulu dan COD
Banyak orang sering komplain setelah melakukan pembelian. Ada pula yang menawar harga tanpa melakukan survey. Banyak orang menawar dengan harga sangat rendah. Maka yang perlu dilakukan adalah meminta calon pembeli untuk mengecek barang. Dengan demikian kita serahkan pembeli menilai barang kita sendiri.
Transaksi paling aman juga dilakukan secara COD agar tidak terjadi penipuan. Kita juga bisa meminta biaya antar jika membutuhkan.
#4 Tunjukkan harga baru dan bekas
Banyak orang masih tidak mengerti harga jual suatu barang. Maka yang perlu kita lakukan adalah menunjukkan harga baru dan harga bekas di marketplace. Hal ini gunanya untuk mengedukasi pembeli agar tidak asal-asalan dalam bertransaksi dan negosiasi.
#5 Beri deskripsi yang lengkap
Ketika posting kita wajib memberi deskripsi yang lengkap agar calon pembeli tidak banyak komplain jika sudah melihat barangnya.
#6 Jual kepada yang butuh
Disadari atau tidak, banyak orang yang hanya iseng menawar ketika melihat barang bekas di marketplace. Sebenarnya mereka tak begitu butuh, tapi melihat barang bekas, mereka ingin memiliki dengan cara menawar serendah mungkin. Tentu saja, mereka tak ingin rugi karena mereka sebenarnya tidak butuh. Mereka juga tidak melakukan survey pasar karena sebetulnya mereka hanya iseng.
Pembeli yang benar-benar butuh biasanya tidak banyak protes. Mereka sudah survey harga pasar sehingga tidak banyak nawar. Kalaupun nawar, pasti dengan harga yang wajar. Mereka akan banyak bertanya tentang kondisi barang, bukan sibuk menawar. Mereka akan bertindak cepat dengan mengecek atau langsung transaksi.
Hal ini karena mereka memang butuh dan sudah menyiapkan alokasi dana yang sesuai. Saat saya menjual lemari pakaian yang masih bagus, banyak yang asal nawar. Namun, ada satu orang yang ingin beli, ia langsung datang mengecek lemari. Ketika melihat lemari, dia langsung mengakui bahwa lemarinya masih bagus. Dia langsung setuju dan melakukan transaksi.
Kejadian lain ketika saya menjual mesin cuci. Dia hanya bertanya lewat telpon dan tidak mengecek karena dia sibuk. Dia minta diantar dan percaya pada saya tentang kondisinya. Dan benar saja, ketika barangnya sampai tak ada komplain apa pun.
Sebelumnya, harga yang saya pasang adalah Rp500 ribu dan banyak orang menawar dengan harga Rp200 ribu, alasannya karena bekas. Begitu pula lemari, banyak yang menawar dengan harga rendah. Biasanya saya langsung jawab, harga sudah nett, kalau tak mau ya tidak apa-apa.
#7 Sabar dan niatkan untuk membantu
Menjual barang itu seperti mencari jodoh. Akan tepat pada orang yang tepat, tapi datangnya tak selalu tiba-tiba. Kadang kala kita harus bersabar agar harga jualnya layak. Beda lagi kasusnya jika kita butuh uang. Jika tujuannya adalah decluttering, kita hanya perlu bersabar. Jika banyak yang menawar rendah, bukan berarti barang kita nilainya rendah. Tapi orang-orang yang tidak tahu nilai barang kita dan belum bertemu jodohnya.
Dalam menemukan jodohnya selalu kita niatkan untuk membantu. Kita jual dengan harga murah agar orang yang membutuhkan bisa terbantu. Kita jual dengan harga layak agar orang bisa memiliki barang bagus meski bekas. Dengan demikian, kita tidak akan mudah emosi jika ada yang nawar tanpa berpikir. Kita juga tidak akan mudah menurunkan harga hanya karena belum laku. Pasalnya, kita sudah melakukan survey harga dengan memperhatikan kondisi barang tersebut.
BACA JUGA 3 Dosa Ultimate yang Sering Dilakukan Pembeli di Marketplace dan tulisan Mutabiatul Huda Az Zahro Mahdiyah lainnya.