Sebagai seorang kasir di sebuah kedai kopi, mau tidak mau setiap hari saya berinteraksi dengan orang-orang baru. Meskipun yang saya komunikasikan adalah sebuah template: selamat datang, silakan, mau yang coffee atau non coffee kak, snack atau makanan beratnya sekalian kak, terima kasih. Template yang saya gunakan kurang lebih seperti itu, tetapi feedback yang saya terima bisa berbeda-beda. Bahkan, tidak jarang malah bertemu dengan orang-orang yang menyebalkan.
Namanya juga manusia, pasti ada saja tingkahnya. Ada yang lucu karena mencoba melucu, tapi tidak lucu. Ada pengunjung yang sangat efisien dengan langsung memesan menu yang diinginkan, tanpa mengindahkan template basa-basi andalan saya. Ada juga pengunjung yang mencoba mengeruk sebanyak mungkin informasi minuman yang akan masuk ke kerongkongannya, mulai dari beans kopinya apa, merek susu yang digunakan, pajak lancar atau tidak, sampai perkara cup take away bekasnya dibuang ke mana. Semua ditanyakan!
Nah, berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama ini, saya menarik sebuah kesimpulan. Inilah tipe-tipe pengunjung yang menyebalkan ketika berada di depan kasir.
#1 Memesan sambil teleponan
Ketika ada orang ketiga, itu memang sangat menyebalkan. Sama halnya dengan situasi yang terjadi apabila ada pengunjung kedai yang memesan, tapi sambil teleponan. Sungkan rasanya kalau mau menegur raja yang sedang asyik ngobrol sama ponselnya itu. Sungguh, kami akan kesulitan melayani jika ada pengunjung yang memesan sambil teleponan.
Akan lebih menyebalkan lagi kalau pengunjung yang memesan sambil teleponan itu memesankan pesanan orang lain. Beuuuh. Bakalan kerja dua kali kalau menghadapi pengunjung tipe seperti ini. Biasanya, di sebuah kedai kopi banyak pilihan menu yang bisa dipilih. Belum lagi dengan detail printilannya seperti panas atau dingin, pakai gula atau tidak, mau pakai beans yang mana. Setiap detail printilan yang kasir tanyakan harus ditanyakan ulang ke lawan bicaranya di telepon. Beda cerita kalau teman yang titip pesanan lewat telepon sudah sudah tahu betul apa yang ingin dia pesan, tinggal disampaikan tanpa harus menanyakan ulang detail pesanan.
#2 Bayar pake e-wallet tapi belum top up
Pembayaran menggunakan metode non-tunai memang sangat dianjurkan akhir-akhir ini. Metode tersebut, selain bisa mengurangi risiko penularan virus Covid-19, juga bisa mengurangi risiko ribetnya ngasih uang kembalian. Kami, para kasir, akan senang menerima pembayaran dengan metode non-tunai.
Namun, pembayaran non-tunai akan jadi menyebalkan apabila pengunjung kedai yang ingin melakukan pembayaran belum top up e-wallet mereka. Kasir dan antrean masyarakat yang berada di belakang pengunjung tipe ini, terpaksa menunggu dia melakukan top up e-walletnya. Belum lagi kalau koneksi internet miliknya setara koneksi internet provider 3 ketika sedang hujan dan mati listrik, bakalan makin lama dan makin bikin gedeg. Memang sebenarnya tidak memakan waktu yang sangat lama, tapi di tengah antrean tentunya hal tersebut jadi menyebalkan, bukan hanya bagi kasir, juga bagi pengunjung lainnya.
#3 Asal nyelonong
Pengunjung tipe ini adalah golongan orang-orang yang tidak menganut peribahasa “alon-alon asal klakson”. Bagaimana tidak? Ketika mereka memasuki kedai, mereka asal nyelonong saja. Meskipun sudah disapa dengan ucapan selamat datang, mereka masih tetap jalan tanpa menengok untuk sekadar senyum atau mengatakan tujuannya seperti: “Mau cari teman dulu, Mas” atau “Saya mau cari tempat dulu”.
Biasanya pengunjung tipe ini memang pengunjung yang sedang terburu-buru, entah itu terlambat bertemu klien atau memang sudah kebelet banget mau ke toilet. Jadi, meskipun kadang menyebalkan karena dilewati begitu saja, kami sebagai kasir masih bisa memaklumi.
#4 Pengunjung ceriwis
Pengunjung ceriwis adalah pengunjung yang banyak bicara. Kalau banyak bicaranya asyik sih boleh lah yah, tapi banyak bicara yang saya maksud di sini adalah banyak bicara minta yang aneh-aneh pas di kasir. Ada saja request dari tipe pengunjung yang satu ini, menu spesial panas minta dibikin dingin, menu spesial dingin minta dibikin menguap, dan begitu seterusnya.
Akan jauh lebih menyebalkan kalau mereka komplain terhadap pesanan yang mereka modifikasi sesuai keinginan sendiri. Padahal, sejak awal kasir sudah memberi penjelasan bahwa rasanya akan berubah ataupun porsinya akan jadi lebih sedikit. Tetapi ya tetap saja ngeyel. Ujung-ujungnya review jelek via Google Maps dan akhirnya semua pegawai kena tegur oleh manajemen.
Percayalah, tujuan kami para kasir tidak melulu menguras dompet pengunjung sampai habis. Kami lebih suka main aman dengan merekomendasikan menu yang memang benar-benar enak, dan tidak menyarankan pengunjung untuk banyak request yang aneh-aneh. Selain membuat kami aman dari teguran manajemen, pengunjung juga Insyaallah tidak terkhianati ekspetasinya.
BACA JUGA Naruto Adalah Tontonan Berguna untuk Memahami Perilaku Pejabat Indonesia dan tulisan Doni Erfin Rukiawan lainnya.