Membonceng seseorang memang perlu teknik khusus juga kepercayaan diri yang mumpuni. Nggak semua orang berani mboncengin orang lain naik motor dengan segala faktor pertimbangannya. Di sisi lain, ada orang yang hobinya minta boncengan melulu. Namun kali ini, saya nggak membahas teknik mboncengin yang benar ataupun panduan numpang bonceng ke teman yang benar.
Sebagai seseorang yang aktif memakai motor sebagai penunjang transportasi, saya sering banget mboncengin orang lain dan hampir nggak pernah diboncengin. Sungguh menyedihkan, kan? Saking seringnya, kadang saya merasa capek bawa motor sendiri. Penginnya diboncengin, tapi nggak ada yang bersedia mboncengin lantaran orang-orang tahu saya terbiasa membawa motor sendiri. Huhuhu.
Nggak disangka, kebiasaan saya tersebut bermuara pada hal unik yang saya temui. Bahkan dalam hal sederhana seperti boncengan di atas motor, ternyata ada beberapa tipe orang yang seru juga kalau diperhatikan dengan saksama. Selain pengendara yang juga punya karakter masing-masing, orang yang diboncengin pun demikian. Yaaa, hitung-hitung belajar memahami orang lain lewat karakternya ketika sedang diboncengin~
#1 Tipe budek
Demi rumah batu milik Patrick, menghadapi orang yang yang menyandang tipe budek perlu khatam perihal kesabaran. Saya punya satu sohib kesayangan yang sayangnya auto budek kalau lagi saya bonceng. Perasaan kecepatan saya cuma 50km/jam, loh, kan tekanan anginnya nggak besar-besar banget. Tapi, kalau dipanggil atau diajak ngomong, pasti jawabnya cuma hah heh hoh hah heh hoh. Ngeselin banget, kan?
Saya nggak ngerti sih, orang begini benar-benar nggak dengar atau cuma pura-pura nggak dengar saja. Padahal, boncengan berdua di atas motor itu adalah waktu yang sangat pas untuk diskusi perihal apa pun. Mulai dari cara makan kepiting yang benar hingga konspirasi elit global. Sayang banget kan kalau waktu eksklusif seperti ini terbuang percuma hanya karena orang yang diboncengin cuma menyahut “HAH?” yang tak lupa disertai dengan nada tinggi setinggi cita-citanya.
#2 Tipe pecicilan
Nggak kalah menyebalkan dari tipe yang hobi nggak dengar tadi, tipe pecicilan benar-benar berisiko banget kalau lagi diajak boncengan naik motor. Saya punya teman yang kurus, berat badan dan perawakan kami sama. Anehnya, sedikit saja dia bergerak, motor ikutan oleng. Kalau saya sudah boncengin dia, rasanya saya perlu kekuatan ekstra untuk mengendalikan setang motor supaya nggak oleng tiap dia noleh ke kanan atau kiri.
Serius, saya nggak bohong. Saya juga heran kenapa teman saya yang notabene kurus bisa memengaruhi gerak motor sedemikian kerasnya. Apalagi kalau kebetulan dia duduk miring karena pakai rok. Waktu dia mau memperbaiki posisi kakinya saja saya hampir nabrak orang di sebelah. Kan edan, Gaes!
Agaknya teman saya ini membawa beban hidup pun dosa di atas motor hingga bikin oleng melulu tiap gerak dikit. Kalau sudah boncengan naik motor sama dia, mau nggak mau saya harus sering memperingatkannya supaya nggak banyak noleh apalagi gerak. Pokoknya wajib diam dan menatap ke depan kaya patung pahlawan revolusi.
#3 Tipe hobi jedotin helm
Memangnya saya ini pacarnya? Kok bentar-bentar jedotin helmnya ke belakang helm saya? Bukannya romantis, saya malah gemes. Kepala kesundul-sundul tiap ngerem itu nggak enak banget, Oi. Walau begitu, saya berusaha berpikiran positif, barangkali orang yang saya boncengin kepalanya kelewat berat sampai nggak bisa mengendalikan kepalanya sendiri. Atau mungkin juga ngantuk, ya~
Yah, kalau memang benar demikian alasannya, saya berdoa saja jangan sampai dia nggeblak sendiri dari atas motor saya. Kalau dari atas motor orang lain sih, terserah.
#4 Tipe kagetan
Saya sangat menyarankan jangan mboncengin orang yang kagetan. Lebih baik pakai mobil saja, deh. Pasalnya, kalau orang kagetan, sekalipun hanya orang menyalip seperti biasa, pasti kaget. Yang biasa saja kaget, apalagi kalau truk Pertamina atau taksi gelap yang menyalip. Auto oleng deh motor saya gara-gara dia kaget, yang bikin saya juga ketularan kaget sehingga tercipta gelombang kejut di atas motor.
#5 Tipe diam seribu bahasa
Entah karena memang irit berbicara, nggak suka berbicara selama perjalanan, atau juga budek, orang yang menyandang tipe ini adalah orang yang susah-susah gampang jika diboncengin. Biasanya, orang yang pendiam di jalan itu juga nggak mudah kaget apalagi pecicilan, dan hampir nggak pernah main jedot-jedotan helm. Jadi, kecil kemungkinan motor oleng karena orang pendiam ini.
Sayangnya, orang pendiam juga membawa risiko, lho. Sikapnya yang hobi diam selama perjalanan memberi kesan misterius. Ya kan nggak lucu kalau kita mengira memang sifatnya pendiam, jebul malah lagi nahan boker apalagi kesurupan di jalan. Wes nggak nggenah kalau begitu jadinya~
Jadi, kamu tim mboncengin apa diboncengin? Sudah mboncengin orang seperti apa saja?
BACA JUGA Nggak Pasang Foto Profil Whatsapp = Lagi Banyak Masalah Itu Rumus dari Mana? dan tulisan Vivi Wasriani lainnya.