Tugas kelompok dihadirkan dalam dunia pendidikan untuk melatih kerjasama, kepemimpinan, sosialisasi, sampai membuka wawasan lebih luas karena diharuskan untuk bertukar pikiran. Namun, adanya tugas kelompok juga menimbulkan kejengkelan yang mendalam manakala kita dihadapkan dengan jenis manusia tidak tahu diri. Pengin namanya tercantum dalam daftar penyusun, tapi sulit sekali diajak kerjasama. Memang harus ekstra sabar menghadapi berbagai jenis manusia.
Nah, disini saya akan menjelaskan korelasi antara kelakuan orang saat mengerjakan tugas kelompok berdasarkan perilaku pemain Manchester United. Kenapa harus MU sih? Nggak MU Nggak Makan, Hyung.
#1 David De Gea
Jika disamakan dengan murid di kelas, sosok kiper berkebangsaan Spanyol itu sama seperti seorang anak yang cerdas dan memiliki jiwa kepemimpinan. Memiliki teman seperti De Gea dalam kelompok akan sangat menguntungkan, dia bisa mengondisikan keadaan kelas saat presentasi supaya perhatian semua anak tertuju ke depan, memperhatikan apa yang kelompoknya jabarkan.
Dia juga bisa menggunakan kharismanya untuk mengatur setiap pembagian tugas. Sosok ini biasanya sangat jitu dalam mengambil keputusan dan dikenal penyabar menghadapi segala tingkah laku anak buahnya, tidak pernah ragu-ragu. Bisa dibayangkan seberapa sabar mental De Gea bertahun-tahun tiada henti mengatur bek lawak yang merupakan rekan satu timnya sendiri.
#2 Bruno Fernandes
Wah kalau ini mah nggak ada obat, Hyung. Paket komplit murid idaman untuk dijadikan anggota kelompok. Orangnya pintar, ramah, tidak sombong, rajin membantu, gemar menabung apalagi jajan. Murid seperti Bruno ini biasanya menjadi anak kesayangan guru. Jika ada presentasi di depan kelas, dialah orang yang paling menonjol, bisa menjawab pertanyaan dengan singkat, padat, dan jelas.
Pokoknya orang semacam ini bisa diandalkan lah dalam penyelesaian tugas kelompok yang paling rumit sekalipun. Maklum, orang seperti Bruno di MU ini bisa mengangkat mental timnya. Tidak bisa dibayangkan ada di mana United jikalau dulu tidak mendatangkan Bruno. Mungkin sekarang sudah beradu pandang dengan Arsenal di Liga Malam Jumat dan bertarung menghindari zona degradasi bersama Sheffield.
#3 Paul Pogba
Yang semacam ini terkadang bikin nggak tahan pengin nampol. Dia sebenarnya adalah anak yang pintar dan bisa diandalkan. Namun, entah karena salah pergaulan, kesombongannya malah terlihat seperti anak yang menjengkelkan. Tipe orang dalam tugas kelompok yang seperti Pogba sejatinya bisa membantu banyak dalam menyelesaikan tugas kelompok kalau dia sedang berada di mood yang baik. Tapi, ada kalanya ia hanya akan memberikan kontribusi jika diminta. Jika tidak? Sabodo teuing.
Pogba di lapangan juga kurang lebih seperti itu. Sudah salah pergaulan dengan agen gendut sejenis Mino Raiola, attitude yang terkadang membuat para staf geleng-geleng kepala, sampai performanya yang naik turun tidak karuan. Saya pun bingung menghadapinya, dibuang sayang, dipertahankan juga melelahkan.
#4 Aaron Wan-Bissaka
Si pemalu ini sebenarnya masuk kriteria murid pintar. Namun, sebab sifat malunya itu, dia jarang kelihatan, tertutup oleh barisan anak ambisius dan cerdas seperti Bruno. Dia jarang mengutarakan pendapatnya meskipun sebenarnya tahu, pokoknya orang semacam ini hanya akan mengeluarkan pendapat jika sudah ditunjuk. Orang seperti AWB punya kontribusi besar, namun jarang tersorot media. Kalah pamor dengan kapten kesayangan, Harry Maguire. Kalau Anda punya teman mengerjakan tugas kelompok semacam AWB, rasanya memang tidak buruk. Tapi, mungkin dia akan lebih banyak diam jika Anda tidak melakukan inisiatif untuk bertanya.
#5 Scott McTominay dan Daniel James
Kadang berguna, kadang entah apa tujuan mereka ada di daftar kelompok. Nilai positifnya adalah mereka ini tipe orang yang mempunyai kerja keras dan tanggung jawab luar biasa. Dirinya mungkin tidak terlalu banyak memberikan kontribusi untuk mengerjakan tugas kelompok, namun tak meninggalkan apa yang sudah mereka terima untuk dikerjakan.
Selain itu mereka adalah orang yang penurut, disuruh ngeprint mau aja, diminta ngetik hayuk jalan, dan lain sebagainya dikerjakan dengan sepenuh hati. Daniel dan Scott adalah dua pemain MU yang mungkin tidak masuk dalam daftar pemain bintang, namun passion mereka membawanya menjadi idola yang selalu mendapat dukungan publik Manchester. Lumayan lah kalau ada teman yang begini pas ngerjain tugas kelompok.
#6 Edinson Cavani
Selalu ada sii tajir yang tidak pernah menyumbangkan ide, namun selalu mau keluar modal untuk mentraktir teman-teman sekelompoknya. Biasanya orang semacam ini hanya terima beres pekerjaan, tapi tidak pelit untuk urusan konsumsi. Dia tidak akan ragu mengeluarkan uangnya untuk membuat temannya kenyang selama mengerjakan tugas kelompok. Cavani yang selalu membantu sektor setan United meskipun jarang mencetak gol akan cocok disandingkan dengan tipe teman kelompok seperti ini.
#7 Eric Bailly
Bocah organisasi yang super duper sibuk sampai melupakan tugas kelompok. Yang seperti orang ini sering sekali sulit dihubungi untuk bisa hadir mengerjakan tugas bersama. Alasannya macam-macam, dari yang kucingnya disunat, kura-kuranya nyebur ke empang lele, anak sapinya kabur ke gorong-gorong, sampai bebeknya lahiran. Pokoknya susah buat diajak kumpul karena kesibukannya. Eric Bailly juga sama, jarang nongol karena sibuk menjadi pasien tetap BPJS di Carrington.
#8 Marcus Rashford dan Mason Greenwood
Dua bocah maruk yang menyebalkan. Mereka ini jika ada dalam satu kelompok tugas akan menjadi orang paling ambisius, maunya menang sendiri dan berasa paling jago menyelesaikan semua tugas kelompok tanpa peduli dengan pendapat orang lain. Mirip dua kampret itulah, yang satu kelakuan ambisius ke cewek satunya lagi angin-anginan dengan finishing ambyar.
#9 Harry Maguire
Pasti banyak yang begini, tukang caper sama guru. Iya pokoknya saat pengerjaan tugas kelompok dia jarang sekali terlibat, namun saat presentasi, wuahhh, jangan ditanya seperti apa tingkahnya. Mirip Mbak Najwa Shihab kalau lagi mencecar pertanyaan. Bedanya jika pertanyaan Mbak Nana itu berbobot dan langsung kena intinya, lah anak caper ini sering kali menanyakan hal yang sebenarnya tidak perlu untuk ditanyakan. Seperti Maguire, hobi marah-marah mulu tiap kegolan, tapi nggak sadar diri dialah sumber lawakannya sendiri.
#10 Jesse Lingard dan Phil Jones
Dua lord kesayangan rakyat Old Trafford ini memang beda. Pokoknya dia setia datang jika disuruh kumpul untuk mengerjakan tugas, meskipun ada atau tidaknya mereka tentulah tidak berpengaruh terhadap jalannya diskusi. Lingard dan Jones yang meskipun lawak tapi selalu memberikan segalanya yang mereka bisa.
#11 Anthony Martial
Dahlah males kali saya bahas anak ini. Martial ini anak yang jika menjadi anggota kelompok cuma setor nama. Mutlak tidak berguna. Disuruh kumpul nggak mau, disuruh nyumbang ide males-malesan, disuruh ngeprint katanya mager, apalagi disuruh beliin jajan, nggak ada duit lah pasti alasannya. Jika nemu yang semacam ini di kelompok, mending tinggalin aja, nggak usah ditemenin dan nggak perlu catat namanya di daftar tim penyusun tugas kelompok. Biar tau rasa.
Ole sepertinya harus lebih tegas lagi dalam menangani penyakit anak muda seperti itu, mageran kali dia kalau main di lapangan. Emosi penonton dibuat naik turun seperti emak-emak yang baru kelar maraton drama The World Of The Marriage.
Jadi begitulah jenis-jenis manusia yang kerap ditemui saat tugas kelompok. Ada yang enak, asik, njengkelin, sampai tidak tahu diri, dan betah menjadi beban. Semoga kawan-kawan semua ini tidak seperti itu yaaa, jadilah seperti Bruno Fernandes saja, biar bisa gosok voucher terus.
BACA JUGA Buat Kalian yang Bingung Membedakan Inggris, Britania Raya, dan UK dan tulisan Yunita Devika Damayanti lainnya.