Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tinggal di Rumah Hook Itu Enak sih, tapi Ada Sisi Negatifnya

Rahadian oleh Rahadian
23 Januari 2021
A A
Tinggal di Rumah Hook Itu Enak sih, tapi Ada Sisi Negatifnya Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Saya tinggal di Kota Bandung. Rumah saya berada di pojok jalan alias hook. Alhamdulilah, rumah saya cukup luas dan punya dua lantai, jadi saya dan keluarga nyaman tinggal di sini. Ditambah lokasinya pun jauh dari ingar bingar kendaraan bermotor. Akan tetapi, tinggal di rumah hook begini ada sisi negatifnya juga. Kalau begitu, apa sih nggak enaknya?

#1 Tembok samping rumah sering jadi ajang vandalisme

Lantaran rumah saya berada di pojok jalan, tembok samping rumah langsung menghadap jalan raya. Tembok ini sering kali jadi media aksi vandalisme atau corat-coret pylox yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab. Tembok yang dicoret biasanya diisi dengan aneka nama hewan yang biasa digunakan untuk mengumpat hingga nama alat kelamin manusia. Coretannya pun berwarna-warni.

Pertengahan tahun lalu, karena tembok samping sudah penuh dengan coretan, kami memutuskan untuk mengecat tembok tersebut. Sebagai penghuni rumah, kami nggak nyaman melihat coretan-coretan tersebut. Cat tembok rumah pun sudah kusam karena sudah hampir sepuluh tahun nggak dicat. Eh, tiga bulan kemudian, coretan-coretan pylox muncul lagi. Weleh, weleh…

Seperti biasa, ada beraneka nama hewan dan nama alat kelamin manusia. Ini menjadi ciri khas coretan pada dinding. Mau nggak mau temboknya harus dicat lagi. Saya jadi harus menyiapkan anggaran dana lagi untuk membeli cat dan juga waktu luang.

Jelas saja saya merasa kesal dengan kelakuan orang-orang yang suka corat-coret tembok rumah orang sembarangan. Kalau mereka mencoreti tembok dengan seni grafiti atau kalimat-kalimat motivasi ala Mario Teguh yang diukir dengan indah sih, saya nggak akan marah. Saya malah merasa senang.

#2 Jadi tempat nongkrong strategis

Karena tembok samping rumah menghadap jalan raya, area samping rumah sering kali jadi tempat nongkrong strategis. Mulai dari ABG hingga tukang dagang, semua suka nongkrong di samping rumah. Suatu malam, ada sekumpulan ABG main gitar sambil nyanyi-nyanyi hingga pukul 10 malam. Saya pengin tidur, tapi nggak bisa gara-gara dengerin suara mereka. Kalau suara mereka seperti Ari Lasso atau Ed Sheeran mah saya nyaman-nyaman saja. Saya malah nyaman tidur lalu mimpi indah. Lha ini?

Saya pengin mengusir mereka, tapi nggak bisa. Lagi pula, area jalan raya di samping rumah sudah di luar kekuasaan saya. Jalan raya di samping rumah saya adalah area milik masyarakat luas. Saya juga nggak mau malah terjadi konflik kalau saya mengusir mereka. Mau nggak mau saya harus mengalah.

Tukang mie tek-tek pun biasanya mangkal di area samping rumah saya. Makanya hampir setiap malam, kami mendengar suara klinting-klinting abang mie tek-tek lagi bikin nasi goreng. Suasana tambah meriah kalau si abang mie tek-tek ngobrol akrab dengan pembeli. Abang mie tek-tek pun biasanya memutar lagu dengan suara yang cukup keras melalui smartphone mereka saat mangkal menunggu pembeli.

Baca Juga:

3 Hal tentang Perumahan Cluster yang Bikin Orang-orang Bepikir Dua Kali sebelum Tinggal di Sana

Ketika Ibu Rumah Tangga Bisa Membeli Rumah dari Mengumpulkan Sampah

#3 Menjadi penanggung jawab perawatan pagar selokan

Di belakang rumah saya, ada selokan. Selokan ini membatasi rumah saya dengan rumah yang ada belakangnya. Supaya selokan ini nggak dimasuki pencuri, maka dipasang pagar. Nah, karena rumah saya ada di pojok, maka kami yang harus bertanggung jawab merawat pagar tersebut. Padahal, seharusnya pagar ini dirawat oleh penghuni rumah yang ada di sebelah rumah saya. Para penghuni rumah di samping rumah saya punya tanggung jawab juga untuk merawat pagar itu.

Beberapa bulan lalu, saya ditegur salah seorang penghuni di samping agar segera memperbaiki pagar tersebut. Pasalnya, pagar ini sudah mulai berkarat. Kalau dibiarkan, lama-lama jeruji-jeruji pagar ini bisa putus. Kalau jeruji-jeruji pagar putus, bisa saja ada pencuri masuk ke selokan lalu memanjat dinding belakang rumah kemudian mencuri seisi rumah.

Nah, daripada saya disalahkan karena ada rumah yang kecurian, saya akhirnya mengalah. Saya sendiri yang mengeluarkan dana untuk membeli besi, membayar jasa tukang las pagar, dan mengecatnya supaya nggak berkarat.

Itulah “penderitaan” saya dan keluarga sebagai orang yang tinggal di rumah yang lokasinya di pojok jalan. Kalau kamu tinggal di rumah hook juga, apakah kamu turut merasakan salah satunya?

BACA JUGA Kata Halus Bahasa Sunda dan Artinya yang Bisa buat Mencela dan tulisan Rahadian lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 Januari 2021 oleh

Tags: Rumahrumah hook
Rahadian

Rahadian

Gemar berbagi melalui tulisan.

ArtikelTerkait

5 Kerugian Punya Rumah di Pinggir Sungai

5 Kerugian Punya Rumah di Pinggir Sungai

16 Maret 2023
Jangan Punya Rumah Dekat Jalur Pantura kalau Nggak Siap Menghadapi Hawa Panas dan Truk Tronton "Nyasar" Mojok.co

Jangan Punya Rumah Dekat Jalur Pantura kalau Nggak Siap Menghadapi Hawa Panas dan Truk Tronton “Nyasar”

12 Juli 2024
4 Hal yang Bikin Kamu Pikir-pikir Lagi untuk Tinggal di Pinggir Laut Terminal Mojok

4 Hal yang Bikin Kamu Pikir-pikir Lagi untuk Tinggal di Pinggir Laut

20 Mei 2022
Rumah Dekat Pengusaha Sound Horeg Nggak Melulu Menderita, Banyak Juga Untungnya Mojok.co

Kenyataan Tinggal di Dekat Pengusaha Sound Horeg Gunungkidul yang Tidak Pernah Kita Bahas Secara Tuntas

8 Mei 2025
Mengenal Makna Joglo, Rumah Tradisonal Khas Jawa terminal mojok

Mengenal Makna Joglo, Rumah Tradisional Khas Jawa

21 September 2021
3 Resep Rahasia yang Bikin Pariwisata Jogja Sukses trotoar

Jogja Istimewa: Ketika Trotoar Lebih Penting dari Rumah Rakyat

11 Januari 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.