Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tinggal di Banguntapan Bantul Itu Nggak Beda Jauh Sama Suburban Jogja, Jangan Dibilang Desa, dong

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
31 Januari 2021
A A
Tinggal di Banguntapan Bantul Itu Nggak Beda Jauh Sama Suburban Jogja, Jangan Dibilang Ndeso, dong Terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Di suatu malam ketika sedang menelepon kolega dan sinyal hilang, saya disalahkan karena tinggal di desa. Pitikih. Katanya, semua ini terjadi karena saya tinggal di Bantul alih-alih menyalahkan operator. Saya mengernyitkan dahi, bukan karena kepeseng, namun karena kebingungan. Saya memang tinggal di Bantul Jogja, namun di bilangan Banguntapan, beberapa kilo saja dari Terminal Giwangan dan bisa dikatakan nggak desa-desa amat.

Ada apa sih di kota? Kendaraan berat? Bahkan depan rumah saya mak sliwer truk-truk pembawa gabah dari arah Imogiri. Kurang riuh apa atas nama kendaraan besar? Bahkan kendaraan berat yang mondar-mandir membetulkan aspal yang—selalu—rusak menjelang lebaran, selalu singgah di depan rumah saya. Kalau disebut sebagai “pelosok”, jelas saya nggak terima.

Peduli setan bahwa banyak yang menyebut Banguntapan Bantul itu kota satelit Jogja. Mau menyebut Atlantis atau Metropolis pun saya nggak peduli, mau bagaimana pun Banguntapan ya Banguntapan. Teritori saja di kabupaten, namun cita rasa tetap saja kota. Suburban Jogja, mungkin kalah riuh dari Banguntapan.

Nggak percaya? Saya akan macak jadi pemandu wisata bagi kalian. Tugas kalian hanya diam dan membaca. Jika sudah saya persilakan bertanya, monggo, sepuasnya. Sayangnya, dalam tulisan ini nggak ada sesi tanya jawab. Adanya sesi membantah dan itu pun pasti akan menyenangkan. Baik, saya mulai ya darmawisata Banguntapan kali ini.

Hal apa yang bisa disebut sebuah tempat disebut dengan “kota”, selain urusan administratif? Keramaian? Bahkan Jalan Imogiri Timur selalu memenuhi standar ini tiap menyambut pagi. Anak sekolah, kelas pekerja, polisi, dan kendaraan dari Selatan, semua tumpang tindih melaju menuju Jogja. Penumpukan di perempatan Ringroad Giwangan, adalah pemandangan wajar.

Kurang lebih sepuluh tahun kepungkur, bus-bus dari arah Imogiri bak merangsek masuk melalui arteri-arteri utama Banguntapan. Tempat ini sudah riuh bahkan sebelum utara digerus pembangunan hotel bertingkat megah. Ramai lantaran aktivitas dari selatan menuju Jogja berkerumun melalui jalanan seperti Imogiri Timur dan Imogiri Barat.

Lantas, apalagi yang bisa disebut sebagai “kota”? Pembangunan? Hal ini adalah makanan empuk bagi para investor yang mengincar harga murah, namun dengan penjualan yang lumayan. Jika utara adalah hotel, maka selatan adalah perumahan. Selain Sewon dan Jetis, pembangunan perumahan di Banguntapan bisa disebut gila-gilaan.

Sawah-sawah yang memuat padi yang kelak kita santap dengan nikmat, kini menjadi lautan beton yang diisi oleh perumahan bak sebuah kondisi yang kian sekarat. Menjemukan sih nggak, tapi mau sampai kapan hal ini terus terjadi dan menjadi kian rumit? Ini bukan perkara sulit menemukan lapangan bola di desa, namun masih adakah sawah untuk digarap oleh kaum tani?

Baca Juga:

Sate Klatak Pak Jupaini Jogja: Rasanya Nggak Kalah dengan Pak Bari dan Pak Pong, dan Amat Cocok untuk Pekerja Kantoran

Orang Bantul Kalau ke Sleman Rasanya Dekat, tapi Orang Sleman ke Bantul Rasanya Jauh Banget: Penderitaan Mahasiswa Nglaju PP

Tujuannya ya utara adalah hura-hura, selatan adalah muram durja. Utara adalah hotel dan mal, memiliki permasalahan tentang air tanah, jika di selatan ya masalah agraria. Demo kecil-kecilan selalu ada, menyambut pembangunan perumahan yang “menutupi” akses warga desa. Semua bergerak di akar rumput, terdengar sayup-sayup.

Ayolah, bahkan jalanan Banguntapan bak cosplay menjadi Las Vegas. Bedanya, jika Las Vegas banyak baliho untuk memperkenalkan kasino, di Banguntapan adalah baliho yang memperkenalkan perumahan. Apa? Mau cari perumahan model apa? Nggak usah searching, cukup jalan-jalan saja di arteri Banguntapan.

Dari yang mulai “HUNIAN MURAH DI KAWASAN EKSKLUSIF” sampai “CICILAN MURNI SYARIAH” bak pasar malam yang menjual dirinya. Sampah visual sih nggak, tapi itu namanya sudah jadi limbah visual. Jangan berharap melihat langit indah di Banguntapan, pol mentok ya pemandangan langitnya adalah “PERUMAHAN DENGAN AKSES MUDAH KE BANDARA NYIA”. Kurang kota apa coba?

Biasanya sih sebuah kota itu selalu problematik dengan pembangunan jalan. Entah itu penambalan aspal atau melebarkan jalan. Jangan salah, Banguntapan juga ada pokok permasalahan prinsipil seperti itu.

Jalan depan JM Fashion—mal mini versi anak hits Banguntapan—yang pating gronjal bak trek-trekan motor cross, ya wes biarlah menjadi seperti itu. Jalanan berlubang, motor banyak yang terperosok dan rusak, ya mau bagaimana lagi? Jika nggak cuan, ngapain diurusin? Gampang, tinggal nunggu Lebaran lantas diaspal seadanya. Tambal sulam yang hanya bertahan palingan tiga bulan saja.

Jadi ya jangan sekali-kali lagi bilang bahwa Banguntapan itu adalah desa. Bahkan bisa saja kami yang ada di Kabupaten Bantul ini lebih kota dari suburban Jogja yang biasanya hanya menegaskan pembangunan di pusat-pusat kotanya. Renovasi Tugu, misalnya. Di Banguntapan, dengan kondisi sawah yang menipis dan kemacetan menjalar di mana-mana, menjadi sebuah upaya bahwa kami adalah orang kota yang kebetulan saja berada di batas wilayah Bantul.

BACA JUGA Starterpack Muda-mudi Bantul di Malam Tahun Baru dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 Januari 2021 oleh

Tags: Bantul
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

3 Alasan Tinggal di Bangunjiwo Bantul Semakin Tidak Nyaman Mojok.co

3 Alasan Tinggal di Bangunjiwo Bantul Semakin Tidak Nyaman

10 November 2024
Klaten Diam-diam Lebih Urban daripada Bantul Mojok.co jogja

Klaten Diam-diam Lebih Urban daripada Bantul

18 Januari 2025
Masih Pantaskah Sewon Bantul Menyandang Sebutan Sewonderland? Mojok.co

Sewon, Kecamatan di Bantul yang Ajaib dan Punya Banyak Pedukuhan Bernama Tumbuhan

16 Oktober 2025
Kasihan Bantul Nggak Butuh Dikasihani seperti Namanya, Kecamatan Ini Sudah Overpower

Kasihan Bantul Nggak Butuh Dikasihani seperti Namanya, Kecamatan Ini Sudah Overpower

17 Juli 2025
Mencoba Pahami Konsep Jalan Perbatasan di Bantul terminal mojok.co

Bantul, Daerah yang Penuh dengan Kejadian (dan Orang) Aneh

3 Desember 2022
Bantul akan Baik-baik Saja Tidak Punya Mal Selama Ada Tempat-tempat Ini Mojok.co

Bantul akan Baik-baik Saja Tidak Punya Mal Selama Ada Tempat-tempat Ini

1 Desember 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.