Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Ekonomi

TikTok Shop Bisa Taklukkan Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak: Apa Betul?

Social Commerce tampak menarik dan seolah bisa mengungguli e-commerce.

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
30 Januari 2023
A A
Tiktok Shop Bisa Taklukkan Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak: Apa Betul? Terminal Mojok.co

Tiktok Shop Bisa Taklukkan Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak: Apa Betul? Terminal Mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika pertama hadir, TikTok dipandang jadi medsos para jamet. Tempat orang alay dan tidak punya malu untuk mengekspresikan diri. Tapi siapa sangka, TikTok kini jadi salah satu penguasa medsos dunia. Dari joget-joget ala Jeje, sampai berbagi ilmu kini ada semua di TikTok. Dan sekarang, orang jualan juga bisa melalui TikTok. Tepatnya dengan fitur TikTok Shop.

Fitur ini sebenarnya bukan gebrakan besar. Tapi, ia menjawab permintaan user. Sejak pandemi Covid-19 meledak, belanja daring jadi pilihan utama (dan sering kali, satu-satunya). Berbagai e-commerce tampil untuk menjawab kebutuhan ini. Namun itu tidak cukup, manusia ingin komunikasi ketika belanja dan berdagang. Dan platform seperti TikTok menjadi pilihan.

Dengan konten video serta live, penjual bisa berkomunikasi dengan pembeli langsung. Baik dari menawarkan keunggulan sampai menjawab pertanyaan. TikTok tentu tidak tutup mata. Akhirnya, lahirlah TikTok Shop. Berbeda dengan marketplace di medsos lain, TikTok menawarkan komunikasi langsung. Kebangkitan TikTok Shop menjadi kekuatan baru jual beli daring. Bahkan, ia digadang bisa jadi rival besar e-commerce senior macam Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak.

Apakah social commerce bisa kuasai pasar belanja online?

Tapi apakah model social commerce seperti TikTok bisa menguasai dunia belanja modern? Ataukah ini menjadi fenomena gelembung yang bisa pecah sewaktu-waktu?

Bicara social commerce tidak afdol tanpa membahas Facebook. Senior jualan online ini telah lebih dulu menyajikan fitur jual beli sebelum TikTok. Banyak yang mengira Facebook Marketplace akan menggeser e-commerce lain. Tapi terbukti bahwa kehadirannya tidak menggeser kultur belanja daring. Sampai hari ini, e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak masih menguasai belanja daring ini.

Kekurangan dari model social commerce adalah validasi dan keamanan. Lantaran berbasis medsos, viralitas serta popularitas menjadi kunci. Tentu kedua hal ini tidak memberi jaminan pada pembeli. Modal konten yang menarik tidak cukup memberi rasa aman bagi pembeli untuk belanja. Tentu ini berbeda dengan sistem yang ditawarkan e-commerce. Lantaran jual beli adalah pondasi utama, maka kepercayaan serta jaminan menjadi hal dasar.

Misalnya, Anda ingin membeli sebatang emas ANTAM melalui daring. Apakah Anda akan percaya pada konten penjual yang rupawan dan menggoda? Atau pada toko yang sudah diverifikasi dan mendapat review positif?

Mungkin Anda akan memandang enteng validasi dan keamanan ini pada produk murah. Misal, sekadar membeli saringan teh atau kaos kaki. Tapi ketika Anda ingin membeli barang yang lebih bernilai, Anda tidak bisa percaya pada cocot penjual saja. Inilah mengapa fenomena TikTok Shop tidak bisa dipandang sebagai senja bagi e-commerce lain.

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

5 SMK Unggulan di Klaten yang Menawarkan Jurusan dengan Prospek Karier Cerah

Social commerce dipandang menarik

Banyak orang memandang social commerce itu menarik. Itu, sih, sudah pasti. Pasalnya, belanja menjadi lebih hidup dengan komunikasi ala medsos. Bagi penjual, social commerce menawarkan kesempatan untuk promosi lebih dalam. Namun kalau bicara penetrasi pasar, ya tidak sebaik e-commerce.

Dalam model social commerce, pengunjung toko Anda bukan semua calon pembeli atau leads. Kebanyakan adalah pengguna medsos yang mencari hiburan. Tentu melakukan penetrasi pada persona yang random ini lebih sulit. Apalagi tujuan utama mereka berselancar di medsos adalah mencari entertainment. Berbeda dengan e-commerce, pengunjung adalah leads potensial. Mereka masuk ke aplikasi untuk belanja. Dan penjual bisa menggaet mereka dengan tawaran dan kepercayaan.

Kecuali Anda memang gabut, dan membuka aplikasi e-commerce hanya untuk membuang waktu. Itu saja, Anda sudah paham kalau aplikasi tersebut adalah untuk belanja. Lebih besar kemungkinan Anda belanja ketika gabut di e-commerce daripada di medsos.

Segmen pasar social commerce

Pada akhirnya, segmen pasar di social commerce menjadi sangat kecil. Dari funnel pertama yaitu pengguna medsos, dikerucutkan menjadi pengguna medsos yang suka belanja daring. Makin mengerucut lagi pada pengguna medsos yang percaya untuk belanja di sana. Dan terus menyempit sampai menjadi hot leads. Pada e-commerce, funnel pertama sudah pasti orang yang tertarik belanja. Jadi makin besar hot leads di ujung funnel.

Bukan berarti saya berniat mengarti kecilkan model social commerce. Namun saya percaya persaingan social commerce dengan e-commerce sebenarnya tidak sesengit itu. Namun yang lebih tepat adalah kolaborasi. Seperti yang sudah-sudah, medsos menjadi alat promosi dan mengedukasi calon pembeli. Kemudian para hot leads nanti digiring menuju e-commerce untuk diyakinkan lebih lanjut. Dan pada akhirnya terjadi transaksi melalui e-commerce.

Jika social commerce malah berdiri sendiri, bagaimana nasib pembeli? Tanpa ada jaminan keamanan, tentu keselamatan belanja menjadi tanda tanya. Apalagi ketika model bisnis dasarnya sudah medsos, jelas mengedepankan populisme daripada menjawab trust issue. Bukankah begitu?

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Audian Laili

BACA JUGA Memahami Jerat Pikat Marketplace kayak Tokopedia, Bukalapak, atau Shopee

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini, ya.

Terakhir diperbarui pada 31 Januari 2023 oleh

Tags: bukalapake-commercepilihan redaksishopeeSocial Commercetiktok shoptokopedia
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Perbandingan Biaya Transaksi di Tokopedia dan Shopee. Pilih Mana? (Unplash.com)

Perbandingan Biaya Transaksi di Tokopedia dan Shopee. Pilih Mana?

27 Oktober 2022
Pengalaman Retur Barang Shopee yang Terlalu Mudah Malah Bikin Saya Kepikiran Mojok.co

Pengalaman Retur Barang Shopee yang Terlalu Mudah Malah Bikin Saya Kepikiran

12 Mei 2025
Prembun Kebumen, Kecamatan yang Nggak Istimewa, tapi Nyaman Dijadikan Tempat Tinggal Mojok.co

Prembun Kebumen, Kecamatan yang Nggak Istimewa, tapi Nyaman Dijadikan Tempat Tinggal

24 Juli 2024
4 Rekomendasi Kopi Susu di Jogja yang Enaknya Nggak Masuk Akal Terminal Mojok

4 Rekomendasi Kopi Susu di Jogja yang Enaknya Nggak Masuk Akal

14 Mei 2022
Selain KKN di Desa Penari, 3 Thread Horor Berikut Layak Dibuat Film Terminal Mojok

Selain KKN di Desa Penari, 3 Thread Horor Berikut Layak Dibuat Film

1 Mei 2022
Membangun MRT di Surabaya Memang Ideal, tapi Kurang Masuk Akal Terminal Mojok

Membangun MRT di Surabaya Memang Ideal, tapi Kurang Masuk Akal

22 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Saya Bangga Setengah Mati Lahir dan Besar di Kebumen (Unsplash)

Dulu Malu Bilang Orang Kebumen, Sekarang Malah Bangga: Transformasi Kota yang Bikin Kaget

10 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Culture Shock Orang Jakarta Ketika Pertama Kali ke Jayapura, Ternyata Nggak Terpelosok seperti dalam Bayangan

Culture Shock Orang Jakarta Ketika Pertama Kali ke Jayapura, Ternyata Nggak Terpelosok seperti dalam Bayangan

9 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya
  • Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah
  • Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur
  • Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua
  • Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban
  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.