Terminal Leuwipanjang dan Terminal Cicaheum itu bersaudara, tapi nasib keduanya sungguh berbeda.
Terminal di Indonesia terbagi dalam 3 tipe, yaitu tipe A, Tipe B, dan Tipe C. Tipe A, berfungsi melayani kendaraan penumpang umum untuk angkutan antarkota antarpropinsi (AKAP), dan angkutan lintas batas antarnegara, angkutan antarkota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota (AK), serta angkutan pedesaan (ADES).Â
Tipe B berfungsi melayani kendaraan penumpang umum untuk angkutan antarkota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota (AK), serta angkutan pedesaan (ADES). Sedangkan Terminal Tipe C berfungsi melayani kendaraan penumpang umum untuk angkutan pedesaan (ADES).
Di artikel ini, saya akan membahas Terminal tipe A yang ada di Kota Bandung, tepatnya Terminal Leuwipanjang dan Terminal Cicaheum. Terminal Leuwipanjang melayani rute dari Bandung ke arah barat seperti ke Jabodetabek, Banten, hingga Pulau Sumatera.Â
Sementara itu, Terminal Cicaheum melayani rute dari Bandung ke arah timur seperti ke Cirebon, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Walaupun kedua terminal ini sama-sama berada di Kota Bandung, tapi nasibnya berbeda 180 derajat. Kondisi Terminal Leuwipanjang lebih baik dibanding Cicaheum.
Daftar Isi
#1 Fasilitas Terminal Leuwipanjang seperti bandara
Terminal Leuwipanjang terletak di Jalan Soekarno-Hatta No. 205, Kelurahan Situsaeur, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung. Terminal ini melayani 637 bus per hari dengan rata-rata penumpang mencapai 5.260 orang per hari. Luas terminal ini mencapai 4,5 hektare.
Dulu, kondisi Terminal Leuwipanjang ini sangat kumuh, kotor, banyak calo, serta preman. Sampai akhirnya pemerintah melakukan revitalisasi. Akhirnya, terminal ini lebih bersih, modern, nyaman, dan tak kalah dengan kondisi terminal maupun bandara.Â
Setelah revitalisasi, Terminal Leuwipanjang percontohan banyak terminal di Indonesia dengan konsep mixed use. Konsep mixed use sendiri merupakan sebuah upaya mengubah konsep terminal yang dahulu hanya untuk naik-turun penumpang dan kedatangan keberangkatan bus, menjadi pendorong dan penggerak perekonomian warga serta sebagai wadah kegiatan sosial dan seni budaya.
Setelah revitalisasi, Terminal Leuwipanjang punya counter check-in, ruang tunggu keberangkatan, sky-bridge, area komersial, area ramp check, kids zone, dan fasilitas pendukung lainnya. Melalui revitalisasi dan modernisasi, terminal ini membuat nyaman dan meningkatkan minat masyarakat menggunakan angkutan umum bus, sehingga bisa mengurangi tingkat kemacetan di Kota Bandung.
#2 Jangankan revitalisasi, Terminal Cicaheum malah akan ditutup
Terminal Cicaheum terletak di Jenderal Ahmad Yani, Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Terminal Cicaheum per harinya mampu menampung 517 bus. Luas terminalnya 1,1 hektare. Bagi saya, terminal ini kurang luas bagi sebuah terminal tipe A yang melayani bus AKAP.
Dulu, Terminal Cicaheum pernah menjadi tempat lokasi syuting film seri Preman Pensiun. Yang sering menonton ini pastinya hafal betul kondisi terminal ini. Bagi saya, kondisi terminal ini lumayan kumuh karena belum direvitalisasi seperti Terminal Leuwipanjang. Selain itu, toilet terminal ini kotor tidak terawat dan banyak calo.
Setelah Terminal Leuwipanjang direvitalisasi dan diresmikan oleh Presiden, ada kabar gembira bahwa Terminal Cicaheum juga akan segera direvitalisasi oleh kementerian perhubungan. Tapi masih menunggu antrian saja.
#3 Alasan penutupan Â
Namun, setelah menunggu lama, ternyata banyak media lokal Bandung mengabarkan bahwa pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan, berencana menutup Terminal Cicaheum mulai 2025. Pemerintah mengambil keputusan ini menyusul rencana pembangunan Depo Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya.Â
Dengan kata lain, seluruh aktivitas Terminal Cicaheum tidak akan ada lagi. Pelayanan AKAP maupun AKDP akan dialihkan ke Terminal Leuwipanjang.
Rencana penutupan Terminal Cicaheum bukan tidak mungkin akan menimbulkan kemacetan area sekitar Terminal Leuwipanjang. Tak terkecuali Jalan Bypass Soekarno Hatta. Sungguh merana nasib terminal ini.
Penulis: Acep Saepulloh
Editor: Yamadipati Seno
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.