Pusat kuliner di Gunungkidul
Selain memiliki MPP, Terminal Dhaksinarga Wonosari juga memiliki taman kuliner. Ya, lebih dari 50 kios berjajar rapi di area terminal. Berbagai macam makanan tradisional hingga kekinian bisa ditemukan di tempat ini.
Tempat makan bernama Taman Wisata Kuliner Dhaksinarga ini biasa buka setiap sore hingga malam hari. Awalnya, tempat ini digunakan sebagai tempat parkir Angkutan Desa (Angkudes). Mengingat Terminal Dhaksinarga yang cenderung sepi, Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) berinisiatif untuk membuat taman kuliner di area parkir.
Nggak hanya menjual makanan, saya juga melihat beberapa pedagang yang menjajakan pernak-pernik dan pakaian. Tentu saja hal ini bisa menjadi pusat oleh-oleh bagi para penumpang yang ingin pulang ke kampung halaman.
Taman yang dikelola para PKL ini menggunakan skema pinjam-pakai. Dengan adanya pusat kuliner di terminal ini, diharapkan mampu membuat suasana tempat umum ini semakin ramai. Pasalnya, sejak diresmikan beberapa tahun lalu, Terminal Dhaksinarga Wonosari memang cenderung sepi. Bahkan ketika saya berkunjung ke terminal ini, hanya sedikit penumpang yang ingin melakukan perjalanan.
Fasilitas menawan tapi sepi penumpang
Masalah fasilitas di Terminal Dhaksinarga Wonosari tentu sudah nggak diragukan lagi. Beberapa fasilitas penunjang, seperti toilet, penitipan barang, fasilitas bagi penyandang disabilitas, hingga fasilitas khusus untuk ibu hamil dan menyusui. Sejauh mata memandang, mayoritas ruangan di dalam terminal juga cukup bersih dan tertata dengan rapi.
Selain itu, pelayanan di terminal juga sangat ramah. Saat saya mencoba ngobrol-ngobrol seputar Terminal Dhaksinarga dengan beberapa petugas di sana, mereka juga menyambut dengan hangat. Hampir semua mengatakan bahwa saat ini Terminal Dhaksinarga berupaya terus meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi para penumpang serta meramaikan kembali tempat umum ini.
Tidak bisa dimungkiri bahwa terminal di Gunungkidul memang cenderung sepi, bahkan sangat sepi pada hari-hari biasa. Keramaian penumpang hanya terjadi momen mudik Lebaran dan arus balik saja. Hal ini terjadi karena para penumpang biasanya tidak turun di terminal, melainkan di tempat-tempat yang dekat dengan rumah.
Setelah selesai berkeliling di dalam terminal, saya mencoba mencicipi beberapa kuliner yang disediakan di tempat ini. Sembari menikmati semangkuk soto, saya nggak merasa kalau sedang berada di terminal. Nggak ada lalu-lalang kendaraan dan penumpang seperti yang dulu sering saya lihat terminal lawas di Jalan Baron. Justru saya lebih merasakan hawa restoran dan mal di terminal yang terbilang masih baru di Gunungkidul ini.
Saat beranjak pergi dari Terminal Dhaksinarga Wonosari, saya melihat bus keluar dari pintu utama. Tampak bus itu hanya mengangkut beberapa penumpang, mungkin warga Gunungkidul yang akan kembali ke perantauan setelah libur Lebaran. Dalam hati saya berdoa, semoga selamat sampai tujuan. Selamat kembali bekerja dan keluarga di rumah baik-baik saja.
Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.