Mahasiswa UIN SAIZU Purwokerto sangat terbantu oleh salah satu tempat fotokopi si sana. Sebuah tempat yang penuh canda, sekaligus berhati mulai.
Dewasa ini, untuk hal sesederhana penyerahan kaos kepada suatu pihak atau responden saja memerlukan keterangan hitam di atas putih. Saking banyaknya oknum yang menyalahgunakan kekuasaan membuat seluruh elemen masyarakat terkena imbasnya.
Pengalihan hardfile ke softfile belum sepenuhnya berhasil 100 persen. Masih ada hal-hal yang tidak bisa diwakili softfile di zaman di mana perkembangan teknologinya signifikan. Tentu hal ini menambah anggaran untuk sebuah organisasi maupun individu. Namun, hal ini tidak selamanya berkonotasi negatif. Hal ini menjadi keuntungan bagi pengusaha fotokopi dan atau cetak yang tidak mundur di tengah perkembangan teknologi.
Hal ini juga dirasakan oleh mahasiswa. Rasanya, mahasiswa tidak bisa jauh dari yang namanya fotokopi atau tempat nge-print atau cetak. Apalagi bagi mahasiswa tingkat akhir yang sedang berjuang hengkang dari kampus lewat jalur yang benar.
Hal tersebut berlaku juga buat mahasiswa UIN SAIZU Purwokerto, yang baru kemarin jadi UIN itu, lho. Mereka juga membutuh yang namanya tukang print atau fotokopi.
Pasalnya, bimbingan itu paling ideal memang offline karena aturan Covid-19 sudah diperlonggar. Kalau kata salah satu dosen, “Nah, ini manfaatnya offline. Bisa langsung saya coret-coret di sini biar ngga lupa.”
Ketika sedang bimbingan dengan beliau, saya mendengar kalimat ini: ”Dulu waktu online, mahasiswa nggak mudeng-mudeng mana yang harus direvisi.”
Inilah posisi penting tempat fotokopi dan print. Lantaran tingginya tingkat permintaan, di Purwokerto, muncul beberapa tempat fotokopi dengan ciri khasnya masing-masing.
#1 Andestal, si paling mepet UIN SAIZU
Tempat fotokopi ini memang mepet dengan UIN SAIZU, Purwokerto. Letaknya persis di utara gedung kampus atau barat Masjid Darun Najah. Fotokopi ini paling ramai di UIN SAIZU.
Gimana nggak ramai kalau lokasinya paling dekat dengan kampus utama. Bagi mahasiswa UIN SAIZU Purwokerto ini jelas praktis dan menyingkat waktu. Mereka bisa berangkat ke kampus sambil nge-print tugas atau revisian.
Makin enak karena mahasiswa bisa WA dulu sama mas-mas yang kerja di sana. Mereka bisa minta di-print-kan dulu tugasnya, lalu tinggal bayar ketika diambil. Praktis banget, menghindarkan mahasiswa dari drama telat masuk kelas.
Pelayanan di tempat fotokopi ini bagus dan cepat. Maklum, ada tiga tenaga yang melayani konsumen. Selain itu, Andestal punya banyak komputer dan sudah terkoneksi dengan internet.
Soal harga masih standar, per lembar Rp500 saja. Butuh buku atau alat tulis? Andestal jelas punya. Pokoknya segala kebutuhan perkuliahan ada di sini. Mahasiswa UIN SAIZU Purwokerto jangan khawatir haus atau lapar kalau lagi antre, di sana juga menyediakan aneka minuman kemasan.
#2 Dzakira FC, si paling luas
Sama seperti Andestal, tempat fotokopi Dzakira FC nggak jauh dari kampus UIN SAIZU Purwokerto. Bedanya, kalau dari kampus mau ke Dzakira, kamu harus menyeberang jalan. Bisa dibilang, dua tempat fotokopi ini adalah “rival”. Lokasi mereka berseberangan saja.
Sebenarnya, situasi di Dzakira FC sama Andestal nggak jauh beda. Cuma, kalau Dzakira FC kelihatan lebih bersih karena sudah memakai keramik putih. Kalau Andestal masih tegel.
Tempat fotokopi Dzakira cuma punya dua pekerja. Jadi, kalau lagi ramai, pelayanan jadi agak lambat. Namun, tempatnya luas dengan langit-langit yang tinggi membuat Dzakira jadi lebih sejuk. Harganya nggak jauh beda sama rivalnya.
#3 Ababil Biru, si paling murah
Ababil Biru itu tempat fotokopi paling ramah sama mahasiswa tua UIN SAIZU Purwokerto yang sibuk revisi. Alasannya, apa lagi kalau bukan jadi paling murah. Harga per lembarnya cuma Rp300. Sudah begitu, para pekerja di sana suka memberi potongan.
Para pekerja di tempat fotokopi dengan dua pelanggan ini semuanya ramah dan humoris. Meski tidak seluas yang sebelumnya, pelanggan bisa sambil curhat ke mas-masnya sambil nungguin hasil print. Ababil Biru punya kipas angin, jadi kamu bisa ngisis dan nggak kepanasan.
Tempat fotokopi ini punya keunikan tersendiri, yaitu adanya risban atau kursi panjang dari bambu yang bagian ujungnya nanjak dikit kaya buat bantalan itu, lho. Jadi, kamu bisa duduk di situ sambil nunggu mas-masnya bertugas. Uniknya lagi, di tembok tempat fotokopi ini ada slogan yang berbunyi, “Ngeprint sekarang bayarnya kapan-kapan.”
Seingat saya, nggak ada tempat fotokopi lain yang mengizinkan pelanggannya ngutang. Sangat bersahabat bagi mahasiswa UIN SAIZU Purwokerto yang belum dapat kiriman dari orang tua.
Nah, itu dia beberapa tempat fotokopi di sekitar kampus UIN SAIZU Purwokerto yang punya kekhasan. Kalau kalian bakal milih yang mana, nih? Yang pasti, tempat satu dengan tempat yang lain memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Penulis: Irna Maifatur Rohmah
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Purwokerto, Purwakarta, Purworejo: Dilema karena Sebuah Nama