Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

4 Hal yang Perlu Kamu Tahu tentang Tebet, Kecamatan yang Tak Pernah Tidur

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
21 Juli 2023
A A
4 Hal yang Perlu Kamu Tahu tentang Tebet, Kecamatan yang Tak Pernah Tidur

4 Hal yang Perlu Kamu Tahu tentang Tebet, Kecamatan yang Tak Pernah Tidur (Ray Sangga Kusuma via Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Dua setengah tahun sudah saya menjalani kehidupan di Tebet, salah satu kecamatan dengan tingkat kepadatan dan kemacetan yang cukup menjengkelkan di wilayah Jakarta Selatan. Secara sejarah, Tebet dulunya berupa rawa-rawa dan semak belukar yang menyerupai hutan tebat (seperti di Sumatera Selatan). Kata “lebat” oleh orang-orang Melayu yang menjadi penduduknya di masa itu disebutnya dengan “tebat.” Sedangkan orang-orang Betawi yang merupakan penduduk mayoritas, menyebut “tebet” alias rimbun atau lebat. Nah jadilah disebut dengan daerah Tebet.

Pada 1960-an, Tebet merupakan kawasan pemukiman yang baru dibuka karena penggunaan daerah perkotaan seperti Senayan dan Kebon Baru sebagai pusat olahraga ketika Indonesia ditunjuk jadi tuan rumah Asian Games yang keempat. Setelahnya, penelitian J.J. Rizal mengungkapkan bahwa Kawasan Tebet sempat terkenal menjadi tempat menyembunyikan selingkuhan.

Tapi terlepas dari itu, kini Tebet telah berkembang dan menjadi salah satu kecamatan di Jakarta Selatan yang heterogen dan tak pernah tidur. Bagi kalian yang belum pernah ke Tebet dan berencana ingin hidup di daerah ini, ada beberapa hal yang wajib kamu ketahui.

Tebet, surga pencinta cafe

Tebet itu dijuluki sebagai “Distrik 1000 Cafe”. Angka 1000 memang tidak bermakna secara harfiah, melainkan metafora yang menandakan begitu banyaknya cafe di Tebet. Penghitungan saya, ada sekitar 150-an cafe yang ada di Tebet. Bentuk dan konsep yang sangat beragam mulai dari yang berkonsep retro atau classic, modern, hingga minimalis yang berisikan hanya beberapa meja dan kursi. Mau cafe yang bising dengan suara musik yang nggak karuan atau cafe yang menawarkan ketenangan, semuanya ada.

Nggak heran, Tebet kemudian menjadi pilihan bagi pemuda untuk nongkrong dan menghabiskan waktu di malam hari. Yah tahu sendiri, anak muda sekarang kan butuh banget tuh nongkrong sambil gibah atau sekadar mabar game online. Bahkan pernah saya temui di sebuah cafe ada sekumpulan gen Z sedang nobar MPL di cafe.

Makanya, kalau di Tebet, kamu nggak bakalan bingung nyari tongkrongan. Yang bikin bingung justru ketika nggak punya uang.

Jarang ada angkringan di Tebet

Pada saat awal-awal di Tebet, tepatnya pada 2021, setidaknya ada empat angkringan yang bisa dikunjungi untuk sekadar ngeteh dan makan dengan porsi minimalis. Tapi saat ini hanya tersisa dua angkringan, itu pun yang satu lebih sering tutupnya.

Padahal keberadaan angkringan bagi orang Jawa blasteran kek saya ini tuh penting. Kadang orang hanya butuh teh atau jahe panas yang airnya dimasak di atas tungku arang ditemani gorengan yang meski ukurannya kecil tapi setidaknya harganya masih masuk akal ketimbang gorengan yang ada di cafe-cafe itu. Duduk lesehan atau berhadapan dengan bungkusan nasi, gorengan, dan sate-satean bagi saya pribadi lebih menyenangkan.

Baca Juga:

Cerita Orang Jakarta Selatan di Perantauan: Dicap Anak Gaul, padahal Aslinya Biasa Aja

Ini Dia Alasan Orang Jakarta Timur Malas Diajak Main ke Jakarta Selatan

Kelangkaan angkringan ini secara bisnis wajar karena orang-orang kelas menengah atas lebih memilih cafe. Sementara kalangan menengah ke bawah lebih memilih starling.

Tidak ramah bagi pencinta nasi goreng

Kamu pencinta nasi goreng tapi tinggalnya di Tebet? Oh sungguh itu bentuk lain dari penyiksaan terhadap selera makan.

Penjual nasi goreng di Tebet itu menjamur. Tapi semuanya template, sama semua terutama yang gerobakan. Kalau enak sih nggak apa-apa, tapi ini rasanya biasa aja dan nggak bikin ketagihan. Ada satu penjual nasgor yang enak, tapi lebih sering tutup. Entah orang ini niat jualan apa tidak. Saya kadang berpikir, apakah rasa gorengan yang template ini karena bisnis nasi goreng dimonopoli oleh segelintir orang? Sehingga resep dan cara masaknya sama.

Saya bisa simpulkan bahwa nasi goreng di Tebet itu kalau yang murah (di kisaran 15 ribuan) rasanya biasa aja dan sama semua. Sementara yang enak harus siap membelinya dengan harga 25-60k. Yah saya sendiri jadinya kalau mau makan nasi goreng yah ke Solaria. Itu pun sebulan sekali. Bentar, saya mau nangis dulu.

Tamannya bagus, tapi bau

Pada awal 2022, di Tebet diresmikan sebuah taman kota yang disebut Tebet Eco Park. Taman ini merupakan gagasan dan “jasa” dari mantan Gubernur Jakarta idola saya, Bapak Anies Baswedan yang mempermak Taman Honda yang lebih mirip hutan ketimbang taman.

Taman tersebut memiliki luas tanah 7 hektar. Saat ini menjadi tempat populer untuk hiburan, sosialisasi, dan rekreasi untuk masyarakat sekitar. 

Taman ini memang indah dengan penataan yang rapi. Pohon yang rimbun, jalur untuk berlari yang lebar, tempat duduk yang banyak, ditambah pagar yang mengelilinginya membuat Tebet Eco Park jadi taman yang tertib dan rapi. Bahkan dua lokasi taman yang terpisah oleh jalan raya dihubungkan dengan sebuah jembatan gantung.

Hal inilah yang membuatnya meraih penghargaan bergengsi bertaraf internasional yakni President’s Design Award Singapore. Ketika taman ini diresmikan, pengunjungnya sempat melebihi 150 ribu pengunjung dalam satu minggu. Angka ini lebih tinggi dari pengunjung Taman Impian Jaya Ancol.

Namun sangat disayangkan, keindahannya sedikit ternodai oleh sanitasi air atau sungai buatan yang berada di dalam taman. Air di sungai tersebut keruh dan bau, sangat bikin nggak nyaman jika kita duduk di sekitaran sungai.

Hal ini terjadi karena posisi taman Tebet yang berada di hilir sehingga menampung air comberan dari berbagai selokan. Ini jadi potret bagaimana buruknya manajemen sanitasi air oleh Pemprov Jakarta.

Bayangkan saja, sedang jogging atau berolahraga pagi, niatnya menghirup udara segar ini malah bau comberan. Kan nggak asyik dan merusak mood.

Nah empat hal di atas menurut saya perlu kalian ketahui dan menjadi perhatian sebelum memutuskan ingin tinggal di Tebet. Jadi, masih tertarik?

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Rekomendasi Warung Makan Underrated di Tebet yang Wajib Dicoba

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Juli 2023 oleh

Tags: jakarta selatankecamatantebettebet eco park
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

Kedu, Kecamatan Paling Strategis di Kabupaten Temanggung dan Jadi Tempat Tinggal Terbaik

Kedu, Kecamatan Paling Strategis di Kabupaten Temanggung dan Jadi Tempat Tinggal Terbaik

8 Maret 2024
Tebet, Sebaik-baiknya Daerah di Jakarta untuk Merantau Mojok.co

Tebet, Sebaik-baiknya Daerah di Jakarta untuk Merantau

14 Agustus 2024
Kebayoran Lama Adalah Bukti Nyata Nggak Semua Wilayah Jaksel Elite

Kebayoran Lama Adalah Bukti Nyata Nggak Semua Wilayah Jaksel Elite

1 Februari 2024
Ini Dia Alasan Orang Jakarta Timur Malas Diajak Main ke Jakarta Selatan

Ini Dia Alasan Orang Jakarta Timur Malas Diajak Main ke Jakarta Selatan

28 Oktober 2025
Kalibawang Kulon Progo, Daerah yang Dianggap Terbelakang dan Sepi, padahal Menawarkan Ketenangan Batin yang Paripurna

Kalibawang Kulon Progo, Daerah yang Dianggap Terbelakang dan Sepi, padahal Menawarkan Ketenangan Batin yang Paripurna

28 September 2024
ontosoroh

Bumi Manusia for Millenials Jakarta Selatan Part II: Nyonya Ontosoroh

21 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.