Tanya Soal Ujian ke Kating di Jenjang S-2 Itu Percuma dan Nggak Bakal Mendongkrak IPK

Tanya Soal Ujian ke Kating di Jenjang S-2 Itu Percuma dan Nggak Bakal Mendongkrak IPK

Tanya Soal Ujian ke Kating di Jenjang S-2 Itu Percuma dan Nggak Bakal Mendongkrak IPK (Unsplash.com)

Saya nggak habis pikir, kok ada mahasiswa S-2 yang masih sempet-sempetnya bertanya soal ujian ke kating di tahun ajar sebelumnya. Saya kira itu adalah trik licik yang hanya berlaku di jenjang S-1. Dan, inilah yang saya alami sendiri ketika ditanya mahasiswa angkatan di bawah saya.

Menjadi momen yang mengagetkan bagi saya ketika mendapat sebuah chat dari nomor tak dikenal yang mengaku mahasiswa magister Sosiologi angkatan 2023. Ia bertanya kurang lebih begini: Mas, samean punya soal ujian tahun kemarin ta?

Awalnya saya kira yang nge-chat adalah mahasiswa tingkat bawah saya pada program sarjana. Lha ternyata dia benar-benar mahasiswa magister yang pernah nongkrong bareng saya.

Saya pribadi sebenarnya kebingungan mau menjawab pertanyaan si adik tingkat. Sebab bagi saya, tindakannya sia-sia banget, nggak bakal melonjakkan nilai apalagi mendongkrak IPK di jenjang S-2. Kok rasa-rasanya dosen program magister nggak mungkin bikin soal yang diterapkan abadi.

Soal ujian selalu berevolusi

Ketika ada mahasiswa magister yang bertanya pada kating soal ujian tahun lalu, menurut saya itu sangat meremehkan kapabilitas dosen pascasarjana. Meskipun kebanyakan dosen pascasarjana sudah sepuh, bukan berarti kemampuan intelektual mereka berkurang.

Persoalan ujian saja, hampir semua dosen pascasarjana itu selalu melakukan perubahan dalam soal-soal ujian yang mereka bikin setiap tahun mengikuti perkembangan isu-isu terkini. Para dosen ini mengajak mahasiswa untuk berpikir secara analitis sesuai isu-isu terbaru.

Kalau acuannya isu-isu kontemporer, sudah dapat dipastikan bahwa setiap tahun atau bahkan setiap semester, soal ujian pasti berubah. Nggak mungkin sama. Hal ini sudah saya konfirmasi dengan mahasiswa angkatan di bawah saya yang lain. Pada mata kuliah Teori Sosial misalnya, yang menurut saya materinya itu-itu aja sejak S-1, tapi pas ujian soalnya pasti selalu berubah.

Di era saya, soal ujian Teori Sosial terkait isu-isu pandemi yang dianalisis menggunakan teori sosial. Sementara angkatan di bawah saya mendapat soal terkait isu politik kekuasaan karena memang waktunya mendekati pemilu. Intinya, soal ujian di jenjang S-2 itu berevolusi setiap tahun.

Jadi minim literasi

Ketika mahasiswa S-2 tetep maksa bertanya soal ujian ke angkatan atasnya, maka itu akan membuat si mahasiswa jadi minim literasi. Pada akhirnya daya juang si mahasiswa akan menurun, nggak ada berdarah-darahnya sama sekali dalam membaca berbagai referensi. Pasalnya, mahasiswa tersebut akan terpaku pada bacaan-bacaan yang hanya terkait dengan soal ujian tahun kemarin. Padahal sebagaimana konklusi sebelumnya, soal ujian itu pasti berevolusi.

Lha, kalau mengacu pada soal tahun kemarin, si mahasiswa angkatan bawah ini pasti goblok ndadak. Kalau sudah begini bukannya meningkatkan nilai dan mendongkrak IPK, yang ada nilai malah anjlok masuk jurang.

Ujian diganti mini riset dengan topik yang berbeda setiap mahasiswa

Hal lain yang membuat bertanya soal ujian tahun lalu pada kating sia-sia karena ujian mahasiswa S-2 berupa mini riset. Jadi, tolong, lagi-lagi jangan samakan jenjang S-2 dengan S-1 di mana kita masih menjumpai soal-soal ujian yang menjelaskan pengertian, konsep, dll.  Di jenjang S-2 itu semuanya berbasis analisis, dan mini riset adalah bentuk mempersulit menguji mahasiswa dalam aspek analitiknya.

Jadi, ketika ditanya, “Mas, samean punya soal ujian tahun kemarin ta?” Tentu jawabannya nggak ada. Wong adanya cuma instruksi mengumpulkan hasil mini riset sesuai dengan topik yang dipilih mahasiswa sendiri dengan berlandaskan pada teori atau konsep yang dipelajari.

Ini juga yang menjadi alasan bahwa mencontek di jenjang S-2 adalah sesuatu yang sangat-sangat mustahil. Ibaratnya, mahasiswa S-2 bekerja dan berkarya sebebas mungkin, sesuai basis analisis masing-masing. Meskipun menggunakan teori atau konsep yang sama, hasilnya tentu sangat berbeda karena isu yang diangkat juga berbeda.

Sekali lagi, bukannya bermaksud jahat atau bagaimana kepada mahasiswa angkatan di bawah saya, saya ingin membantu kalian sebagai kating. Namun, cara saya membantu bukan dengan memaparkan soal-soal ujian yang keluar karena itu hanya pembodohan. Biasanya saya hanya akan menjawab bahwa soal ujian yang keluar terkait analisis isu-isu kontemporer berdasarkan teori dan konsep yang diajarkan ketika kuliah. Udah, cukup.

Penulis: Mohammad Maulana Iqbal
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Cara Menjadi Mahasiswa S2 yang Baik dan Benar.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version