Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Taman Balekambang: Lebih dari Sekadar Wujud Kasih Sayang

Maulana Adhi Nugraha oleh Maulana Adhi Nugraha
2 Juli 2022
A A
Taman Balekambang Lebih dari Sekadar Wujud Kasih Sayang Terminal Mojok

Taman Balekambang Lebih dari Sekadar Wujud Kasih Sayang (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Udah pernah berkunjung ke Taman Balekambang?

Wujud kasih sayang orang tua terhadap anak itu beragam. Ada yang memilih me time bersama anak dengan cara main bareng atau pergi jalan-jalan, ada yang membelikan mainan atau pakaian baru, ada yang memberikan pujian dan hadiah seperti tambahan uang saku, atau ada juga yang meluangkan waktunya sekadar mendengarkan keluh kesah si anak. Namun, apa yang dilakukan oleh Mangkunegara VII belum tentu bisa dilakukan oleh orang tua manapun di bumi Nusantara. Saking besarnya rasa sayang terhadap anaknya, beliau sampai membangun taman yang luas sebagai bukti.

Taman Balekambang adalah taman yang dibangun sebagai wujud rasa kasih sayang Mangkunegara VII kepada kedua orang anaknya, GRAy Partini Husein Djayadiningrat dan GRAy Partinah Sukanta. Taman yang kini berada di Jalan Balekambang, Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta, ini dibangun pada 26 Oktober 1921. Taman Balekambang terbagi menjadi dua bagian, yaitu Partini Tuin dan Partinah Bosch.

Partini Tuin atau Taman Air Partini adalah sebuah kolam luas di tengah taman yang awalnya berfungsi sebagai tempat penampungan air dan hanya digunakan untuk keluarga kerajaan. Kini, semenjak Taman Balekambang terbuka untuk umum, kolam ini digunakan untuk aktivitas lainnya seperti memancing atau bermain becak air.

Di tengah kolam berdiri patung GRAy Partini dan di sisi lain kolam berdiri sebuah Balai Apung yang jika dilihat sekilas dari jauh terlihat mengambang. Dari sinilah nama Balekambang berasal.

Sementara itu, Partinah Bosch atau Hutan Partinah merupakan sebuah hutan kota yang berisi tanaman-tanaman langka seperti beringin putih dan beringin sunsang. Selain beragam tamanan, di hutan kecil ini terdapat hewan menjangan yang dilepasliarkan dan berkeliaran di sekitar area hutan. Pengunjung biasanya berinteraksi dengan menjangan-menjangan ini dengan memberikan makanan berupa sayur-sayuran. Ditengah-tengah rimbunnya pepohonan berdiri patung GRAy Partinah, sosok yang namanya diabadikan menjadi nama hutan kota ini.

Dengan adanya Partini Tuin dan Partinah Bosch, Taman Balekambang jadi punya peran ganda, yaitu sebagai daerah penampungan air sekaligus paru-paru kota. Kalau begini, Mangkunegara VII tidak hanya mencintai anak-anaknya, tapi juga mencintai lingkungan tempatnya berkuasa. Sebuah wujud nyata menjaga lingkungan daripada hanya koar-koar tanpa aksi nyata.

Awalnya Taman Balekambang tidak dibuka untuk umum. Taman ini hanya dapat diakses oleh keluarga dan kerabat Mangkunegaran sebagai tempat rekreasi. Yah, semacam Taman Sriwedari gitu, tapi ini versi Mangkunegaran. Namun semenjak Mangkunegara VIII berkuasa, taman ini dapat diakses oleh umum dan pengelolaannya diserahkan kepada Pemkot.

Baca Juga:

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

Awalnya kebijakan membuka Taman Balekambang disambut positif. Balekambang menjadi tempat berkumpul warga dan tempat pentas seniman-seniman tradisional seperti ketoprak sehingga fungsi taman ini bertambah, tidak hanya sekadar tempat penampungan air dan paru-paru kota tapi juga menjadi tempat interaksi masyarakat dan pagelaran budaya.

Namun karena pengawasan yang lemah, taman ini sempat menjadi taman yang terbengkalai. Menjadi zona merah karena kehadiran tempat pijat plus-plus dan menjadi sarang prostitusi. Kondisinya pun kumuh karena rumah-rumah semi-permanen dibangun di taman. Beruntung kondisi ini tak berlangsung lama.

Di era kepimimpinan Jokowi sebagai wali kota, Taman Balekambang kembali ditata agar kembali ke fungsi aslinya dan ini bisa dibilang berhasil. Kini upaya perbaikan lanjutan tengah diupayakan agar Taman Balekambang dapat dijadikan sebagai pusat kebudayaan Jawa nantinya.

Siapa sangka taman yang sudah berusia seabad lebih sedikit ini berperan penting menjaga lingkungan Kota Solo. Tak cukup sampai di situ, taman ini menjadi wahana interaksi masyarakat dan menjadi tempat berkembangnya budaya lokal.

Noda kotor yang sempat membekas pada sejarah taman ini setidaknya bisa dijadikan pembelajaran bagi pemimpin-pemimpin selanjutnya agar lebih memperhatikan peninggalan-peninggalan cagar budaya, apalagi cagar budaya yang memiliki dampak langsung ke lingkungan. Sebuah peninggalan yang visioner dari Mangkunegara VII.

Penulis: Maulana Adhi Nugraha
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Berencana Berlibur ke Kota Solo? Wajib Kunjungi 5 Tempat Bersejarah di Kota Solo Berikut Ini.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Juli 2022 oleh

Tags: mangkunegaransejarahsoloTaman Balekambangtempat wisata
Maulana Adhi Nugraha

Maulana Adhi Nugraha

Hanya seorang manusia biasa dengan kehidupan yang biasa pula.

ArtikelTerkait

Permasalahan Daging Anjing yang Benar-benar Kompleks: Sulitnya Memutus Rantai Konsumsi yang Kelewat Rumit

Permasalahan Daging Anjing yang Benar-benar Kompleks: Sulitnya Memutus Rantai Konsumsi yang Kelewat Rumit

12 Januari 2024
karang taruna pentas agustusan bendera merah putih indonesia terminalmojok

Menilik Sejarah Karang Taruna, Organisasi Paling Eksis di Bulan Agustus

5 Agustus 2021
Hidup di Pusat Kota Itu Nggak Selamanya Enak

Hidup di Pusat Kota Itu Nggak Selamanya Enak

22 Mei 2023
Membayangkan Betapa Repot Hidup Penglaju kalau KRL Jogja-Solo Tidak Ada Mojok.co

Membayangkan Betapa Repot Hidup Penglaju kalau KRL Jogja-Solo Tidak Ada

17 Februari 2025
Solo Kota yang Nyaman Banget, tapi Punya 3 Pekerjaan Rumah (Unsplash)

Solo: 3 Pekerjaan Rumah yang Wajib Diselesaikan Biar Kota Solo Tetap Nyaman

18 Juni 2023
5 Aturan Tidak Tertulis di Solo, Saya Tulis supaya Kalian Tidak Kaget Saat Berkunjung ke Sini  Mojok.co daerah istimewa

8 Aturan Tak Tertulis di Solo yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

26 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.