Sebenernya yang jadi menu utamanya tahu tek apa kerupuk, sih?
Bagi orang yang suka lapar tengah malam seperti saya, mencari makanan di luar adalah hal yang susah-susah gampang. Susahnya karena mencari makanan selain penyetan, nasi goreng, dan tahu tek itu hampir mustahil. Tapi gampangnya karena penjual makanan seperti yang saya sebutkan tadi bisa didapatkan di mana saja, asalkan nggak di tengah hutan.
Saya sendiri nggak tahu, kenapa makanan-makanan tersebut sering kali dijual saat malam hari. Tapi yang jelas, di antara sederet makanan yang saya sebutkan, saya menyimpan keresahan yang cukup mendalam terhadap tahu tek, khususnya ke pedagangnya. Bukan karena pedagangnya jutek atau apa, tapi karena penyajian mereka yang menaburkan kerupuk menumpuk itu yang jadi masalah.
Saya nggak tahu apakah kalian pernah bertemu pedagang tahu tek seperti itu. Tapi, sepanjang pengalaman membeli kuliner satu ini, cara penyajian mereka selalu begitu. Walau terlihat sepele, dampaknya cukup signifikan terhadap cita rasa dari tahu tek itu sendiri.
Daftar Isi
Membuat orang yang makan kesusahan
Saya kurang tahu, apa sebenarnya motif para pedagang menyajikan tahu tek dengan kerupuk menumpuk. Apakah untuk menutupi porsinya yang sedikit? Apakah ingin memberi kepuasan ilusif pada pembeli karena porsinya terlihat banyak? Atau memang biar nggak ribet aja.
Saya pribadi nggak masalah jika salah satu alasannya begitu. Tapi yang jadi masalah, dengan penyajian kerupuk menumpuk begitu, saya jadi kesulitan menyantap tahu tek!
Gimana ya, mau menyingkirkan kerupuknya, tapi mau ditaruh mana? Wong piringnya cuma satu. Terus, kalau kerupuknya dimakan duluan, saya merasa rugi karena nggak bisa menikmati rasa campuran antara tahu tek dan kerupuknya yang gurih itu.
Akhirnya mau nggak mau saya harus mengambil keputusan ekstrem sekalipun itu berbahaya. Keputusan itu adalah menyingkirkan kerupuk ke area di luar piring alias area yang kotor karena nggak ada alasnya. Atau kalau kebetulan saya sedang pakai sarung, ya saya harus sedikit mengangkang biar sarung saya bisa jadi tempat kerupuknya.
Cita rasa tahu tek dan kerupuk jadi berkurang
Selain membuat orang yang makan kesulitan, penyajian dengan kerupuk menumpuk membuat cita rasa tahu tek dan kerupuknya jadi berkurang. Tahu goreng, lontong, taoge, kentang goreng, dan bumbu kacangnya jadi terasa aneh ketika tercampur dengan kerupuknya. Varian rasa yang tercampur sebelum masuk di mulut itu bener-bener nggak senikmat ketika tercampur di dalam mulut.
Entah kenapa begitu, saya juga heran. Seolah campuran antara tahu tek dan kerupuknya nggak rela kalau nggak menyentuh area dalam mulut si penikmatnya.
Begitu juga dengan kerupuknya. Ketika kerupuknya ditumpuk di atas, otomatis dia meleleh karena terkena bumbu kacang. Nah, karena dia meleleh, rasanya jadi hambar, nggak ada gurih-gurihnya lagi. Mau kerupuknya itu dimakan secara bersamaan dengan nasi pecel pun, kalau kerupuknya sudah meleleh, ya rasanya nggak ada nikmat-nikmatnya.
Kalau nggak percaya, coba saja amati rasanya ketika makan tahu tek yang kerupuknya sudah meleleh.
Sebaiknya kerupuk udang kecilnya dipisah atau dibungkus
Makanya buat para pedagang tahu tek yang menaburkan kerupuk sampai menumpuk, tolong perbaiki cara penyajian kalian. Jangan sampai kekayaan cita rasa kuliner satu ini hilang gara-gara kerupuknya ditaburkan menumpuk.
Kalau memang mau memperbaikinya, saya punya saran agar para pedagang nggak perlu repot-repot mikir. Bungkuslah kerupuknya dengan ukuran plastik yang kecil. Atau, kalau takut nantinya merusak lingkungan, pisahkan antara tahu tek dan kerupuknya dengan menaruh kerupuknya di mangkuk. Mangkuknya nggak usah besar-besar. Mangkuk kecil yang biasanya dipakai buat kuah sop atau mi ayam pun sudah bisa.
Saya pikir, cara tersebut nggak akan memakan biaya yang cukup mahal. Sudah cukup banyak juga pedagang makanan yang ada memakai cara tersebut. Toh, dengan teknik penyajian seperti itu, saya kira jumlah kerupuk yang dikeluarkan nggak sebanyak ketika disajikan di atas makanan.
Dan satu hal yang saya kira sangat perlu untuk disadari. Menumpuk kerupuk di atas tahu tek nggak akan membuat makanan satu ini terkesan lebih banyak. Percayalah, orang-orang nggak akan mudah percaya dengan strategi penyajian seperti itu. Orang-orang sudah tahu kalau sedikit atau banyaknya porsi itu dilihat dari makanan utamanya, bukan makanan pelengkapnya.
Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Tahu Tek Surabaya Lebih Enak daripada Tahu Tek Sidoarjo.