Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tahu Bulat, Tahu Balut, dan Tahu Gejrot: Mana yang Rasanya Paling Cihuy?

Muhammad Ridwansyah oleh Muhammad Ridwansyah
8 Desember 2020
A A
Tahu Bulat, Tahu Balut, dan Tahu Gejrot: Mana yang Rasanya Paling Cihuy? terminal mojok.co

Tahu Bulat, Tahu Balut, dan Tahu Gejrot: Mana yang Rasanya Paling Cihuy? terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Di dataran Sunda, kepopuleran tahu bulat sama seperti tahu balut dan tahu gejrot. Hanya penjual tahu bulat memiliki ciri khas yang identik. Dengan menggunakan mobil pick up ditambah slogan, “Digoreng dadakan lima ratusan,“ bikin tahu bulat lebih dikenal daripada tahu balut dan tahu gejrot.

Akan tetapi, penjual tahu gejrot tak kalah identik. Penjual tahu ini biasanya seorang laki-laki yang memanggul barang dagangannya dan berkeliling ke kampung-kampung. Dan hampir semua penjual tahu ini orang Cirebon. Pasalnya, memang sejarah tahu gejrot berasal dari Cirebon. Lalu, penjual tahu balut? Biasanya hanya menggunakan gerobak saja.

Nah, sebagai pecinta jajanan-jajanan daerah khas sendiri, saya merasakan ada semacam kegelisahan sama tahu bulat. Maksud saya, kok ya semakin ke sini tahu bulat yang padahal sudah terkenal, rasanya jadi agak gimanaaa gitu. Sedangkan tahu balut dan tahu gejrot, mari saya jelaskan.

#1 Tahu bulat

Begini. Sebenarnya sebelum tahu bulat memiliki keunikan dari penjualnya yang menggunakan mobil dan speaker dengan nyanyian yang khas, justru (dulu) keunikan utamanya itu terdapat dalam bentuk serta rasanya. Namun, kepalang sudah terkenal malah kehilangan ciri khas utamanya. Makanya orang kenal hanya nyanyian, “Tahu bulat digoreng dadakan lima ratusan, mangga cobain”.

Saya memperhatikan betul perkembangan tahu bulat. Pada masa jayanya, makanan ini sukses melebarkan sayapnya di mana-mana. Produksinya membludak, tetapi kurang sesuai dengan standar keamanan pangan. Sehingga, banyak beredar tahu bulat mentah di pasar tradisional yang mengandung bahan pengawet. Hal inilah yang kemudian merusak penampilan tahu bulat.

Saya yakin orang Sunda setuju bahwa saat ini banyak tahu bulat yang terlihat berair dan berbau menyengat. Bahkan ketika sudah matang, eh kempesnya cepat banget meski sudah digoreng cukup lama. Ditambah lagi satu per satu pengusaha tahu biasa malah bikin tahu bulat versi pabriknya. Dan harganya saling menjatuhkan.

Akan tetapi, meski begitu tahu bulat masih tetap eksis. Banyak anak-anak hingga orang tua masih menyukainya. Apalagi sekarang sudah banyak variasinya. Mulai dari tahu bulat crispy, udang sayur, ayam suwir pedas, dan lain sebagainya. Rekomendasi dari saya sih tahu bulat udang sayur pedas. Soalnya rasa dan teksturnya lebih lembut di lidah daripada variasi tahu bulat lainnya.

#2 Tahu balut

Tahu balut ini gambarannya begini. Tahu putih yang ukurannya besar, lalu dipotong kecil-kecil berbentuk kotak dan digoreng, kemudian dikasih bumbu. Jajanan yang satu ini berbeda dengan tahu bulat, nggak ada variasinya. Bentuknya hanya kotak-kotak kecil saja dan dibikin crispy doang.

Baca Juga:

4 Ciri Warung Sunda yang Masakannya Dijamin Enak, Salah Satunya Lalapan Selalu Segar

3 Kuliner Solo yang Bikin Culture Shock Lidah Sunda Saya

Akan tetapi, yang bikin enak adalah bumbunya. Saya nggak tahu pasti, setiap menanyakan bahan dan bumbu yang digunakan sama si penjual tahu balut ini nggak pernah dikasih tahu. Mungkin dikira mau jualan juga kali, ya. Padahal saya nanya-nanya aja. Untuk bumbunya ada yang berwarna putih dan merah. Yang putih memberikan rasa gurih dan yang merah buat rasa pedas.

Nah, yang bikin saya tertarik sama tahu balut ini karena kalau dimakan setengah matang, lalu dikasih bumbu bubuk cabai merah lebih enak. Untuk harga tahu balut ini mulai dari Rp3.000-5.000.

#3 Tahu gejrot

Saat ini penjual tahu gejrot sangat sulit ditemui di Garut. Saya hanya menemui dua penjual saja tiap pekannya. Para penjual tahu ini, kalau kata orang Cirebon, di sana justru lebih banyak menggunakan tampah yang ditaruh di kepala, bukan memakai pikulan.

Nah, kalau saya tidak keliru, tahu gejrot ini biasanya menggunakan tahu Sumedang. Saya memperhatikan proses penyajian tahu ini sangat unik. Jadi tahu gejrot ini disajikan dengan kuah saus dari bumbu halus seperti bawang putih, cabai merah, cabai rawit, dan dikasih garam sedikit. Lalu ditambah lagi dengan air asam, air putih, dan kecap manis.

Tahu gejrot ini biasanya disajikan di atas piring yang terbuat dari bambu. Untuk menikmatinya nggak menggunakan sendok, tetapi menggunakan lidi kecil yang kemudian ditusuk ke bagian tahu yang sudah dipotong-potong.

Bagi saya, rasa tahu yang bercampur dengan kuah saus tadi dapat memberikan sensasi dan cita rasa yang khas. Apa, ya, menikmati tahu gejrot sambil duduk bersama penjualnya kayak menggambarkan kesederhanaan tapi nikmat gitu. Hahaha. Favorit, sih.

Jadi menurut kalian, mana yang lebih enak? Tahu bulat, tahu balut, atau tahu gejrot?

BACA JUGA Es Cincau, Es Cendol, dan Es Goyobod: Mana yang Paling Segar? dan tulisan Muhammad Ridwansyah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Desember 2020 oleh

Tags: SundaTahu Bulattahu gejrot
Muhammad Ridwansyah

Muhammad Ridwansyah

Founder penulis Garut. Penulis bisa disapa lewat akun Twitter dan Instagram @aaridwan16.

ArtikelTerkait

Ilustrasi Cilacap Barat Daerah Unik Tanpa Identitas yang Jelas (Unsplash) tki #kaburajadulu

Keunikan Cilacap Barat yang Bikin Bingung Warganya Sendiri karena Masuk Wilayah Ngapak, tapi Dianggap Sunda Juga Bisa

18 Januari 2024
Combro Versi Banyumas Isinya Dage, Menyalahi Kaidah Filosofi Kata "Combro"

Combro Versi Banyumas Isinya Dage, Menyalahi Kaidah Filosofi Kata “Combro”

26 November 2023
ngasak beras nasi liwet tradisi ngaliwet sunda mojok

Apa pun Kegiatannya, Nasi Liwet Selalu Jadi Kudapan Primadona Orang Sunda

10 November 2020
Orang Cirebon Terlalu Jawa untuk Disebut Sunda, Terlalu Sunda untuk Disebut Jawa Mojok.co

Orang Cirebon Terlalu Jawa untuk Disebut Sunda, Terlalu Sunda untuk Disebut Jawa

12 Januari 2024
sunda maunya dipanggil aa bukan kang mang mojok

Memahami Panggilan ‘Mang’ di Sunda agar Nggak Salah Kaprah

11 Desember 2020
Perempuan Sunda Nggak Matre, tapi Jago Atur Keuangan (Unsplash)

Sering Dianggap Matre, Padahal Perempuan Sunda Paling Unggul Mengelola Keuangan

11 September 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.